
Ketua Karang Taruna Kelurahan Muktisari, Agus Andri Aprilian. Photo: Nanang Supendi/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Pemuda Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, terus menyuarakan ketidaksetujuannya atas Lapang Sepakbola Sanggabuana yang dijadikan lokasi pembangunan Rumah Sakit, hanya akan diganti dengan fasilitas Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Hal itu muncul setelah mendengar penjelasan soal penggantian tanah lapang yang disampaikan Bappeda dan Bidang Cipta Karya Dinas PU, di Aula Kecamatan Langensari, pada hari Senin (12/06/2017).
“Kami dari pemuda tetap pada komitmen awal menginginkan pengganti berupa lapang sepakbola. Karena lapang itu sebelumnya sudah ada, dan berharap ada kembali. Tentunya dengan ukuran minimal standar, bukan lapangan mini,” kata Acep Sihombing, salah seorang pemuda setempat, kepada HR Online, Rabu (14/06/2017).
Menyimak dari pertemuan kemarin, lanjut Acep, RTH sudah direncanakan sejak awal oleh Pemkot Banjar, karena memang RTH wajib terpenuhi 30 persen dari luas wilayah suatu daerah.
“Jadi semestinya tak disambungkan dengan harapan warga dan pemuda yang menginginkan pengganti lapang. Lapang ya lapang harus kembali lagi diganti. Pemenuhan RTH itu sudah bagian kewajiban pemerintah sesuai ketentuan tadi,” tandasnya.
Menurut Acep, hingga akhirnya penggantian lapang belum jelas, bahkan bisa dibilang baru sebatas dicatat untuk nantinya dimasukan dalam perencanaan. Atau mungkin malah tidak sama sekali. Sebab, jawaban dari pemkot bahwa untuk lapang sudah ada di Sport Center dan itu mumpuni digunakan warga.
“Diarahkannya ke Sport Center. Justru yang menjadi pertanyaan kami, apakah semua elemen masyarakat bisa memakai lapangan tersebut. Apakah anak kecil yang tanpa sepatu diperbolehkan bermain bola di sana. Apakah tiap waktu, tiap saat bisa digunakan,” tanyanya.
Sebab, yang dia tahu bahwa untuk menggunakan fasilitas lapangan sepakbola di Sport Center itu ada mekanisme yang harus dilalui oleh warga. Jadi dalam hal ini mestinya pemerintah paham, bahwa warga tak mudah dan bisa kapan saja memakainya.
“Sekarang ini Lapang Sepakbola Sanggabuana memang jadi aset pemkot, tapi apakah salah warga minta untuk kembali disediakan lapang. Yang kami minta dari pemerintah adalah perhatiannya, terlebih Lapang Sanggabuana itu memiliki nilai histori bagi warga sini. Mohon kiranya pemkot memahami,” ungkap Acep.
Senada dikatakan Ketua Karang Taruna Kelurahan Muktisari, Agus Andri Aprilian, bahwa pemuda tetap berharap sebagai gantinya ingin berupa lapangan sepakbola lagi, sesuai ukuran luas semula.
“Pokoknya bukan RTH, karena sudah jelas tanpa masalah ini pun RTH akan tetap dibangun sebagaimana keharusan direncanakan 30 persen dari luas wilayah Kota Banjar. Kami tak ingin terulang seperti kejadian lapang Desa Langensari, hingga kini tak jelas penggantiannya,” kata Agus. (Nanks/R3/HR-Online)
Berita Terkait: