Quantcast
Channel: Berita Banjar – Harapan Rakyat Online
Viewing all articles
Browse latest Browse all 5240

Ngabuburit di Bojongkantong Banjar, Pecel & Gembus Jajanan Takjil Paling Laris

$
0
0
Ngabuburit di Bojongkantong Banjar, Pecel & Gembus Jajanan Takjil Paling Laris

Pecel dan Gembus menjadi makanan favorit yang diburu warga di Pasar Bojongkantong, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Foto: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Suasana sore atau waktu ngabuburit tampak ramai dipadati ratusan warga untuk mengunjungi pasar kuliner Ramadhan di Pasar Bojongkantong, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Selasa (14/06/2016).

Lokasinya yang strategis, terletak di pertengahan wilayah antara pusat Kota Banjar dan wilayah kota Kecamatan Langensari, menjadikan lokasi tersebut mudah dikunjungi saat ngabuburit selama bulan puasa. Selain itu, berbagai macam kuliner murah pun tersedia untuk berbuka puasa.

Pengunjung asal Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Ciamis, Sirojul Muntaha (22), mengaku sengaja mampir ke Pasar Bojongkantong saat ngabuburit. Menurutnya, tempat tersebut selalu ramai saat bulan Ramadhan, hingga kemacetan di jalan pun tidak dapat dihindarkan lagi.

“Saya memang sering melewati daerah sini dan kerap mampir untuk mencicipi kuliner yang ada di sini. Uniknya, ada kuliner yang tidak biasa dijumpai saat malam hari di Banjar selain di Pasar Bojongkantong, yakni pecel dan gembus. Makanan khas desa ini selalu dirindukan oleh perantau di kota.  Selain harga murah, juga bisa mengobati rasa lapar, terutama pada saat berbuka,” tuturnya.

Sambil asyik berbuka bersama temannya, Sirojul Muntaha, menceritakan kuliner pecel dan gembus selalu dirindukan oleh teman-temannya yang sedang bekerja di luar kota. Selain rasanya enak, juga harganya murah meriah yang selalu mengingatkan pada kehidupan di desa.

“Pecel juga disebut salad nusantara loh. Jadi hampir semua orang mengenalnya. Kalau gembus itu jodohnya memang sama pecel, pokoknya yang belum pernah mencoba, datang saja ke sini,” ujar Sirojul.

Dari pantauan HR, selain masih terdapat jajanan khas desa, para pedagang yang biasa mangkal di sekolah juga mengais keuntungan di tempat itu, seperti pedagang cilok, sosis bakar, es cendol, es dawet, serta berbagai pedagang makanan untuk takjil.

Sementara itu, Tumiyem (60), pedagang pecel yang biasa mangkal di Pasar Bojongkantong pada malam hari, mengaku meraup untung lebih setiap bulan Ramadhan. Menurutnya, berkah bulan Ramadhan sangat dirasakannya, karena pecel yang dijualnya semakin laris di waktu ngabuburit.

“Alhamdulillah, bisa mengumpulkan rupiah demi rupiah untuk menyambung hidup dan berobat suami saya yang sedang sakit. Saya hanya berjualan di pasar sini, jadi ini adalah hidup saya, berjualan pecel untuk hidup. Bedanya pecel yang saya jual dengan pecel lain, karena saya asli orang Solo, jadi ada aroma jeruknya,” ungkap Tumiyem.

Cukup dengan merogoh saku sebesar Rp.2.500 saja sudah  dapat satu porsi pecel buatannya. Meski untungnya tidak terlalu besar, namun bagi Tumiyem cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya.

“Konsumen saya biasanya orang-orang sini atau orang di luar Banjar yang kangen makanan khas desa, salah satunya pecel. Otomatis saya pun senang karena pecel saya masih menjadi bagian makanan yang dirindukan oleh semua orang. Mudah-mudahan selalu dilestarikan,” harapnya. (Muhafid/Koran-HR)


Viewing all articles
Browse latest Browse all 5240

Trending Articles