Rudi sedang mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak di Lingkungan Cikabuyutan Barat, RW.10, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Photo: Hermanto/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Setiap orang pastinya punya definisi tersendiri tentang apa yang disebut dengan pahlawan. Seorang pahlawan bukan hanya yang gugur di medan perang, atau mereka yang gagah berani menumpas kejahatan dan membela kebenaran seperti pada sebuah film.
Namun, di lingkung Cikabuyutan Barat RT 03/10, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, ada seorang pahlawan dalam bidang pendidikan, khususnya bidang bahasa Inggris. Orang tersebut bernama Rudi Burhanudin (49), profesinya adalah seorang guide (pemandu wisata) di Pangandaran.
Ia menekuni pekerjaannya tersebut sejak tahun 1990 hingga sekarang. Namun, meski seorang guide yang sibuk, hal itu tidak menjadi halangan bagi ayah dari Denia Dara (22), dan Varos Alvito (14) ini untuk mengisi waktu luangnya mengajar bahasa Inggris kepada anak-anak TK dan SD yang ada di lingkungannya.
Saat Koran HR menyambangi rumahnya, Minggu (04/12/2016) lalu, ia terlihat sedang mengajar bahasa Inggris kepada belasan anak. Walaupun belajar di tempat yang serba terbatas dan apa adanya, namun anak-anak sangat antusias. Suami dari Sri Hartati (49) ini mengajar setiap hari Jum’at-Minggu, mulai pukul 13.00 WIB-15.00 WIB, yakni sebelum anak-anak belajar agama di madrasah.
“Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa. Saya ikhlas dan ini free alias gratis. Saya hanya ingin mentransfer ilmu kepada anak-anak, khususnya bidang bahasa Inggris,” ungkap Rudi.
Metode yang digunakan dalam pembelajaran yakni metode sambil bermain. Bila hari Minggu, Rudi didampingi istrinya bersama anak-anak berjalan ke sebuah sawah atau kampung-kampung dalam rangka refresing sambil belajar, tentunya belajar bahasa Inggris.
“Mereka saya ajak belajar bahasa Inggris sambil refresing, sehingga nantinya tidak terlalu penat dan mudah dimengerti. Kalau selesai dan kembali ke sanggar, saya tanya satu-satu, apa saja yang ditemui di luar sana. Jika ada yang bisa menjawab dengan benar, biasanya saya kasih hadiah berupa makanan ringan,” tuturnya, sambil tersenyum.
Menurut Rudi, bahasa Inggris sudah menjadi bahasa internasional, sehingga nantinya anak-anak sudah fasih berbahasa Inggris dan bisa berkomunikasi dengan turis atau bangsa asing yang datang ke Indonesia.
Namun ia juga menilai, bahwa bahasa lokal pun menjadi hal yang menarik, karena tidak jarang orang lokal luar daerah maupun turis asing yang datang sering kali ingin belajar bahasa lokal.
“Jadi jangan heran, kalau memasuki wilayah Lingkungan Cikabuyutan Barat, RW.10, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, sudah mirip seperti kampung Inggris. Karena anak-anak di sini kerap berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris,” kata Rudi. (Hermanto/Koran HR)