Berita Banjar, (harapanrakyat.com),– Dhea Novianti (13), seorang pelajar di Kota Banjar, Jawa Barat meninggal dunia akibat Demam Berdarah Dengue (DBD). Dhea meninggal setelah dirawat di RSUD Kota Banjar, Selasa (7/1/2020) sore.
Dhea merupakan siswi Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kota Banjar yang juga warga lingkungan Cimenyan, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Banjar.
Nanang, kerabat korban mengatakan, sebelumnya Dhea dirawat di RS Mitra Idaman kemudian dirujuk ke RSUD Kota Banjar. Dirinya mendapat informasi, Dhea sudah meninggal dunia di RSUD pada Selasa sore.
“Kemarin sore meninggalnya, tadi pagi sudah dimakamkan,” katanya kepada sejumlah awak media di rumah duka, Rabu (8/1/2020).
Sementara itu, salah seorang guru pembina Osis SMPN 3 Banjar, Dian Dini saat melayat ke rumah duka membenarkan almarhumah merupakan peserta didik di SMPN 3 Banjar. Dhea masih duduk di bangku kelas 7.
Kepala Pelayanan RSUD Kota Banjar, Rohendi menyebutkan, jumlah total pasien DBD yang dirawat di RSUD Kota Banjar sejak bulan Januari sampai bulan Desember tahun 2019 tercatat sebanyak 419 pasien.
Rinciannya pasien dari Kota Banjar sebanyak 255 pasien, Kabupaten Ciamis 133 pasien, Kabupaten Cilacap 31 pasien dengan kunjungan tertinggi pasien DBD pada bulan Maret 2019.
Sampai saat ini, kata Rohendi melanjutkan, pasien yang meninggal ada tiga orang, 2 orang dari Ciamis dan 1 orang dari Kota Banjar, yakni Dhea Novianti yang masih tercatat sebagai pelajar di Kota Banjar.
“Kami secepatnya akan menyampaikan data DBD ini ke pihak Dinkes dan Puskesmas domisili pasien agar ditindaklanjuti di lapangan, sekaligus dilakukan pencegahan dan penanggulangan,” katanya. (Muhlisin/R7/HR-Online)
Berita Banjar(harapanrakyat.com),- Sebagai upaya mewaspadai bencana di kawasan hutan, Perum Perhutani KPH Ciamis BKPH Banjar Selatan, memasang spanduk imbauan bagi warga di kawasan hutan jati wilayah Gunung Sangkur, Kota Banjar, Jawa Barat.
Spanduk bertuliskan “Anda Memasuki Kawasan
Hutan Hati-hati Rawan Pohon Tumbang dan Longsor” itu sebagai upaya mengingatkan
kepada masyarakat yang berada di kawasan Perhutani Gunung Sangkur akan bahaya pohon
tumbang dan tanah longsor.
Hal itu dikatakan Kepala Bagian Kesatuan
Pengelolaan Hutan (KBKPH) Banjar Selatan, Amar Sukmana, melalui Kepala Resort
Pengelolaan Hutan (KRPH) Kota Banjar, Heryanto, kepada HR Online, Rabu
(08/01/2020).
Heryanto menyebutkan, ada spanduk himbauan
tersebut sudah terpasang di beberapa titik, yakni di wilayah Cijureuy, Desa
Kujangsari, Kecamatan Langensari, dan di jalur tanjakan Cirewog, Lingkungan
Panatasan, Kecamatan Pataruman.
“Hal itu untuk meminimalisir kejadian yang
tidak diinginkan. Masyarakat harus waspada karena daerah tersebut masuk
kawasan rawan longsor dan pohon tumbang, terlebih saat ini sudah memasuki musim
penghujan,” kata Heryanto.
Selain memasang spanduk imbauan, pihak KBKPH Banjar
Selatan bersama Polres dan Pemerintah Kota Banjar, rencananya akan melakukan
reboisasi atau penanaman pohon di sekitar kawasan hutan jati.
“Ada 28.000 pohon yang sudah disiapkan untuk ditanam
di lokasi seluas 25.05 hektare, tepatnya di petak 70 C. Rencananya hari Jum’at besok
pelaksanaannya,” terang Heryanto.
Diberitakan HR Online sebelumnya, saat rakor
Kesiapsiagaan Bencana Daerah, BPBD Kota Banjar telah memetakan beberapa daerah di
wilayah Kota Banjar yang rawan bencana.
Salah satu daerah rawan bencana yaitu di wilayah Kecamatan Pataruman, khususnya di kaki Gunung Sangkur dengan potensi daerah rawan longsor dan pergeseran tanah, sehingga perlu peningkatan kewaspadaan. (Muhlisin/R3/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Polres Banjar menggelar galang dana untuk korban bencana alam di Bogor dan sekitarnya dari semua anggota Polres Banjar. Pengumpulan ini dilakukan usai melaksanakan apel, Rabu (08/01/2020).
Dalam apel yang dipimpin Kapolres Banjar AKBP Yulian Perdana,
didampingi Wakapolres Kompol Ade Najmulloh, Yulian menyampaikan jajaran
kepolisian sangat berduka dengan adanya bencana yang ada di wilayah hukum Polda
Jabar itu.
Melalui galang dana yang dilakukan di tiap Polres yang ada
di Jawa Barat, termasuk di Kota Banjar, diharapkan dapat meringankan beban para
korban bencana di awal musim penghujan ini.
“Alhamdulillah anggota kami sangat antusias dalam hal
ini. Kita niati ibadah dan mudah-mudahan para korban bencana dapat
terbantu,” kata Yulian.
Yulian menambahkan, dari hasil penggalangan terhadap seluruh
anggota di jajarannya itu, terkumpul sebanyak Rp 15,708,500.
“Ini kita kumpulkan juga dari Polsek yang ada di kita.
Semoga bantuan ini dapat meringankan beban mereka yang ada di sana. Kita juga
berharap lingkungan kita harus dijaga agar bencana alam tidak terjadi,”
kata Yulian. (Muhafid/R6/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, sudah memasang alat pendeteksi gempa atau seismograf, untuk mengantisipasi dan mengukur guncangan akibat gempa bumi di wilayah Kota Banjar dan sekitarnya.
Kepala
BPBD Kota Banjar, Dedi Suardi, mengatakan, alat seismograf merupakan bantuan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika (BMKG) Provinsi Jawa Barat.
Nantinya
alat pendeteksi itu akan langsung terkoneksi ke BMKG. Alat tersebut akan
menampilkan berapa kekuatan jika terjadi gempa bumi, sehingga kesiapsiagaan
petugas dalam mendeteksi bencana lebih mudah.
“Alat
seismograf ini akan bekerja ketika
ada gempa, dengan luas jangkauan meliputi daerah Kabupaten Pangandaran,
Kabupaten Cilacap, Kabupaten Ciamis dan Kuningan,” terang Dedi Suardi, kepada
awak media, Selasa (07/01/2020).
Selain
memantau alat pendeteksi gempa, memasuki musim penghujan ini, BPBD Kota Banjar
juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana yang
ada di Kota Banjar.
Dedi
menyebutkan, ada beberapa titik di wilayah Kota Banjar yang sudah dipetakan
sebagai daerah rawan bencana, di antaranya wilayah Kecamatan Langensari yang berpotensi
angin kencang.
Selanjutnya,
daerah kawasan Gunung Babakan di Kecamatan Purwaharja, dan daerah di kawasan
Gunung Sangkur, Kecamatan Pataruman sebagai daerah rawan longsor dan retakan
tanah.
“Kemarin
sudah ada tanah longsor di Cipadung, Kecamatan Purwaharja, dan pohon tumbang
akibat angin kencang di wilayah Langensari. Alhamdulillah, semuanya bisa
ditangani,” katanya.
Meski
selama ini belum ada korban jiwa, Dedi mengingatkan kepada masyarakat agar tetap
berhati-hati dan selalu waspada. Terlebih sudah ada kejadian pohon tumbang menimpa
rumah warga. Oleh karena itu, bagi yang memiliki pohon besar di dekat rumah supaya
dipangkas untuk meminimalisir kerugian. (Muhlisin/Koran HR)
Berita Kesehatan, (harapanrakyat.com).- Manfaat Rebung untuk Kesehatan, Tunas Pohon Bambu yang Menyehatkan. Anda penasaran apa itu rebung? Rebung adalah tunas muda dari pohon bambu, biasanya keluar di samping tanaman bambu.
Rebung juga bisa diolah menjadi masakan yang lezat. Selain itu, ada banyak sekali manfaat yang dimiliki rebung terutama untuk kesehatan. Berikut ini beberapa manfaat untuk kesehatan ketika dikonsumsi secara rutin.
Manfaat Rebung untuk Kesehatan
Mencegah Sembelit
Sembelit
salah satu penyakit yang disebabkan karena sistem pencernaan yang tidak lancar.
Hal ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari Anda.
Untuk
itu, Anda harus terbiasa mengonsumsi rebung untuk mencegahnya. Sebab rebung memiliki kandungan yang
kaya akan serat.
Rebung dapat
menjauhkan tubuh Anda dari sembelit dan gangguan pencernaan lainnya.
Menstabilkan
Tekanan Darah
Manfaat rebung
untuk kesehatan yang berikutnya yaitu
dapat menstabilkan tekanan darah Anda dengan baik. Karena rebung kaya akan
kandungan senyawa kalium.
Fungsi
kalium yaitu dapat membantu menstabilkan tekanan darah dan bahkan juga dapat
menurunkannya. Jadi, apabila Anda mengalami tekanan darah rendah maka Anda
harus banyak mengonsumsi rebung untuk membuatnya normal.
Menjaga Kekebalan Tubuh
Kandungan rebung sangat baik bagi kesehatan tubuh Anda. Diantaranya yaitu kandungan
antioksidan, mineral, dan vitamin.
Kandungan-kandungan tersebut berfungsi membantu dan menjaga kekebalan
tubuh. Oleh karena itu, mengonsumsi rebung juga sangat penting supaya tubuh Anda tidak mudah terserang penyakit dan menjadi
tetap sehat.
Membantu
Mengobati Masalah Menstruasi
Mengonsumsi
rebung secara teratur juga mampu membantu berbagai masalah kesehatan reproduksi
pada wanita seperti pada saat Anda mengalami menstruasi dan melahirkan.
Manfaat rebung dapat membantu mengobati siklus menstruasi Anda yang tidak teratur. Selain itu, rebung juga dapat mengurangi nyeri pada saat persalinan serta mencegah terlalu banyak kehilangan darah pasca melahirkan.
Mencegah
Gangguan Pernafasan
Rebung
juga mampu mengatasi masalah pada pernafasan. Cara penerapannya sangat mudah yaitu pertama-tama
Anda perlu membuat rebusan rebung dengan merebusnya sebanyak dua kali.
Aturan
dalam merebusnya yakni untuk rebusan pertama selama 5 menit dan rebusan kedua
selama 10 menit.
Menjaga
Kesehatan Kulit
Jika
Anda bosan dengan buah-buahan sebagai
perwatan pada kulit. Maka Anda memerlukan suatu cara yang baru dengan memanfaatkan rebung.
Manfaat rebung tak hanya baik untuk kesehatan jantung tetapi juga bisa menjaga dan merawat kulit Anda. Hal ini disebabkan rebung memiliki kandungan vitamin E dan C yang bisa mencegah kerusakan kulit akibat radikal bebas.
Menurunkan
Risiko Penyakit Jantung dan Kanker
Rebung juga dipercaya mampu mencegah terjadinya penyakit jantung dan kanker. Karena rebung memiliki senyawa asam fenolik yang dapat memberikan perlindungan antioksidan terhadap penyakit jantung dan kanker.
Fitokimia
lain yang terkandung dalam rebung yaitu lignin, yang bersifat anitjamur dan
anti virus, sehingga dapat
membantu Anda supaya tidak mudah terserang penyakit.
Itulah
beberapa manfaat rebung untuk
kesehatan yang perlu Anda perhatikan. Anda akan memperoleh manfaat tersebut
jika Anda mengonsumsinya dengan direbus atau ditumis secara sederhana tidak menggunakan
dengan bumbu kompleks. (Deni/R4/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- BUMDes Kujang Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, menggelar Gebyar BUMDes tahun 2020 di halaman pendopo Kantor Desa, Kamis (09/01/2020).
Dalam acara yang dihadiri Walikota Banjar, Wakil
DPRD Banjar, Camat Langensari, Koramil Langensi serta sejumlah undangan,
ratusan warga juga tampak memenuhi lokasi pendopo, terutama saat pengundian
hadiah.
Kepala Desa Kujangsari, Ahmad Mujahid, mengatakan, penghasilan
BUMDes Kujang selama tahun 2019 mencapai sekitar Rp 260 juta. Sedangkan untuk
PADes yang masuk sebesar Rp 17 jutaan.
“Itu Rp 260 juta bruto ya, soalnya ada
operasional dan sebagainya. Memang PADes dan penghasilannya jauh dari harapan,
tapi kami apresiasi kinerja yang selama ini berjalan,” kata Mujahid.
Ke depan, lanjut Mujahid, proyeksi BUMDes setiap unitnya harus memaparkan berbagai program yang akan dijalankan, laporannya terbuka dan terus melakukan pengembangan-pengembangan yang sudah dicanangkan.
“BUMDes ini kan menginginkan pengembangan usaha, seperti warung bumdes, air mineral, kerjasama untuk kebutuhan masyarakat seperti perpajakan dan lainnya.,” ujar Mujahid.
Total modal BUMDes Kujang yang nominalnya sekitar Rp
2,3 miliar ini, lanjut Mujahid, ke depan diharapkan bisa berjalan lebih optimal
lagi.
Walikota Banjar, Hj Ade Uu Sukaesih, mengapresiasi
kinerja BUMDes Kujang yang telah berjalan dengan baik selama ini. Bahkan, badan
usaha ini salah satu yang terbaik di Kota Banjar.
“Ke depan tentu harus lebih baik lagi. Inovasi
harus terus dilakukan agar BUMDes-nya semakin sehat. Apalagi tadi ada ari
mineral kemasan, itu sangat bagus inovasinya,” kata Ade Uu.
(Muhafid/R6/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar, Jawa Barat, bersama pihak Kelurahan Karangpanimbal dan Wadanramil Banjar, meninjau rumah tergerus longsor milik Endang (71), warga Lingkungan Parungsari, RT 1/1, Kelurahan Karang Panimbal, Kecamatan Purwaharja.
Kepala BPBD
Kota Banjar, Dedi Suardi melalui Kasie Darlog Kuslan Parman mengatakan,
peninjauan tersebut menindaklanjuti adanya laporan masuk, karena dikhawatirkan
jika nanti terjadi longsor susulan.
Untuk kejadian,
lanjut Kuslan, awalnya dampak longsoran tanah itu terjadi saat hujan deras
menjelang tahun baru, bersamaan dengan kejadian longsor di daerah Cipadung
beberapa waktu yang lalu.
“Sudah
hampir sepuluh hari kalau kejadiannya cuma laporan baru masuk sekarang, makanya
kita langsung cek ke lokasi,” kata Kuslan, Kamis (9/1/2020).
Setelah melihat
ke lokasi, kata Kuslan menjelaskan, memang pondasi tebing rumah terbawa
longsor. Sebagian dinding penahan pondasi yang terbuat dari sak berisi tanah
juga mulai terkikis dan ambrol.
Saat ini sebagai antisipasi, BPBD bersama pihak kelurahan dan Danramil sudah melakukan koordinasi untuk membuatkan dinding penguat tebing.
“Tadi sudah ada koordinasi rencana, nanti akan diagendakan gotong royong pembuatan dinding sementara sembari menunggu bantuan dari pemerintah,” jelasnya. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Walikota Banjar, Hj Ade Uu Sukaesih melakukan sidak Tempat Pembuangan Sementara atau TPS Bojongkantong, Kecamatan Langensari. Tak disangka, di areal TPS justru terdapat sampah menumpuk dan berserakan.
Saat Walikota tiba di lokasi yang berdekatan dengan Makam Pasiranji atau TPU Bojongkantong ini, Ia pun langsung terkejut melihat sampah yang berceceran hingga ke jalan raya itu.
“Aduh gimana ini.
Bisa jadi penyakit ini kalau dibiarkan, baunya juga sangat menyengat sekali,
kasihan warga di sekitar ini,” kata Hj Ade Uu didampingi Lurah
Bojongkantong, Camat Langensari, Kadis PU sert Danramil Langensari usai
kegiatan di Kujangsari, Kamis (09/01/2019).
Selain menyanyangkan sampah yang dibuang warga itu, Hj Ade Uu juga mempertanyakan TPS Bojongkantong yang sudah dibangun itu apakah sudah selesai pembangunan atau belum. Karena sudah selesai, ia pun menginginkan agar segera dioperasikan.
“Supaya sampahnya
tidak menumpuk lagi di sini, seharusnya TPS ini segera dioperasikan. Kalau
memang belum bisa, kenapa penampung sampahnya ini malah dibongkar,” ujar
Ade Uu lagi.
Ia pun menyebut akan secepatnya memerintahkan dinas terkait untuk memasang kontainer sampah untuk menampung sampah yang ada.
Sementara itu, Lurah
Bojongkantong, Sukmana, menyebutkan, warga yang membuang sampah di sepanjang
jalan menuju lapang dan TPS tersebut sudah berlangsung lama.
Pihaknya pun merasa
heran lantaran sampah yang tadinya biasa diangkut oleh petugas dari Dinas
Lingkungan Hidup tidak diangkut lagi.
“Memang seharusnya sebelum pembangunan TPS, bak penampung sampahnya jangan dulu dibongkar. Karena ini terlanjur dibongkar, warga pun buang sampahnya dekat lokasi yang sudah dibongkar, meski sudah ada peringatan larangan buang sampah di lokasi tersebut,” katanya.
Pantauan HR Online di
lapangan, sampah yang menumpuk di lokasi tersebut sangat berdekatan dengan
jalan. Bahkan, bau sampah yang dibuang oleh warga itu sangat menyengat.
(Muhafid/R6/HR-Online)
Berita Banjar(harapanrakyat.com),- Terkait merebaknya virus penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang sempat menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Kota Banjar, Jawa Barat, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar mengklaim bahwa pihaknya tidak terlambat dalam penanganan masalah tersebut.
Kepala
Dinkes Kota Banjar, H. Herman Umar, melalui Kepala Bidang Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit, H. Agus Budiana, mengatakan, pihak Dinkes sebelumnya
sudah melakukan upaya pencegahan, bahkan di tahun 2019 kemarin kasusnya menurun
dibandingkan dengan tahun 2018.
“Kami
tidak terlambat, justru itu malah ada penurunan 50 persen dibanding tahun
sebelumnya,” terang Agus, kepada sejumlah awak media, Kamis (09/01/2020).
Ia juga menjelaskan, pada tahun 2018, warga yang terserang DBD jumlahnya mencapai 100 orang. Sedangkan, untuk tahun 2019, tercatat dari bulan Januari hingga Desember hanya 57 orang.
Adapun
data dari pihak RSUD Kota Banjar yang mencapai sekitar 250 orang pada tahun
2019 itu, lanjut Agus, tidak seluruhnya masuk sebagai pasien demam berdarah
dengue.
Sebab,
demam itu ada dua jenis, demam dengue dan demam berdarah dengue atau biasa
dikenal DBD, dan demam jenis DBD yang membahayakan hingga bisa mengakibatkan
kematian.
“Jadi,
untuk data 57 orang di tahun 2019 itu yang masuk jenis DBD. Sisanya 194 orang
bukan kategori DBD,” jelasnya.
Upaya
Pencegahan
Sebagai
upaya pencegahan, Dinkes Kota Banjar saat ini juga tengah melakukan
penyelidikan epidemiologi langsung ke tempat yang menjadi wabah terjadinya
penyebaran virus DBD.
“Sudah
ada pengiriman petugas ke lapangan untuk pengecekan, jika memang nantinya diperlukan
fogging atau penyemprotan. Selain itu
juga dilakukan sosialisasi,” katanya.
Meski
begitu, memasuki musim penghujan ini pihaknya tetap mengimbau kepada warga
masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, dan membiasakan prilaku hidup
bersih dan sehat atau PHBS sebagai upaya pencegahan.
Karena semua daerah berpotensi menjadi tempat menularnya virus demam berdarah. Untuk itu, masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan, dan segera periksa ketika sudah ada gejala. (Muhlisin/R3/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Penataan Alun-alun Langensari Kota Banjar yang sudah direncanakan, dengan Detail Enginering Design (DED) yang hampir selesai, sempat tidak akan jadi dilaksanakan dengan alasan ketersediaan anggaran.
Bahkan, isu mengenai
batalnya penataan Alun-alun Langensari juga sempat mengemuka ke publik pada akhir
tahun 2019 lalu. Namun, di awal tahun 2020 ini beredar lagi kabar bahwa penataan
tersebut akan tetap direalisasikan pembangunannya.
Saat dikonfirmasi Koran
HR, Kepala Bidang Taman
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DKLH)
Kota Banjar, Ninding, mengakui, bahwa memang penataan Alun-alun Langensari yang
sudah direncanakan itu sempat tidak akan jadi dilaksanakan karena ketersedian
anggaran.
“Ya,
kabarnya kemarin tak akan jadi karena alasan anggaran, meski DED-nya sudah
disusun. Tapi informasi terbaru yang kami terima, seiring dengan anggaran yang sudah
tersedia, maka penataan Alun-alun Langensari akan jadi direalisasikan
pembangunannya di tahun 2020 ini,” ungkapnya, Selasa (07/01/2020).
Namun,
lanjut Ninding, pihak dinasnya sendiri belum menerima kelanjutan koordinasinya,
baik itu dari Tim
Teknis Dinas Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat, maupun dari Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah (Bappeda) Kota Banjar.
Selain
itu, kata Ninding, pihaknya juga belum mengetahui tahu lebih jauh, apakah nanti
pekerjaannya ada di DKLH atau di Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum (DPU)
Kota Banjar.
“Jika sudah
deal, nanti akan ada pelimpahan
pekerjaan dari Bappeda, termasuk penyerahan DED-nya. Tapi kami belum tahu pasti
apakah nanti pelimpahannya kepada DKLH atau DPU,” tandas Ninding.
Sementara
itu, Konsultan Perencana dari PT. Prahasta Cakra Utama, Prana, saat
dikonfirmasi Koran HR melalui sambungan WhatsApp, mengatakan, pihaknya masih
terus melakukan penyempurnaan penyusunan DED-nya.
“Kami
sedang proses finishing detail-detail. Pertengahan bulan Januari 2020 ini deadline pengumpulan item-item yang fix,” singkat Prana.
Di
tempat terpisah, Ketua BPD Langensari, Joni, mengaku bahwa pihaknya hingga saat
ini, atau sejak rapat penyampaian DED pendahuluan pada bulan September 2019
lalu, belum menerima informasi lagi terkait rencana penataan Alun-alun
Langensari.
“Kabarnya
tak jadi, tapi sekarang dengar lagi bahwa penataan Alun-alun Langensari akan
jadi dibangun. Tapi ya belum tahu pasti juga, makanya kami akan segera berkoordinasi
menemui pihak DKLH dan Bappeda Kota Banjar,” kata Joni.
Ketua
Forum Karang Taruna Kecamatan Langensari, Ahmad Nursodik, menyambut baik rencana
penataan Alun-alun Langensari. Namun, pihaknya sedikit mempertanyakan soal icon ornamen Kuda Lumping yang ada dalam
DED.
“Ya kita
senang tentunya dengan adanya rencana penataan tersebut, tapi dalam DED soal icon Kuda Lumping, apakah itu sudah
tepat mewakili budaya lokal yang ada di sini,” tukasnya. (Nanks/Koran HR)
Berita Banjar(harapanrakyat.com),- Jajaran Polres Banjar bersama Pemerintah Kota Banjar, Perum Perhutani KPH Ciamis dan BKPH Banjar Selatan, mengadakan penghijauan di kawasan Perhutani Gunung Sangkur Kota Banjar, Jum’at, (10/01/2020).
Sebanyak
28.000 pohon dengan jenis jati dan kosambi ditanam di area lahan Perhutani
petak 70 dengan luas sekitar 26,05 hektare.
Kapolres Kota Banjar, AKBP. Yulian Perdana, melalui Wakapolresta Banjar, Kompol. H. Ade Najmulloh, mengatakan, penghijauan di kawasan Gunung Sangkur ini dalam rangka penanaman sejuta pohon secara serentak yang dipelopori oleh Kepolisian RI.
Selain
itu, gerakan penanaman pohon ini juga sebagai upaya pencegahan dini musibah
tanah longsor, pelestarian alam, serta menjaga daerah resapan air di kawasan Gunung
Sangkur.
Ade
Najmulloh, menyebutkan, sejak tanggal 1 Januari 2020, jajaran Polres Banjar
telah menanam sekitar 3.650 pohon, dimulai dari halaman Mako Polres Banjar,
Mako Polsek, serta fasilitas-fasilitas Polri yang ada di wilayah hukum Polres Kota
Banjar.
“Hari
ini ada 28 ribu pohon yang ditanam di Gunung Sangkur. Target kami wilayah hukum
Polres Banjar hijau terhindar longsor dan banjir. Untuk itu, biasakan tanam
pohon sebagai upaya menyelamatkan lingkungan,” kata Ade Najmulloh, kepada awak
media.
Walikota
Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, menambahkan, perlunya gerakan sadar menanam pohon
untuk mengurangi cuaca panas bumi, dan menata ekosistem lingkungan.
Walikota
Banjar juga mengingatkan kepada semua pihak agar penghijauan tidak hanya fokus
pada saat penanaman, tapi juga perawatan. Sehingga, pohon yang ditanam bisa tumbuh
sampai besar.
“Jangan
hanya menanam, tapi juga perawatan harus diperhatikan. Tahun depan target 1
juta pohon harus bisa ditanam,” tandas Ade Uu.
Sementara
itu, Administrator Perum Perhutani KPH Ciamis, Jeri Purwo Nugroho, menyambut
positif program penanaman pohon yang dilaksanakan oleh Polri bersama Pemerintah
Kota Banjar.
“Perlu ada sinergitaas dengan semua pihak untuk penghijauan. Untuk itu, mari kita rawat bersama-sama,” kata Jeri. (Muhlisin/R3/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Komisi III DPRD Kota Banjar, Jawa Barat, merekomendasikan kajian ulang terhadap konstruksi proyek pembangunan gedung baru Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjar.
Hal itu dikatakan Ketua Komisi III DPRD Kota Banjar, Gun Gun Gunawan, usai hearing dengan Dinas PUPRKP Kota Banjar dan kontraktor pembangunan gedung baru Bappeda, di ruang rapat Komisi III DPRD, Jum’at (10/1/2020).
“Nanti akan dilakukan kajian oleh konsultan independen,
untuk melihat apakah konstruksi benar-benar aman dilanjutkan dan
diselesaikan,” kata Gun Gun kepada awak media.
Kajian itu, lanjut Gun Gun, dilakukan setelah
mendapat keterangan dari pihak konsultan perencanaan, dan konsultan pengawas
pembangunan pada tahap kedua.
Gun Gun menambahkan, dari keterangan yang masuk,
tidak ada yang berani memberikan jaminan konstruksi untuk dilanjutkan, dengan
alasan tidak mengetahui konstruksi pada pembangunan tahap pertama.
“Hanya pihak konsultan pada tahap kedua yang
hadir dan mereka, tidak bisa memberikan jaminan keamanan, karena sifatnya hanya
meneruskan. Sementara konsultan tahap pertama tidak datang jadi tidak ada
keterangan,” kata Gun Gun.
Meski demikian, lanjut Gun Gun, pembangunan gedung dapat
dilanjutkan melihat hasil dari kajian konstruksi pembangunan, yang akan
dilaksanakan oleh konsultan independen.
“Untuk hasilnya tergantung pada konsultan
independent yang akan melaksanakan kajian. Setelah ada kesimpulan nanti kita
publikasikan,” ucapnya.
Diketahui pada kesempatan hearing tersebut,
dihadiri pihak pelaksana proyek pembangunan dan Dinas PUPRKP Kota Banjar.
Kepala Bidang Ciptakarya Dinas PUPRKP Kota Banjar,
Tantri Indrayanti pada hearing tersebut mengatakan, semua pembangunan gedung
baru Bappeda sudah dilakukan sesuai perencanaan dan diperhitungkan dengan
matang, termasuk adanya pondasi tiang pancang.
Terkait plesteran karena tidak rata dan beberapa
lubang kolom, juga sudah ada perbaikan. Dan menurutnya, hal itu bukan bagian
pokok dari konstruksi.
“Semua pengerjaan sudah sesuai perhitungan, hasil lab juga ada dan untuk pembangunan kami nyatakan aman,” katanya. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Jabatan Kepala Lembaga Pemasyarakatan atau Kalapas II B Kota Banjar, Agus Wahono, diganti oleh Bawono Ika Sutomo. Serah terima jabatan baru Kalapas ini berlangsung di halaman Lembaga Pemasarakatan (Lapas) Kota Banjar, Jawa Barat, Sabtu (11/1/2020).
Sebagai Kepala Lembaga Pemasyarakatan Kota Banjar yang baru, Bawono Ika Sutomo berjanji, selain kemitraan rencana ke depan, juga akan membangun zona integritas menuju wilayah bebas korupsi di Lapas Banjar, sebagai program dari Kemenkumham Provinsi Jawa Barat.
Selain itu, dirinya juga akan melanjutkan tugas
yang belum sempat terselesaikan pada program sebelumnya, yaitu terkait
penyempurnaan fasilitas dan sarana prasarana yang menjadi kebutuhan dasar lapas.
“Untuk prioritas tugas nanti kami adakan
pemetaan. Tapi yang jelas, kami dorong Lapas Banjar bebas dari korupsi, apalagi
sekarang sudah berubah menjadi Lapas kelas 2 B,” kata Bawono kepada awak
media usai acara serah terima jabatan.
Sementara itu, Kepala Lapas Kota Banjar sebelumnya,
Agus Wahono dipindah tugaskan di Lembaga Pemasyarkatan Kabupaten Lumajang, Jawa
Timur.
Agus berharap, kalapas yang baru bisa bertugas
dengan baik, bersinergi dengan semua pihak, dan menuntaskan sarana dan
prasarana lapas yang belum sempat terselesaikan.
“Apa yang belum terealisasi kaitannya dengan
fasilitas bisa dilanjutkan. Semoga bertugas dengan baik,” harapnya.
Selain Kalapas Kota Banjar, tiga kepala lembaga pemasyarakatan
lainnya yang ada di wilayah Priangan Timur juga mengalami pergantian.
Ketiga kepala lapas tersebut yakni kepala lapas II B Kabupaten Sumedang Suranto, menggantikan Ika Prihadi Nusantara, Kepala lapas kelas II B Tasikmalaya Sulardi, menggantikan Tunggul Buono.
Kemudian Kalapa kelas II B Kabupaten Ciamis dari Fajar Nur Cahyono digantikan oleh Dadang Sudrajat. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Dalam rangka meningkatkan potensi ekonomi desa, Pemerintah Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, membukan Pasar Ceplak, di Lingkungan Randegan II Desa Raharja, Minggu (12/1/2020).
Pembukaan pasar tersebut diresmikan langsung oleh Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perdagangan dan Industri (KUKMP) Kota Banjar, Mamat Rahmat.
Kabid Perdagangan, Mamat Rahmat mengatakan, Pemerintah Kota Banjar sangat mendukung
penuh dibukanya Pasar Ceplak, sebagai upaya mendongkrak ekonomi masyarakat di Desa
Raharja.
“Kami dari pemerintah tentunya mendukung baik secara material maupun
non material,” kata Mamat.
Menurutnya, setelah berjalan keberadaan pasar tersebut dapat mempermudah warga dalam melakukan aktivitas perekonomian, seperti pemasaran produk hasil olahan pangan, kuliner tradisional maupun hasil pertanian.
“Apabila dalam perjalanan nantinya terdapat kendala terkait tata kelola
atau manajemen, silahkan pemerintah desa berkoordinasi dan kami siap
membantu,” ucapnya.
Saat ini, lanjut Mamat menyebutkan, ada beberapa pasar desa yang sudah
berjalan, diantaranya di Desa Waringinsari dan Desa Rejasari, Kecamatan
Langensari.
Ia berharap, meski masih dalam tahap pembukaan awal, aktivitas perekonomian
berjalan lancar dan bermanfaat untuk warga khususnya Desa Raharja.
“Semoga nanti aktivitas pasarnya meningkat bisa dua sampai tiga kali
dalam seminggu. Syukur-syukur bisa setiap hari, sehingga bisa mendongkrak
perekonomian di desa,” katanya.
Historis Pasar Ceplak Desa Raharja
Sementara itu, Kepala Desa Raharja, Yayat Ruhiyat mengatakan, secara
historis Pasar Ceplak sudah ada sejak tahun 1989, dan biasa digunakan transaksi
jual beli oleh warga terlebih pada saat bulan suci ramadhan.
Dari histori itu, Pasar Ceplak dibuka kembali menjadi pasar desa sebagai
upaya mengangkat perekonomian warga.
“Nantinya banyak disajikan makanan tradisional, dan perdagangan hasil
bumi warga,” kata Yayat kepada awak media.
Ke depan, lanjut Yayat, pasar tersebut tidak hanya menjadi tempat lalu lintas pengembangan sektor ekonomi, tapi juga wahana komunikasi antar warga dalam bersosial.
“Semoga bisa menjadi ikon baru pusat perputaran ekonomi di Desa
Raharja,” harapnya.
Selain peresmian pasar, dalam acara tersebut juga diadakan jalan sehat dan hiburan menarik lainnya, untuk memeriahkan agenda peresmian Pasar Ceplak. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Raut riang gembira nampak terlihat dari wajah anak-anak Mbua, Papua, untuk turun ke saz Wamena bersama prajurit Satgas Yon Raider 323 Buaya Putih Kota Banjar, Jawa Barat, di Distrik Mbua Kabupaten Nduga Papua, Sabtu (11/1/2020).
Dansatgas Pamtas Penyangga Yonif Raider 323/BP Kostrad, Mayor Inf
Afriandy Bayu Laksono, menyampaikan, bahwa kegiatan penjemputan sekaligus
pengamanan anak – anak sekolah bertujuan untuk memotivasi mereka agar semangat
dalam menuntut ilmu.
Mayor Inf Afriandy menuturkan, untuk sampai ke tempat tujuan yaitu
Wamena, dibutuhkan waktu sekitar 10 sampai 12 jam.
Penjemputan 30 orang siswa dari Mbua oleh Satgas Yon Raider 323 dilakukan senja hari dengan menggunakan enam kendaraan double cabin. Saat itu hujan dan ditambah turunnya kabut dari pegunungan.
“Namun, semangat untuk menuntut ilmu dan bersekolah tidak memudarkan
harapan mereka. Apalagi selama perjalanan didampingi prajurit-prajurit Satgas
Yon Raider 323/BP,” tuturnya.
Mayor Inf Afriandy menambahkan, selain untuk memotivasi mereka agar
semangat dalam menuntut ilmu, juga menunjukan kepada masyarakat bahwa TNI
peduli akan pendidikan dan kecerdasan anak-anak di Papua.
“Jarak bukan penghalang, kita Prajurit Satgas Yon Raider 323 Buaya
Putih Kota Banjar akan selalu siap membantu dan mengatasi kesulitan masyarakat
di Mbua,” tegas Mayor Inf Afriandy Bayu Laksono.
Lanjut Afriandy Bayu Laksono menjelaskan, antusias kebersamaan TNI dan
masyarakat Mbua sudah mulai dirintis beberapa tahun terakhir ini.
Dengan adanya peran kerja teritorial dan pelaksanaaan tugas operasi
pertempuran, di wilayah pegunungan tengah yang dilaksanakan TNI sekarang
situasi mulai kondusif.
“Semoga dengan bertambahnya waktu, semakin memperbaiki situasi dan kondisi kehidupan masyarakat Mbua,” harapnya. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Keberadaan tiga lokasi destinasi wisata baru Kota Banjar yang dibangun menjadi perhatian publik, yakni Lembah Pajamben dan Ekopark di wilayah Kecamatan Pataruman, serta Situ Leutik.
Tiga proyek yang semuanya hampir selesai dibangun itu menjadi salah satu alternatif bagi warga untuk mengisi libur di akhir pekan bersama keluarga, dengan liburan murah meriah yang ada di Banjar.
Di Ecopark yang berada di sempadan Sungai Citanduy, dan lokasinya berdekatan RSUD Kota Banjar, ratusan warga sudah mulai mendatangi lokasi tersebut sekedar untuk swafoto. Bahkan tidak sedikit yang sudah melakukan review di media sosial mereka.
Ekopark yang berada di bantaran Sungai Citanduy belakang RSUD Kota Banjar. Foto: Muhafid/HR
Untuk memasuki kawasan ini,
pengunjung bisa menggunakan dua jalur, yakni via tempat parkir RSUD atau melalui
Gang SDN 1 Hegarsari, Jalan Pegadaian, Kota Banjar.
Pantauan Koran HR di lokasi
Ecopark, Minggu (05/01/2020), tampak puluhan pekerja masih membenahi sejumlah
bagian yang belum selesai dikerjakan. Sementara itu, sebagian pengunjung tampak
asyik swafoto di labirin yang terbuat dari rumput sintentis.
Menurut salah satu pengunjung asal Pataruman, Entin (42), Ecopark di kawasan tersebut dinilai cukup mengobati warga untuk menikmati wisata baru Kota Banjar yang ingin menghabiskan waktu libur bersama keluarga.
Selain murah meriah karena
tidak berbayar, juga lokasinya tidak kalah menarik dengan lokasi wisata yang
ada di daerah lain. “Lumayan bagus sih.
Hanya saja ini lokasinya masih banyak yang belum tahu. Apalagi jalannya itu ada
yang masuk melalui gang sekolah. Kalau lewat RSUD kan kena parkir,” ungkap
Entin, kepada Koran HR.
Berbeda dengan Ecopark, di Lembah
Pajamben yang berada di Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, juga tidak kalah
ramainya. Di lokasi yang sebelumnya pernah dibangun destinasi wisata itu kini
disulap cukup megah dengan sentuhan anggaran miliaran dari pemerintah provinsi.
Lembah Pajamben yang berada di Desa Binangun, Kecamatan Pataruman. Foto: Muhafid/HR
Meski hampir semua bagian
di Lembah Pajamben sudah selesai, namun dikabarkan masih dalam tahap
pemeliharaan pihak ketiga. Sedangkan, pengelolaannya sendiri masih belum ada
kejelasan.
Budy Ramdani, salah seorang warga setempat yang berjaga di pintu gerbang Lembah Pajamben, mengatakan, sejak selesainya pembangunan destinasi wisata baru Kota Banjar tersebut, banyak warga yang datang.
Namun, saat itu belum ada
yang menjaga dan membersihkan lokasi. Bahkan sempat terjadi peristiwa yang
tidak diinginkan ketika pekerja memasang bagian gapura, ada salah satu yang
terlindas motor pengunjung.
“Saat itu kan bingung siapa
yang harus bertanggungjawab, karena tidak ada yang tahu siapa pelakunya. Yang
jelas itu pengunjung. Kita juga saat itu tidak diminta atau dilibatkan dalam proyek
ini,” kata Budy, kepada Koran HR.
Setelah kejadian itu, lanjut
Budy, sebagian pemuda dari Karang Taruna Desa berinisiatif menjaga pintu
gerbang lokasi Lembah Pajamben, dan menata kendaraan pengunjung yang datang.
Bahkan, sejak pagi hingga dini hari para pemuda rela berjaga agar lokasi
tersebut tetap aman.
Menurutnya, meski
pengelolaan Lembah Pajamben belum jelas statusnya, namun pihaknya sebagai warga
setempat tidak menginginkan ada hal-hal terjadi di luar dugaan, baik mesum
maupun mabuk-mabukan.
“Intinya, kita jaga ini dengan
kerelaan. Parkir pun kita tidak tarif, takutnya disangka pungli. Kalau ada yang
kasih, ya kita terima. Memang belum jelas ini siapa nanti pengelolanya. Sebelum
itu, tentu saja aset ini harus dijaga dengan baik kan,” kata Budy.
Di Lembah Pajamben, berdasarkan panatauan di lapangan, pengunjung selain bisa menikmati lokasi di perbukitan dengan ber-swafoto, juga bisa menikmati sarana permainan anak. Selain itu, terdapat pula bangunan gazebo untuk berteduh dan berkumpul.
Hal serupa terlihat pula di
Situ Leutik, Desa Cibeureum. Lokasi yang dibangun sejumlah dinas Pemkot Banjar
ini juga tampilannya berubah. Terutama di bagian pintu masuk dan
pinggir-pinggir situ yang sudah memiliki spot swafoto. Ratusan pengunjung terlihat
di berbagai sudut bangunan.
Situ Leutik yang berada di Desa Cibeureum, Kecamatan Banjar. Foto: Muhafid/HR
“Iya lumayan bagus, ada banyak pilihan walaupun ada yang mirip dengan di Pajamben. Itu bangunan saungnya kan mirip. Kalau bangunan yang setengah lingkaran itu panas sekali, mungkin belum ada pendinginnya,” kata Susi Larasati, salah satu pengunjung Situ Leutik, kepada Koran HR. (Muhafid/Koran HR)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Menanggapi keberadaan tiga lokasi destinasi wisata baru yang dibangun, Kabid. Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Banjar, Bambang, mengaku pihaknya sangat menyambut baik keberadaan destinasi wisata tersebut.
Meski begitu, ia menyebut
status pengelolaan dari tiga lokasi itu belum jelas siapa yang akan
bertanggungjawab selanjutnya. Lembah Pajamben dibangun di tanah desa oleh
Pemkot Banjar melalui Dinas PU.
Berdasarkan informasi yang diterimanya, lokasi tersebut akan diserahkan ke Desa Binangun, namun pengelolanya belum jelas.
“Iya, itu akan diserahkan ke desa. Tinggal menunggu regulasinya, dan juga regulasi dari desa. Apakah akan dikelola BUMDes atau Karang Taruna, kita tidak tahu. Saya harap di bulan ini hingga bulan 3 tahun ini sudah jelas pengelolanya,” ujar Bambang, saat dijumpai Koran HR di Lembah Pajamben.
Untuk Situ Leutik, lanjut Bambang, juga belum diketahui status siapa pengelolanya, apakah akan diserahkan ke Dinas Pariwisata atau ke desa.
Situ yang berada di tanah Pemkot Banjar ini digadang-gadang akan dijadikan sebagai Desa Wisata, bersama Desa Sinartanjung dengan lokasi unggulannya Mandalare.
“Kalau diserahkan ke
Pariwisata, tidak mungkin. Soalnya anggarannya kan harus besar untuk memelihara
itu. Kita masih menunggu status jelasnya,” imbuh Bambang.
Sedangkan, untuk Ecopark, Bambang mengaku pihaknya justru belum tahu wujud bangunnya seperti apa dan bagaimana.
Karena lokasinya berada di sempadan Sungai Citanduy di tanah Negara yang dikelola BBWS Citanduy, menurutnya bisa juga dikelola oleh Pemkot Banjar atau oleh warga sekitar.
“Intinya, kita bidang pariwisata hanya bagian promosi dan pembinaan saja. Soal status, semua itu kita tunggu saja dari pemerintah,” ujarnya.
Pihaknya pun berharap, dengan adanya destinasi wisata baru tersebut dapat mendongkrak kunjungan wisata ke Kota Banjar. Terlebih pemerintah sudah mendapatkan bantuan Bus Ranginang sebagai bus wisata dari Pemprov Jabar.
“Kita sudah buat rutenya
untuk bus Ranginang, walaupun penanggungjawabnya juga belum jelas. Katanya sih mau sama Organda. Itu kan domain
Dishub ya. Saya yakin wisata di Banjar bakal ramai. Water Park juga sudah mulai
bangun setelah sudah ada investor. Sekarang sudah mulai bersih-bersih dan ke
depan akan beda tampilannya dengan sebelumnya. (Muhafid/Koran HR)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Keberadaan fasilitas ruang terbuka hijau Taman Keanekaragaman Hayati atau Taman Kehati, yang berada di wilayah Kelurahan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, banyak dikeluhkan para pengunjung.
Beberapa fasilitas yang banyak
dikeluhkan itu diantaranya tidak adanya tempat MCK umum, tempat sampah dan
kurangnya perawatan tanaman.
Seperti yang diungkapkan Evi (32), salah
satu rombongan pengunjung gowes dari Langkaplancar, Kecamatan Langensari.
Dikatakannya, semestinya ada tempat MCK
umum terlebih di lokasi atas taman, sehingga pengunjung tidak kebingungan saat
punya kebutuhan buang air.
Selain itu, beberapa tanaman juga perlu
ada penanaman baru di lokasi taman dan samping tangga, sebagai penghias tangga
dan tempat untuk spot selfi.
“Sebetulnya sudah bagus, cuma
fasilitasnya perlu ditambah terutama MCK dan spot buat selfi,” kata Evi
kepada HR Online, Minggu (12/1/20) usai jogging di lokasi taman.
Hal senada dikatakan Heni, warga Desa
Mulyasari, Kecamatan Pataruman. Selain fasilitas MCK yang tidak ada, di taman Kehati
juga tidak disediakan tempat sampah.
Padahal, katanya, keberadaan tempat sampah
itu penting, karena tidak sedikit pengunjung yang datang ke tempat tersebut. Terlebih
di hari minggu banyak yang datang.
Fasilitas MCK Paling Dikeluhkan Pengunjung
Anggota Karang Taruna Sangkur Putri,
Wisnu Dwi Sulistio menambahkan, memang selama ini fasilitas MCK yang paling
dikeluhkan pengunjung.
Selain itu tanaman-tanaman dan tidak ada
tulisan taman kehati di lokasi bawah taman atau area parkir.
“Biasanya kalau ada yang ingin
buang air ikut ke pos penjagaan lapas, yang lokasinya tidak jauh dari taman,”
kata Wisnu.
Wisnu menyebutkan, di bagian atas taman
dan area parkir memang ada ruangan, tapi itu tempat rapat kantor bukan
fasilitas umum untuk pengunjung.
Ia berharap segera ada perbaikan, karena menurutnya, banyak pengunjung dari luar daerah Kota Banjar seperti dari Lakbok, Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap yang berkunjung ke Taman Kehati.
“Harusnya diperbaiki. Tanamannya juga ditambah ini kan taman keanekaragaman hayati. Selain itu cuacanya juga mendukung saat ini musim penghujan,” harapnya. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- Serangan penyakit demam berdarah dengue atau DBD di Kota Banjar, Jawa Barat, kembali menelan korban jiwa.
Adalah Aisyah, bayi berusia 1,9 bulan, di Lingkungan
Lembur Balong, RT. 3/5, Kelurahan/Kecamatan Pataruman, meninggal dunia pada
Sabtu, (11/1/2020).
Aisyah meninggal setelah sempat mendapat perawatan di
RSUD Kota Banjar, namun nyawanya tak tertolong lagi.
Berdasarkan keterangan dari Kepala UPTD Puskesmas
Pataruman 3, Yun Wahyuni mengatakan, Aisyah sebelumnya sudah diperiksakan ke dokter,
setelah itu di rujuk ke RSUD Kota Banjar untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut.
Namun, lanjut Yun Wahyuni menjelaskan, setelah dua hari
menjalani perawatan Aisyah akhirnya meninggal dunia.
“Kemarin meninggalnya di rumah sakit pada hari
Sabtu,” kata Yun Wahyuni kepada awak media, Senin, (13/1/2020).
Rencananya, lanjut Yun Wahyuni, untuk mengantisipasi dan
tindak pencegahan penyakit demam berdarah, besok akan dilakukan fogging atau
penyemprotan rumah warga di Lingkungan Lembur Balong.
Selain itu, ia juga mengajak kepada warga masyarakat
untuk melakukan giat bersih pemberantasan jentik dan sarang nyamuk.
“Besok hari Selasa kita adakan fogging ke rumah warga. Semoga tidak terulang lagi,” katanya. (Muhlisin/R5/HR-Online)
Berita Banjar (harapanrakyat.com).- Komisi I DPRD Kota Banjar, Jawa Barat, menggelar konferensi pers, dalam rangka menyampaikan hasil kunjungan kerja ke beberapa Desa dan Kelurahan se-Kota Banjar, di ruang rapat Komisi I DPRD, Senin (13/1/20).
Ketua Komisi I DPRD Kota Banjar Dallijo mengatakan, dari hasil kunjungan kerja yang dilakukan oleh Komisi I, banyak ditemukan problem yang selama ini dihadapi pemerintah desa, terutama dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahan dan pengelolaan keuangan Desa/Kelurahan.
Beberapa diantaranya terkait belum adanya optimalisasi
pengelolaan Bumdes, pengelolaan dana Kelurahan, dan belum tercovernya aparatur
pemerintah desa dalam program BPJS.
Selain itu, dalam pengelolaan pembinaan program perekonomian desa, terdapat regulasi yang tumpang tindih.
“Sementara ini baru 13 Desa/Kelurahan yang kita dikunjungi.
Kedepan harus digiatkan pembinaan agar penyelenggaraan pemerintahan desa bisa
lebih baik lagi,” ujar Dallijo kepada awak media.
Persoalan lainnya kata Dallijo, yakni adanya Kelurahan di
Kota Banjar yang ingin dimekarkan.
Anggota Komisi I DPRD Kota Banjar lainnya, Husein Munawar
dan Ajat Sudrajat, menambahkan, terkait Kelurahan yang ingin dimekarkan tentu
akan dilihat dari tata aturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun yang menjadi alasan dari pemekaran itu, untuk
memudahkan kemajuan pembangunan di tingkat Kelurahan, karena padatnya jumlah
penduduk.
“Memang ada yang ingin dimekarkan yaitu lingkungan Pangadegan
dan Tanjung Sukur di Kelurahan Hegarsari,” kata Husein Munawar diamini
Ajat Sudrajat. (Muhlisin/R8/HR Online)