
Acara launching tahapan Pilkada yang digelar KPU Kota Banjar di Graha Banjar Idaman (GBI), disayangkan sejumlah pihak karena terkesan hedon dan elitis, jauh dari jangkauan masyarakat luas. Photo: Tsabit AH/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Tabuh genderang kontestasi Pilkada sebagai hajat demokrasi lima tahunan yang akan dihelat pada tahun 2018 mendatang, baik Pilwalkot Banjar maupun Pilgub, akan segera dimulai. Hal itu ditandai dengan kegiatan seremoni launching tahapan Pilkada yang digelar KPU Kota Banjar, di Gedung Graha Banjar Idaman (GBI), pada Senin (24/11/2017) malam lalu.
Launching tahapan Pilkada serentak 2018 merupakan salah satu agenda besar KPU dalam mensosialisasikan tahapan-tahapan menuju Pilkada 2018, baik pemilihan gubernur dan wakil gubernur, maupun pemilihan walikota dan wakil walikota.
Hal itu dimaksudkan untuk menggugah gairah kesadaran seluruh lapisan masyarakat Kota Banjar, agar nantinya masyarakat mengetahui tahapan pemilihan untuk menentukan pemimpin mereka lima tahun kedepan. Tahapan Pilkada tersebut meliputi persiapan dan pelaksanaan hingga hari pemungutan suara pada 27 Juni 2018 mendatang.
Melihat begitu pentingnya agenda tersebut guna memberikan sinyalmen kepada semua lapisan masyarakat, kegiatan launching tahapan Pilkada yang di gelar KPU Kota Banjar di GBI itu disayangkan sejumlah pihak.
Salah satunya Irfan Ali Sya’bana, salah seorang pemuda Kota Banjar. Dia mengatakan, kegiatan yang diselenggarakan oleh KPU sebenarnya secara konsep sudah bagus dan mengena dengan branding pendekatan simpul-simpul budaya daerah khas Jawa Barat.
Namun, acara tersebut akan lebih terasa ghirohnya ketika digelar di tempat-tempat terbuka yang dekat dengan jangkauan masyarakat. Karena menurutnya, launching tahapan Pilkada adalah hajatan rakyat, bukan hajatan segilitir orang yang menjadi elit-elit tertentu di Kota Banjar.
“Saya kira akan lebih mengena dirasakan oleh masyarakat ketika tempatnya bukan di GBI, karena saya melihat itu terkesan elitis dan eksklusif,” kata Irfan, kepada Koran HR, Selasa (14/11/2017).
Dia menilai, bagaimana mau menekan angka golput, sedangkan acara launching tahapan Pilkada saja sudah terkesan “hedon dan elitis,” jauh dari jangkauan masyarakat luas. Padahal sebaiknya untuk acara-acara seperti itu digelar di tempat yang ketika masyarakat sekitar datang tidak sungkan untuk ikut melihatnya.
“Jadi bukan hanya tamu undangan saja yang secara resmi diundang oleh KPU, tapi semua masyarakat bisa ikut merasakan dan menikmati “gelegar” dibukanya pesta akbar bernama Pilkada di Kota Banjar. Karena ini hajatan semua rakyat Kota Banjar untuk berhak menyambutnya,” tandas Irfan.
Terlebih, tensi politik dari partai politik (parpol) yang ada untuk mengusung calon sangat rendah. Hal itu terbukti baru satu pasangan calon saja yang sudah mendeklarasikan dan memproklamirkan dirinya maju sebagai Calon Walikota dan Wakil Walikota Banjar untuk periode 2018-2023.
Itu artinya isyarat kondisi politik di Kota Banjar yang kurang menggairahkan perlu di waspadai sebagai antisipasi ketika tingkat partisipaai itu rendah. Terlebih baru muncul satu pilihan calon saja.
“Saya berharap ke depan acara-acara yang kaitannya dengan proses tahapan Pemilu yang berkaitan langsung dengan masyarakat, seperti halnya debat kandidat dan lainya, bisa dilaksanakan di lokasi yang lebih terjangkau oleh masyarakat luas,” kata Irfan.
Ditemui terpisah, Ketua KPU Kota Banjar, Dani Danial Muhklis, menjelaskan, bahwa alasan acara launching tahapan Pilkada digelar di GBI karena mempertimbangkan kondisi cuaca yang akhir-akhir ini kerap turun hujan.
“Memang pada saat itu planing kita untuk kegiatan ini mau digelar di Taman Kota (Tamkot) yang luas dan terbuka, serta mudah diakses masyarakat. Namun, kondisi cuaca tidak memungkinkan,” terangnya.
Dirinya pun mengaku bahwa pada dasarnya membuka diri ketika ada masukan dari siapa saja, terlebih hal itu baik dan bisa diterima oleh semuanya untuk bersama-sama mensukseskan Pilkada. (Tsabi/Koran HR)