
Wardi (62), kuncen Situs Bagus Santri Andajaya saat diwawancari Koran HR di lokasi petilasan. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Negara Indonesia memiliki banyak hal yang hingga saat ini masih dikeramatkan masyarakat. Mulai dari yang berwujud benda seperti keris, tombak, batu, kain dan benda lainnya, atau berupa makam keramat seseorang/leluhur, maupun sebuah petilasan yang masih dirawat baik oleh masyarakat.
Di Kota Banjar, tidak hanya Pulo Majeti di Lingkungan Siluman, Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja saja yang dikenal tempatnya mistis. Karena, di beberapa desa/kelurahan yang ada di Banjar juga memiliki makam keramat maupun petilasan yang hingga kini masih menjadi daya tarik sendiri bagi orang dari luar daerah untuk sekedar berziarah.
Seperti halnya di Dusun Bantardawa, RT.05, RW.05, Desa Rejasari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, terdapat sebuah situs yang dikenal dengan nama Situs Bagus Santri Andajaya. Lokasinya berada di tengah-tengah pemakaman umum dan berdekatan dengan Sungai Citanduy. Lokasi tersebut kerap diziarahi oleh tamu yang datang dari berbagai daerah, baik di Pulau Jawa maupun luar Pulau Jawa, dengan waktu yang tidak menentu pada malam hari.
Wardi (62), kuncen Situs Bagus Santri Andajaya, saat diwawancarai Koran HR, Senin (31/07/2017) lalu, menuturkan, bahwa Situs Bagus Santri Andajaya diketahui merupakan petilasan tokoh penyebar agama Islam zaman dahulu yang datang dari Cirebon, untuk sekedar singgah di lokasi tersebut.
“Kalau zaman dahulu biasanya seseorang bisa disebut hebat kalau ilmunya (kanuragan-red) tinggi. Sedangkan, kalau sekarang kan dilihat dari hartanya. Nah, dulu penyebar agama Islam ini memiliki keris yang bernama Bagus Santri Andajaya, sekarang masih ada di sini. Namun, penyebar agama Islam tersebut bersama muridnya itu tiba-tiba menghilang,” tuturnya.
Saat mereka sedang berkumpul, lanjut Wardi, sang penyebar agama Islam tersebut tiba-tiba menghilang entah kemana perginya. Meski belum diketahui keberadaannya, namun diyakini di lokasi petilasan ada yang menunggunya.
“Yang datang ke sini itu dari berbagai kalangan, seperti pejabat atau masyarakat biasa yang ingin ziarah. Biasanya, mereka istilahnya melakukan sowan (bertamu-red) dengan tujuan agar dipermudah dalam berbagai hal, seperti jabatan tertentu atau keinginan lainnya. Biasanya, setelah datang ke sini orang yang bertamu itu akan mendapatkan pertanda melalui mimpi untuk jawabannya yang selama ini diinginkan,” katanya.
Meskipun sudah banyak yang mengakui cocok, Wardi menegaskan bahwa sowan ke petilasan tersebut hanyalah sebagai perantara saja. Artinya, segala sesuatunya itu tetap Alloh SWT yang memiliki kehendak soal rizqi, umur, jodoh, jabatan ataupun lainnya.
“Saya di sini hanya menjadi kuncen petilasan. Siapa saja yang akan sowan ke Bagus Santri Andawijaya, tentu akan saya antarkan,” imbuhnya.
Sebagai salah satu kuncen generasi keempat setelah Mbah Lim, Mbah Harnadi dan Suhardi, ia terus melakukan perawatan situs tersebut agar tidak hilang peninggalannya. Sebab, batu yang mengelilingi batu berbentuk bundar menyerupai tempat duduk yang ada mejanya itu diyakini adalah peninggalan penyebar agama islam yang dulunya sering berkumpul di lokasi tersebut.
Bahkan, salah satu peninggalan yang masih dirawatnya saat ini masih terjaga dengan baik, sebuah keris yang bernama Bagus Santri Andajaya yang kini disimpan di Dinas Bidang Kebudayaan Kota Banjar.
“Kalau dirasa, saya sebagai kuncen itu rugi. Sebab, ada saja tamu yang datang itu tidak memiliki ongkos untuk pulang dan saya pun kasih dia ongkos. Datang ke rumah pun tentu harus saya suguh. Tapi karena saya niatnya ibadah, menolong sesama dan menjaga warisan leluhur, makanya saya tidak mempersoalkan hal-hal seperti itu. Pada intinya, warisan para leluhur, apalagi peninggalan penyebar agama Islam zaman dahulu itu harus dijaga dengan baik,” pungkas Wardi.
Menurut informasi yang berhasil dihimpun Koran HR, Situs Bagus Santri Andawijaya ternyata tidak hanya ada di Banjar saja, akan tetapi di wilayah Garut, Bandung dan Sulawesi juga ada dengan nama yang sama.
Hal tersebut menunjukan tokoh penyebar agama islam tersebut berpindah ke satu tempat ke tempat yang lain. Sementara itu, Situs Bagus Santri Andawijaya saat ini tengah dilakukan pemagaran oleh Pemdes Rejasari guna penataan yang lebih baik dan mempermudah tamu yang akan berziarah. (Muhafid/Koran HR)