Irfan (20), menunjukkan pesan singkat di handphone miliknya dari pelaku penipuan dengan modus kirim pulsa. Photo: Muhafid/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Aksi kejahatan penipuan melalui telepon kembali meresahkan masyarakat. Sebelumnya, aparat kepolisian berhasil menangkap para pelaku dan penipuan dengan modus tersebut tak lagi terdengar.
Namun, kini para pelaku penipuan melalui telepon kembali beraksi dengan modus yang berbeda. Seperti diungkapkan Irfan (20), warga Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, kepada Koran HR, Senin (01/08/2016).
Baru-baru ini Irfan hampir tertipu oleh seseorang yang menelepon dengan mengatakan bahwa dia adalah teman lamanya yang bekerja di luar kota. Menurut Irfan, awalnya ada nomor tidak dikenal menelpon dirinya.
“Setelah diangkat, pelaku mengatakan dia itu teman saya. Saya pun mengingat-ngingat suara teman yang berada di luar daerah. Setelah berpikir cukup lama, saya lalu menyebutkan nama dan daerah asal teman saya itu, tapi saya sendiri tidak menyebutkan nama asli saya. Saat itulah basa-basi layaknya dengan teman berlangsung,” tutur Irfan.
Menurut Irfan, yang membuatnya yakin kalau si penelpon itu adalah benar temannya, yaitu ketika pelaku mematikan telepon dengan dalih mau masuk kerja. Namun, setelah beberapa jam kemudian, pelaku kembali nelpon tapi dengan nomor yang berbeda.
Dalam percakapan yang ke dua kalinya itu, pelaku berpura-pura menemukan tas yang berisi uang Rp.11,8 juta, emas 25 gram, serta obat generik di sebuah toilet yang berada di SPBU. Dia mengatakan, di dalam tas yang ditemukannya itu tidak ada identitas kecuali 1 lembar photo ukuran 3×4. Pelaku pun meminta Irfan untuk tidak menyampaikan hal tersebut kepada siapapun, dan nantinya uang tersebut akan dibagi 2 setelah dia keluar dari toilet.
“Pada waktu itu pelaku mengaku bingung untuk menyembunyikan tas tersebut, karena takut ketahuan penjaga toilet. Kmudian, pelaku meminta saya untuk mengaku kalau tas itu milik saya dan ciri-cirinya harus saya hafalkan. Setelah itu, seseorang yang mengaku penjaga toilet pun menelpon saya dan menanyakan kebenaran soal tas tersebut,” terang Irfan.
Setelah semua cocok dengan apa yang dikatakan pelaku kepada Irfan untuk menyampaikan kepada penjaga toilet, lalu pelaku meminta persetujuan Irfan memberi uang terima kasih kepada penjaga tersebut. Tanpa pikir panjang, kesepakatan memberi uang Rp.200 ribu pun disepakati.
Sambil mendengarkan percakapan pelaku saat menyampaikan dan memberikan uang terima kasih tersebut, tiba-tiba penjaga toilet itu merebut telepon yang dipegang pelaku. Dari percakapan yang terdengar, penjaga toilet merasa tidak enak karena aksi pemberian uang terekam CCTV, dan dirinya bakal dipecat.
“Nah, di situ saya mulai merasa janggal dan terbukti kalau mereka ternyata satu tim. Karena ujung-ujungnya saya diminta mengirim pulsa sejumlah 200 ribu rupiah sebagai pengganti uang pemberian tersebut. Pelaku menunggu saya mengirimkan pulsa dan telepon tidak boleh dimatikan. Daripada ribet, saya matikan saja biar aman,” ungkap Irfan.
Dari kejadian ini, walaupun tidak sampai menjadi korban, namun Irfan khawatir bila kejadian serupa menimpa orang lain. Pasalnya, beberapa kejadian serupa sudah banyak korbannya yang telah mengirimkan pulsa dalam jumlah besar.
“Syukur-syukur pelaku bisa diciduk sama pihak berwenang, yang jelas modus penipuan seperti ini meresahkan. Untung saja saya tidak mudah percaya kepada orang lewat telepon maupun media sosial. Sekali lagi waspada terhadap aksi tersebut,” pungkas Irfan. (Muhafid/Koran-HR)