
Foto: Ilustrasi net/ist
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Penyaluran Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) di Kota Banjar, pada bulan September 2017 kemungkinan kembali akan tersendat. Sebab, bisa saja terjadi penyesuaian harga, pasca pemerintah pusat menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium sebesar Rp.9.450 per kilogram.
Seperti yang dikatakan Asisten Penjualan Brand Sales Banking (ABB) BJB Cabang Banjar, Jaka Priatna, kepada Koran HR, Senin (28/08/2017) lalu, bahwa sampai penyaluran BPNT tahap II berjalan lancar. Tinggal menuntaskan penyaluran tahap III untuk alokasi Agustus.
“Tapi Bulog lagi penyesuaian harga dulu, terkait ada kenaikan harga beras dan gula atau penetapan HET oleh pemerintah pusat. Jika diberlakukan penyesuaian harga, tentu kami menunggu dari Bulog untuk penyaluran BPNT selanjutnya. Yang jelas, penyaluran sebelumnya sudah lancar,” jelasnya.
Jaka juga menyebutkan, data penerima atau Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Kota Banjar dari program BPNT juga sudah disesuaikan. Berdasarkan hasil sinkronisasi data, jumlah yang baru tercatat sebanyak 8.717 KPM.
Penyesuaian data penerima BPNT itu dilakukan oleh Dinas Sosial, sesuai kewenangannya bersama pendamping, yaitu melalui Musyawarah desa (Musdes), Musyawarah kelurahan (Muslur) dan Musyawarah kecamatan (Muskec).
Terkait hal itu, Kepala Bulog Sub Divre Ciamis, Sulais, ketika dikonfirmasi Koran HR via telepon selulernya, Selasa (29/08/2018) lalu, tak memungkirinya, bahwa dengan adanya penetapan HET komoditi beras, salah satunya beras medium Rp.9.450, akan ada penyesuaian harga dalam penyaluran program bantuan dari pemerintah, seperti halnya BPNT.
“Tentu ada penyesuaian harga dalam program BPNT. Namun, saya kira tak akan mengganggu jalannya program bantuan tersebut yang sudah digulirkan pemerintah. Ya sedikitnya berimbas dalam penyalurannya, itu hal yang wajar karena itu tadi proses penyesuaian,” terangnya.
Meski begitu, kata Sulais, terpenting bagi pihaknya program bantuan subsidi kepada warga kurang mampu tetap harus berjalan, dan pihaknya pula masih menunggu intruksi lebih lanjut dari Bulog pusat soal penyaluran BPNT. Pihaknya pun akan membahas bersama soal penyesuaiannya, jangan sampai penyaluran BPNT tersendat.
Dia juga menegaskan, beras menjadi salah satu komoditi yang berpengaruh besar terhadap inflasi daerah. Agar perekonomian bisa tetap berjalan stabil, diperlukan pengaturannya oleh pemerintah, sehingga tidak merugikan pihak petani maupun konsumen.
“HET ditetapkan tujuannya tiada lain untuk menjaga keseimbangan harga di pasaran,” tandas Sulais. (Nanks/Koran HR)