Dewan Penasehat Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam, Akbar Tanjung menjadi pemateri di Latihan Kader (LK) II (Intermediate Training), Kamis (20/4/2017). Photo Hermanto/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Tokoh nasional sekaligus Dewan Penasehat Majelis Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (MN-KAHMI), Akbar Tanjung berharap agar Latihan Kader II (Intermediate Training) yang digelar HMI Cabang Persiapan Kota Banjar, menjadi motivasi untuk para kader HMI.
“Saya berharap perserta yang mengikuti pengkaderan ini dapat termotivasi untuk meningkatkan kemampuan di organisasi, kemampuan dibidang kepemimpinan, dan juga kemampuan dibidang kehidupan, berbangsa, dan bernegara,” ucapnya kepada HR Online, di Aula Sport Centre Langensari Kota Banjar, Kamis (20/4/2017).
[ Berita Terkait : HMI Cabang Persiapan Kota Banjar Gelar Intermediate Training Nasional ]
Menurutnya, sewaktu-waktu mereka (kader HMI.red) diberi kepercayaan untuk menduduki berbagai jabatan dan menjadi tokoh mengikuti senior-seniornya. “Seperti Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan saya sendiri serta banyak lagi tokoh-tokoh nasional yang berasal dari HMI,” ujar Akbar.
Akbar menambahkan, bahwa ia mengakui sering diundang kegiatan seperti ini, dan ia selalu memenuhi permintaan para juniornya tersebut untuk memberikan pembelajaran dalam berorganisasi tentang kepemimpinan, kemasyarakatan, kebangsaan, dan kenegaraan.
“Menurut saya ini perlu diketahui oleh adik-adik junior saya di HMI, karena pada akhirnya mereka nanti akan terjun ke masyarakat dan bukan tidak mungkin nantinya mereka menjadi tokoh atau minimal jadi pemimpin di lingkungannya masing-masing,” ujar pria yang kerap disapa Abang ini.
HMI Cabang Persiapan Kota Banjar sendiri, untuk kali pertamanya menggelar Latihan Kader II (Intermediate Training) se Nusantara.
Pelatihan kader yang digelar di Aula Sport Centre Langensari Kota Banjar ini, dilaksanakan selama delapan hari, mulai dari tanggal 16-23 April 2017, dengan mengambil tema “islam dan rekayasa demokrasi indonesia upaya menjawab problematika kebangsaan dan keumatan”. (Hermanto/R5/HR-Online)