Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAIMA) Miftahul Huda Al-Azhar Kota Banjar, Drs. KH. Muslih Abdurrohim, M.Pd.I., saat melantik kepengurusan BEM dan DPM periode 2016-2017. Photo: Muhafid/HR.
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam (STAIMA) Miftahul Huda Al-Azhar Kota Banjar, Drs. KH. Muslih Abdurrohim, M.Pd.I., melantik kepengurusan baru Badan Eksektif Mahasiswa (BEM) dan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) periode 2016-2017, di aula kampus STAIMA, Selasa (24/05/2016).
Dalam sambutannya di hadapan ratusan mahasiswa dan dosen, Muslih menghimbau kepada pengurus baru, baik BEM maupun DPM, yang telah berikrar agar senantiasa menjalankan fungsi roda ogranisasi sebagaimana mestinya.
“Fungsi BEM dan DPM adalah menggerakan mahasiswa yang ada agar lebih kreatif dalam menunjukan bakat mereka. Melalui organisasi inilah, semua aspirasi serta kegiatan kemahasiswaan diolah sedemikian rupa supaya mahasiswa lebih kreatif menunjukkan jati dirinya,” tandasnya.
Muslih mengibaratkan BEM dan DPM adalah sebuah komponen negara yang harus menjadi dinamisator perubahan keadaan masyarakatnya. Sementara itu, mahasiswa juga dituntut menjalankan kegiatan akademik sesuai dengan jurusan masing-masing.
Sebab, akademik harus berjalan, demikian juga organisasi harus seimbang. Agar menjadi orang sukses, maka manfaatkanlah kegiatan yang diprogramkan oleh BEM dan DPM dengan tidak meninggalkan kegiatan akademik.
Usai dilantik, Ari Anggraini, Ketua BEM STAIMA, mengatakan, kepengurusannya dalam satu tahun ini, rencananya program yang akan dilakukan adalah melanjutkan kepengurusan selanjutnya serta membuat inovasi kegiatan untuk mahasiswa.
“Sampai saat ini mahasiswa masih banyak yang apatis dengan sebuah organisasi. Maka dari itu kami dengan sekuat tenaga dan kemampuan akan berupaya agar mahasiswa di sini lebih dinamis. Selain itu, pergulatan mahasiswa di level daerah, wilayah serta nasional pun kita akan matangkan kembali supaya Kota Banjar dikenal mahasiswanya tidak hanya kuliah dan pulang saja,” tegasnya.
Menurut Ari, walaupun mahasiswa di Kota Banjar sampai saat ini belum dapat menunjukkan taringnya yang tajam, namun kematangan dalam organisasi di level mahasiswa perlu ditopang oleh kegiatan-kegiatan yang menunjang jurusannya.
Untuk itu, kegiatan kajian, diskusi, seminar dan kegiatan lainnya perlu dilaksanakan di tataran internal. “Untuk mengujinya, rencananya kita akan melakukan dengan eksternal, kampus lain, baik di Kota Banjar maupun daerah lainnya,” kata Ari.
Sementara itu, Ahmad Rozak Robbani, Ketua DPM STAIMA, mengatakan, dalam kepengurusan dirinya, produk aturan yang akan dilaksanakan mahasiswa STAIMA perlu dikembangkan lagi. Pasalnya, fungsi DPM yang selama ini masih perlu jalan cukup panjang untuk mendapatkan kata sempurna sebagaimana fungsinya.
“DPM itu ibarat DPR kalau dalam negara. Nah, dari situlah kami akan selalu bercermin agar kepengurusan kali ini bisa membawa amanat yang diberikan semua mahasiswa kepada kami. Sedangkan untuk BEM, tentu kita menjadi mitra kritis dari mereka,” imbuhnya.
Rozak juga menghimbau kepada mahasiswa, bahwa dalam pertarungan demokrasi di kampus, perlu dipahami sebagai pembelajaran sebelum terjun langsung ke masyarakat. Persoalan kalah dan menang bukanlah hal aneh, sebab kesuksesan dapat diraih dengan kebersamaan.
“Polemik pasti ada dalam sebuah pertarungan, tapi kami tidak menjadikan persoalan, karena untuk pendewasaan dalam berorganisasi perlu dinamika,” kata Ahmad. (Muhafid/Koran-HR)