Quantcast
Channel: Berita Banjar – Harapan Rakyat Online
Viewing all 5240 articles
Browse latest View live

SMP IT Uswatun Hasanah Banjar Gelar Kegiatan Outbound

$
0
0
SMP IT Uswatun Hasanah Banjar Gelar Kegiatan Outbound

Dalam rangka menghadapi tahun ajaran baru serta menjalin kekompakan antar siswa, SMP IT Uswatun Hasanah menggelar kegiatan outbound, Kamis (21/7/2016). Photo : Hermanto/ HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dalam rangka menghadapi tahun ajaran baru serta menjalin kekompakan antar siswa, SMP IT Uswatun Hasanah menggelar kegiatan outbound, Kamis (21/7/2016). Sebanyak 90 orang siswa menyambut antusias kegiatan tersebut.

Kegiatan outbound tersebut dilaksanakan di Wana Wisata Situ Mustika berhasil terlaksana berkat kerjasama antara SMP IT Uswatun Hasanah dan Tim outbound “Lingkar Alam”. Para peserta mengikuti berbagai kegiatan seperti jalan diatas tali, memanjat, flaying fox, serta aneka permainan outbound lainnya.

Kepala SMP IT Uswatun Hasanah, Lutfi Hikmawan, ketika ditemui HR Online, Kamis (21/07/2016), mengatakan, kegiatan itu merupakan sebagai wujud melatih kekompakan serta mempersiapkan mental dalam menghadapi tahun ajaran baru.

Lutfi menuturkan, kegiatan outbound tersebut bukan hanya permainan semata. Tapi, dalam kegiatan itu para siswa bisa mengambil hikmah atau pelajaran yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Kegiatan outbound ini sangat bermanfaat, sehingga saya harap nantinya siswa dapat mengambil hikmah dari permainan ini dan dapat diterapkan langsung pada kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat sekitar,” imbuhnya. (Hermanto/R4/HR-Online)


Anggota Paskibra Langensari Banjar Mengundurkan Diri, Ada Apa?

$
0
0
Anggota Paskibra Langensari Banjar Mengundurkan Diri, Ada Apa?

Ilustrasi. Photo : Ist/ Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Satu dari 27 anggota Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra) Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Provinsi Jawa Barat, belum lama ini mengundurkan diri dari keanggotaan. Keputusan pengunduran anggota Paskibra asal sekolah swasta di Langensari ini diduga kuat akibat persoalan seragam.

Pelatih Paskibra Kecamatan Langensari, Budi Rahman, ketika dikonfirmasi HR Online, Kamis (21/07/2016), membenarkan pengunduran diri salah satu anggota Paskibra tersebut. Menurut dia, alasan pengunduran diri anggota itu tidak terkait persoalan seragam Paskibra.

“Anggota Paskibra yang mengundurkan diri itu berasal dari SMK Al-Azhar. Bukan karena tidak nyaman berlatih ataupun persoalan itu (seragam),” katanya.

Budi menjelaskan, pengunduran diri anggota Paskibra asal SMK Al Azhar itu dilatarbelakangi urusan keluarga dan kesibukan pribadi yang bersangkutan karena merupakan santri di Pesantren Al Azhar Citangkolo.

“Kebetulan dia berasal dari Subang. Di Banjar, selain sekolah dia juga mondok. Kami tak bisa berbuat banyak atauu menahannya untuk tetap menjadi anggota Paskibra,” tuturnya.

Namun demikian, kata Budi, pihaknya sudah mendapatkan anggota pengganti berasal dari SMK Negeri 3 Kota Banjar. Diapun berharap, pada pelaksanaannya nanti tidak mendapatkan kendala apa-apa. Termasuk pengadaan seragam Paskibra bisa segera ditanggulangi.   

“Menurut informasi, Panitia Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN) sudah mulai menerima penyetoran biaya atau anggaran kegiatan acara peringatan hari besar, temasuk untuk pembelian seragam Paskibra, dari sejumlah sekolah,” katanya.

Ketua PHBN Kecamatan Langensari, Jajat Sudrajat, S.Sos, M.Si, tidak menyangkal adanya pengunduran diri salah satu anggota Paskibra. Namun dia menegaskan, pengunduran diri tersebut tidak ada kaitannya dengan persoalan seragam.

“Panitia (PHBN) sedang menanganinya. Dan alhamdulillah ada titik terang karena pembiayaan mulai terkumpul,” katanya. (Nanks/R4/HR-Online)

RSUD Kota Banjar Klaim Bebas Vaksin Palsu

$
0
0
RSUD Kota Banjar Klaim Bebas Vaksin Palsu

Ilustrasi Vaskin. Foto: Ist/Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Merebaknya kasus vaksin palsu yang melanda sejumlah rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia, tidak membuat Badan Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum (BLUD RSU) Kota Banjar menjadi khawatir. Bahkan, pihak RSU menjamin bahwa rumah sakit ini bebas dari vaksin palsu.

Hal ini diungkapkan Wakil Direktur BLUD RSU Kota Banjar, H. Rachwan. Dia mengaku, setiap pengadaan vaksin, pihaknya sudah diatur oleh Departemen Kesehatan dari pusat melalui Dinas Kesehatan Kota Banjar.

“Saya jamin, RSUD Kota Banjar bebas dari vaksin palsu. Hal ini karena kami dalam melakukan pengadaan vaksin langsung dari departemen pusat melalui Dinas Kesehatan Kota Banjar, sehingga vaksin-vaksin yang kami terima terjamin keasliannya,” tandas Rachwan, kepada Koran HR, saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (19/07/2016) lalu.

Bahkan, kata Rachwan, pihak rumah sakit pun tidak pernah melakukan pangadaan obat dari perorangan atau CV, karena pengadaannya sudah diatur dari Departemen Kesehatan, seperti halnya pengadaan vaksin.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjar, H. Oman Rokhman, menegaskan, sampai saat ini pihaknya tidak menemukan adanya vaksin palsu di rumah sakit maupun di puskesmas-puskesmas yang ada di Kota Banjar.

“Vaksin yang ada di Dinas Kesehatan Kota Banjar, baik untuk balita maupun anak usia SD serta wanita usia subur, tidak ada yang palsu. Peredaran vaksin di Kota Banjar selalu melalui jalur resmi dari Departemen Kesehatan melalui Bio Farma,” tandasnya.

Oman menambahkan, vaksin-vaksin tersebut langsung dari pusat dan disalurkan melalui jalur resmi, sehingga aman dan sudah sesuai Peraturan Menteri Kesehatan. (Hermanto/Koran-HR)

Banyak Bangunan Tak Berizin, IMB di Kota Banjar Diputihkan

$
0
0
Banyak Bangunan Tak Berizin, IMB di Kota Banjar Diputihkan

Ilustrasi IMB. Foto: Ist/Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dari 46.000 bangunan, baik tempat tinggal maupun tempat usaha yang berdiri di wilayah Kota Banjar, sebagian diduga masih belum berizin atau tanpa dilengkapi Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Hal itu disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat selaku pemilik bangunan dalam mengurus izin tersebut.

Kepala Badan Penanaman Modal, Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMPPT) Kota Banjar, Soni Horison, AP., S.Sos., M.Si., mengatakan, jumlah bangunan memang ada sekitar 46.000, tapi minim yang ber-IMB.

Untuk tahun 2016 ini, baru ada 2.000 bangunan yang sudah terealisasi IMB-nya atas permohonan warga. Diharapkan, sisa enam bulan ke depan bisa mencapai target 1.000 pemohon IMB lagi.

“Atas dasar itu pula, tahun ini atau terhitung pertengahan April lalu, kami mulai dan sedang menjalankan pemberlakukan pemutihan IMB. Program ini sekaligus digunakan untuk memperbaiki data bangunan yang ada di wilayah Kota Banjar,” terang Soni, kepada HR, saat ditemui di ruang kerjanya, Jum’at (15/07/2016).

Pelaksanaan Pemutihan IMB sesuai Perwalkot Banjar No.11/2016 tertanggal 11 April 2016 tentang Pemutihan IMB. Program ini pemberlakuannya hanya untuk satu tahun saja bagi bangunan yang sudah berdiri sebelum tahun 2011.

Soni menjelaskan, bahwa objek IMB Pemutihan harus memenuhi ketentuan, yaitu tidak melanggar garis sempadan, bangunan laik fungsi atau tidak membahayakan, bangunan sederhanan untuk fungsi hunian atau usaha mikro, dan peruntukkan lahannya sesuai rencana pengembangan Kota Banjar.

Pemberlakuan ketentuan tersebut guna memberikan kepastian hukum, penertiban agar sesuai dengan lokasi, peruntukkan dan penggunaannya, serta mendorong peningkatan kesadaran masyarakat.

“Pemutihan IMB sifatnya warga pemohon diberikan keringanan dalam penyederhanaan persyarataan. Cukup bukti kepemilikan tanah, tidak mesti berbentuk sertifikat. Bisa surat pernyataan atau surat keterangan tanah. Juga harus dilengkapi persyaratan teknis berupa gambar bangunan/site plan serta foto bangunan tampak depan dan samping,” jelasnya.

Selain itu, diberikan keringanan biaya retribusi sebagaimana dituangkan dalam salah satu pasal Perda No.07/2011 tentang Retribusi Perijinan Tertentu, diantaranya bangunan gedung berdiri sampai akhir 2002 dikenakan biaya 25 persen dari biaya normal, untuk bangunan tempat tinggal berdiri sejak awal 2003 sampai 2011 sebesar 50 persen. Sedangkan, bangunan tempat usaha berdiri sejak awal 2003 sampai 2011 sebesar 75 persen.

Bagi warga yang hendak memproses pengajuan pemutihan IMB diberikan pelayanan oleh tim khusus, sehingga akan terselesaikan paling lambat tujuh hari kerja. Asal, persyaratannya lengkap dan benar, sudah direkomendasikan dan telah membayar retribusi.

“Sampai saat ini, progres kegiatan pemutihan IMB sudah mencapai 6,7 persen dari target yang ada. Untuk itu kami akan terus melanjutkan sosialisasinya kepada segenap warga dengan mengunjungi setiap desa/kelurahan. Jadi, manfaatkan program ini sebaik-baiknya dan segera mengajukan permohonannya,” pungkas Soni. (Nanks/Koran-HR)

Mantap! Kota Banjar Raih Adipura Empat Kali Berturut-turut

$
0
0
Mantap! Kota Banjar Raih Adipura Empat Kali Berturut-turut

Walikota Banjar, DR. Hj. Ade Uu Sukaesih bersama Kepala Dinas DCKKTRLH H Yoyo Suharyono, memamerkan Piala Adipura Kirana, setelah penyerahan Adipura oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, di Lapangan Istana Siak, Sri Indrapura, Riau, Jum’at (22/7/2016). Foto : Dokumentasi DCKKTRLH Kota Banjar

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kota Banjar, Jawa Barat, kembali berhasil meraih penghargaan Adipura yang keempat kali berturut-turut, dimana penghargaan sebelumnya pernah diraih di tahun 2013, 2014 dan 2015.

Penghargaan Adipura Kirana yang diraih Kota Banjar, diserahkan langsung oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla kepada Walikota Banjar, Hj Ade Uu Sukaesih, saat peringatan Hari Lingkungan Hidup 2016, di Lapangan Istana Siak, Sri Indrapura, Riau, Jum’at (22/7/2016).

Kepala Dinas Cipta Karya, Kebersihan, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKKTRLH) Kota Banjar, H Yoyo Suharyono mengatakan, diraihnya Adipura Kirana karena Kota Banjar mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan, pariwisata dan investasi berbasis lingkungan hidup.

“Luar biasa, saya sangat berterimakasih dan saya persembahkan Piala Adipura Kirana ini untuk masyarakat Kota Banjar,” ujar Yoyo kepada HR Online melalui sambungan ponselnya, Jum’at (22/7/2016).

Menurut Yoyo, ada perbedaan dalam pengkategorian penghargaan Adipura untuk tahun ini. Di tahun sebelumnya hanya ada Adipura dan Adipura Kencana, namun untuk tahun 2016 ini, dibagi menjadi ada 5 kategori, yakni Adipura Buana, Kirana, Karya, Bhakti, dan Paripurna.

Adipura tahun ini diberikan kepada 73 kabupaten/kota se-Indonesia. Untuk Adipura Paripurna, diberikan kepada tiga kota/kabupaten, yakni Kota Surabaya, Kota Balikpapan,dan Kabupaten Tulungagung.

Sedangkan untuk 70 kota dan kabupaten lainnya mendapat penghargaan Adipura Buana dan Kirana, termasuk Kota Banjar, Jawa Barat. Sedangkan Adipura Karya dan Bhakti tidak ada yang berhasil meraih. (Hermanto/R5/HR-Online)

Soal Anggota Paskibra Langensari Banjar Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

$
0
0
Soal Anggota Paskibra Langensari Banjar Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

Photo: Ilustrasi net/Ist.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pihak SMK Al-Azhar Citangkolo, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mengaku, bahwa satu siswa didiknya mengundurkan diri dari keanggotaan Paskibra Kecamatan Langensari, karena selama menjalani latihan kondisi fisiknya lemah.

“Selama menjalani latihan, siswa sekolah kami itu fisiknya sedang lemah. Jadi terpaksa mengundurkan diri,” kata Wakasek Kesiswaan SMK Al-Azhar, Angga Nugraha, S.Pd., saat dikonfirmasi HR Online, di ruang kerjanya, Jum’at (22/07/2016). [Baca berita terkait; Anggota Paskibra Langensari Banjar Mengundurkan Diri, Ada Apa?]

Siswi SMK Al-Azhar bernama Elisa Ningrum, dari kelas XI jurusan Akuntansi itu, sebenarnya ingin tetap bertahan jadi anggota Paskibra. Namun, melihat kondisi fisiknya seperti yang lemah maka tim kepelatihan menyarankan untuk tidak memaksakannya. Atas kesadarannya sendiri, akhirnya Elisa mengundurkan diri.

“Sejak awal sih, saat masih seleksi hingga terpilih menjadi anggota Paskibra, fisiknya baik-baik saja atau tidak ada masalah. Mungkin akibat kecapaian bolak-balik setiap hari dari sekolah atau dari pesantrennya di Citangkolo ke Langen untuk latihan,” tukasnya.

Dengan demikian, terang Angga, pengunduran siswanya tidak ada kaitannya dengan persoalan seragam. Sebab, untuk biaya pengadaan seragam Paskibra, pihaknya mengikuti yang terbaik.

“Bahkan sudah disiapkan, cuma apakah nantinya kami yang membuat atau kami yang menyerahkan biayanya kepada PHBN,” kata Angga. (Nanks/R3/HR-Online)

Tahun Ini, Kejaksaan Negeri Banjar Selidiki Dua Kasus Korupsi

$
0
0
Tahun Ini, Kejaksaan Negeri Banjar Selidiki Dua Kasus Korupsi

Photo: Ilustrasi net/Ist.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kejaksaan Negeri (Kejari) Banjar, Jawa Barat, di tahun 2016 ini tengah menyelidiki dua kasus dugaan tindak pidana korupsi di Kota Banjar. Sebelumnya, pihak Kejari Banjar juga sudah membongkar kasus tindak pidana korupsi yang menyebabkan kerugian negara hingga miliaran rupiah.

Kepala Kejari Kota Banjar, Munaji, SH., mengatakan, meski pihaknya kini tengah menyelidiki kasus tersebut, namun dirinya tidak memberikan keterangan lebih lanjut terkait dugaan dua kasus korupsi itu.

‪“Tahun 2016 ini kami sedang mendalami dua kasus dugaan korupsi di Banjar. Satu sudah masuk pada tahapan penyelidikan, namun belum diketahui berapa kerugian negara akibat kasus tersebut. Apabila langsung diberi tahu, kami khawatir target akan mempersiapkan segalanya, sehingga mohon maaf saat ini kami belum bisa memberikan keterangan pada insan pers. Kalau sudah terungkap, nanti kami akan ekspose,” terangnya, dalam acara jumpa pers, Jum’at (22/07/2016).

Munaji juga mengatakan, saat ini intruksi Presiden sudah menegaskan, bahwa setiap desa harus mengajukan pendampingan hukum pada Kejari, untuk memberikan pemahaman hukum dalam pelaksanaan anggaran. Tapi, terkait intruksi tersebut hingga sekarang belum ada peran aktif dari pihak pemerintah.

‪“Kami bukan mem-backup sebuah pengelolaan keuangan, tetapi hal ini supaya tidak terjadi penyimpangan. Maka dari itu kami sebagai penegak hukum sudah menjadi kewajiban memberikan arahan nasihat, serta pandangan secara hukum dan itu semua gratis,” tandasnya.

‪Namun, apabila ada tindakan penyimpangan yang berujung kepada pidana, pihaknya secara institusi dan kelembagaan akan memproses secara hukum yang berlaku. (Hermanto/R3/HR-Online)

SMP Negeri 2 Banjar, Cetak Siswa Berprestasi & Berbudi Pekerti

$
0
0
SMP Negeri 2 Banjar, Cetak Siswa Berprestasi & Berbudi Pekerti

Siswa SMP Negeri 2 Banjar, Jawa Barat, tengah melaksanakan sholat duha berjamaah.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Memasuki tahun pelajaran 2016-2017, SMP Negeri 2 Kota Banjar, Jawa Barat, yang beralamat di Jl. BKR, Nomor 16, menerima rombongan belajar (rombel) sebanyak 8 kelas dengan jalur akademik, prestasi dan apirmasi.

Kepala SMP Negeri 2 Banjar, Aa Hasan Gunara, S.Pd., M.Pd., mengatakan, nilai yang digunakan melalui jalur akademik adalah nilai UAS BN SD, dimana materinya meliputi Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA.

Sedangkan, untuk jalur prestasi dilihat dari bobot nilai prestasi, baik itu bidang olahraga, seni maupun agama, mulai dari tingkat kecamatan, kota, provinsi maupun prestasi di tingkat nasional. Sementara jalur apirmasi diperuntukkan bagi siswa yang tidak mampu.

“Untuk siswa yang diterima dari jalur akademik memiliki nilai rata-rata 240,50 dari jumlah keseluruhan materi dalam UAS BM SD. Jadi kalau dibagi tiga nilai rata-ratanya 80,166. Harapan ke depan dari PSB tahun ini dengan siswa memiliki nilai rata-rata 80,166, minimal bisa ditingkatkan, sehingga nilai UAN tiga tahun ke depan bisa lebih meningkat,” kata Aa Hasan Gunara, kepada HR, saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (14/07/2016).

Dengan visi unggul dalam prestasi dan unggul dalam budi pekerti, SMP Negeri 2 Banjar juga diharapkan dapat mencetak siswa-siswi berprestasi serta memiliki budi pekerti yang sesuai kurikulum yang berlaku.

Sedangkan misinya menciptakan sekolah sehat, aman, nyaman dan sejahtera. Adapun misi ketaqwaan yang dimiliki SMP Negeri 2 Banjar ini tergambar dalam orientasi sekolah sebagai sekolah berbasis akhlaq dengan beberapa implementasi, diantaranya Asmaul Husna, sholat duha berjamaah, membaca ayat-ayat perlindungan, mengucap salam serta melaksanakan ceramah keagamaan sebelum masuk kegiatan belajar mengajar.

“Ke depan, SMP Negeri 2 Banjar juga mulai mencari bibit-bibit hafid Qur’an. Ini program ke depannya. Kami yakin dari sekian ratus siswa pasti ada bibit yang muncul. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Banjar dan Disdikbudpora, karena sekolah ini bisa maju berkat bantuannya,” pungkasnya. (Eva/Koran-HR)


Santri di Banjar Ini Fokus Pelajari Ilmu Gramatikal Bahasa Arab

$
0
0
Santri di Banjar Ini Fokus Pelajari Ilmu Gramatikal Bahasa Arab

Salah satu pementasan yang ditampilkan santri di Pondok Pesantren Roudlotul Huda 2, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, dalam prosesi khataman. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Setiap orang tidak perlu menghakimi orang lain dari sudut manapun. Yang paling utama adalah menghormati mereka. Karena Tuhan lah yang paling mengetahui jati diri kita sebenarnya. Prinsip ini dipegang teguh oleh Kyai Khoerudin, pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Huda 2, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar.

Dengan keyakinan tersebut, kyai yang mendidik sebanyak 64 santrinya itu fokus pada bidang Nahwu Shorof (gramatikal bahasa Arab), yakni sebuah bidang ilmu pengetahuan dasar untuk mengetahui bahasa Arab secara utuh.

Menurut Kyai Khoerudin, sistem pesantren yang dijalani meski menggunakan metode klasik (salaf), para santri senantiasa khidmat menikmati perubahan harokat pada teks Arab dan makna huruf demi huruf dalam setiap kegiatan mengaji.

Sebagai puncak belajarnya, para santri mengikuti prosesi khataman/kenaikan kelas tiap bidangnya yang disaksikan ratusan masyarakat dan tokoh ulama. Dalam kesempatan haul pendiri ponpes, KH. Ibrahim Ya’qub, yang ke-16, semua santri berikrar menjaga keutuhan NKRI dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya usai prosesi khataman.

“Kita ajarkan kepada mereka arti penting mencintai tanah air melalui budaya pesantren. Kami harap mereka menjadi orang yang dapat menghormati seperti halnya bangsa ini yang bersatu dalam perbedaan,” kata Kyai Khoerudin, saat ditemui Koran HR, Selasa (19/07/2016) lalu.

Sementara itu, Iqbal (20), santri yang telah mengkhatamkan Kitab Alfiyah, mengatakan, belajar bahasa Arab penting dilakukan sebagai pondasi menjaga keutuhan teks asli Al-Qur’an, Hadist maupun literatur yang ditulis para ulama terdahulu.

“Siapa sangka, telah banyak yang merubah makna maupun teks pedoman kita demi kepentingan dan tujuan tertentu. Makanya, belajar bahasa itu penting, temasuk bahasa Arab,” ujar Iqbal.

Pengasuh Pondok Pesantren Roudlotul Huda 2, Maesur, menambahkan, saat ini banyak oknum mengatasnamakan jebolan pesantren terjebak paham yang bertentangan dengan Islam. Parahnya, mereka membuat keresahan di masyarakat dengan aksi teror.

“Kita selalu berpesan kepada santri untuk menjaga citra agama Islam, terutama nama baik pesantren. Satu hal prinsip kami adalah menjaga tsadisi lama dan menerima tradisi baru dengan baik,” tandasnya. (Muhafid/Koran-HR)

PBSI Kota Banjar Vakum, Atlit Bulutangkis Kerap Gelar Turnamen Dumpyuk

$
0
0
PBSI Kota Banjar Vakum, Atlit Bulutangkis Kerap Gelar Turnamen Dumpyuk

Atlit bulutangkis Kota Banjar tampak sedang berlatih di GOR Koperasi Guru Banjar (KGB). Photo: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Vakumnya Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Banjar, membuat para atlit bulutangkis di Banjar ibarat anak ayam yang kehilangan induknya. Mereka kebingungan jika akan mengikuti turnamen-turnamen di tingkat provinsi maupun nasional. Sehingga, mereka kerap menggelar turnamen sendiri yang biasa disebut dengan Dumpyukan.

Abah Ile (47), selaku pebulutangkis Banjar, mengatakan turnamen Dumpyukan adalah turnamen patungan hadiah dari para peserta dan hadiah tersebut nantinya diberikan lagi kepada juara.

“Ya mau bagaimana lagi, dengan tidak adanya PBSI Banjar, kini sejumlah pebulutangkis di Banjar kerap menggelar turnamen Dumpyukan. Hal ini disebabkan karena tidak adanya turnamen-turnamen resmi untuk cabang olahraga bulutangkis,” ujar Abah Ile, kepada HR, disela-sela kegiatan badminton di GOR Koperasi Guru Banjar (KGB), belum lama ini.

Hal sama juga dikatakan Galang Cikal (24), atlit muda bulutangkis Kota Banjar. Dirinya mengaku kerap kebingungan jika akan mengikuti turnamen di tingkat provinsi maupun nasional. Pasalnya, dalam pendaftaran pada turnamen tersebut harus ada rekomondasi dari PBSI daerah masing-masing.

“Pendaftaran turnamen kan sudah online, jadi kalau akan mengikuti turnamen tingkat provinsi maupun nasional harus ada rekomondasi dari PBSI daerah,” terang Galang.

Sementara itu, Labu (48), pebulutangkis Banjar lainnya, menyebutkan, bahwa organisasi PBSI Banjar dulu memang ada dan diketuai oleh drh. Yayat Supriatna, yang kala itu masih menjabat sebagai Sekda Kota Banjar pada massa Walikota Banjar Herman Sutrisno. Namun, setelah Yayat pensiun, PBSI malah mati dan tidak ada aktivitasnya.

Salah satu pelatih bulutangkis Kota Banjar dari Club Sanjaya, Heru Suprapto (40), membenarkan, bahwa dengan mati surinya PBSI Banjar membuat para pebulutangkis sedikit merasa kebingungan. Padahal potensi-potensi pebulutangkis muda Kota Banjar tidak diragukan lagi dan mampu bersaing dengan pebulutangkis dari daerah lain. Namun, terkadang mereka terkendala dengan tidak adanya PBSI di Banjar.

Padahal, lanjut Heru, pebulutangkis Banjar sudah bisa bertanding di tingkat nasional bahkan internasional. Seperti atlit bulutangkis asal Kota Banjar, Firman Abdul Kholik, yang kini di pelatnas.

“Tidak banyak yang tahu bahwa Firman adalah orang Banjar asli, dan kini dia malah membawa nama daerah lain. Sayang kan, ini akibat dari kurangnya perhatian pemerintah daerah kepada dunia olahraga, khususnya bulutangkis,” tandas Heru, yang juga pernah melatih Firman Abdul Kholik.

Saat HR mencoba menghubungi Ketua PBSI Kota Banjar, drh. Yayat Supriatna, melalui ponselnya, namun hingga berita ini diturunkan tidak ada jawaban. (Hermanto/Koran-HR)

Pasca Lebaran, Banyak Warga Banjar Pilih Kerja ke Kota Besar

$
0
0
Pasca Lebaran, Banyak Warga Banjar Pilih Kerja ke Kota Besar

Pasca Lebaran, ruang pelayanan pembuatan kartu AK-1 di Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Kota Banjar, setiap harinya ramai oleh calon pencari kerja. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Seusai musim mudik Lebaran, wajah-wajah baru menghiasi sentra-sentra industri di sejumlah daerah di Indonesia, terutama kota besar. Urbanisasi masih menjadi pilihan praktis dan akan terus berlanjut walaupun di kampung halaman terdapat lapangan pekerjaan yang dapat mencukupi kebutuhan hidup.

Di Kota Banjar sendiri, usai Lebaran antusias warga dalam membuat kartu kuning (AK-1) di Kantor Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans), Kota Banjar, meningkat. Kartu AK-1 dibuat untuk melengkapi syarat bekerja di perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan.

Panca (17), salah seorang pemohon AK-1, warga Desa Balokang, Kecamatan/Kota Banjar, mengaku akan mencari kerja di luar kota karena lebih menjanjikan dibanding dengan di daerahnya sendiri. Bermodalkan ijazah sekolah kejuruan bidang multimedia, dia mencoba peruntungan mendaftar di sebuah industri multimedia yang ada di Bandung.

“Kebetulan ada informasi lowongan pekerjaan yang cocok dengan jurusan saya. Informasinya dari saudara teman yang sudah bekerja di sana. Saya juga sudah beberapa kali mencari kerja di Banjar, tapi tidak ada yang cocok,” tutur Panca, saat dijumpai HR sedang menunggu proses pembuatan kartu kuning di Kantor Dinsosnakertrans Kota Banjar, Selasa (19/07/2016).

Pemohon kartu kuning lainnya, Dede Haryanto (26), warga Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. bermodalkan ijazah SMA dia memilih mengadu nasib di Tangerang dan bekerja di sebuah toko plastik.

Sudah dua tahun Dede bekerja di sana. Ketika pulang kampung saat Lebaran kemarin, dia pun mengajak adiknya, Nurmansyah (20), untuk bekerja di tempat yang sama. “Di kampung pekerjaan sepi, gajinya juga masih kecil. Kalau di Tangerang kan lebih besar. Daripada adik saya nganggur, saya ajak saja untuk bekerja di tempat saya bekerja,” kata Dede.

Pasca Lebaran Idul Fitri 2016, Dinsosnakertrans Kota Banjar, mencatat fluktuasi pencari kerja meningkat dibanding hari biasa. Berdasarkan angka lowongan kerja yang masuk dari bulan Januari-Juni 2016, terdapat 1.868 lowongan kerja untuk lokal Banjar dan luar Kota Banjar. Dari jumlah sebanyak itu, lowongan kerja yang tersedia meliputi 658 untuk laki-laki dan 1.210 untuk perempuan. (Muhafid/Koran-HR)

Dinsosnaker: Warga Banjar Pilih Kerja ke Luar Kota Karena Alasan Gaji

$
0
0
Dinsosnaker: Warga Banjar Pilih Kerja ke Luar Kota Karena Alasan Gaji

Ilustrasi. Foto: Ist/Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sekretaris Dinsosnakertrans Kota Banjar, Wasino, mengatakan, urbanisasi tetap akan terus terjadi, bahkan tidak dapat dibendung lagi. Pasalnya, mindset masyarakat tentang besaran gaji yang diterima saat kerja di kota besar tidak sepadan dengan gaji yang ada di kampung halaman.

“Saya istilahkan gengsinya besar. Padahal kalau kita hitung secara detail, living cost di kota besar justru lebih menggerus gaji yang didapat. Hasilnya ya sama-sama saja dengan pendapatan kerja di kampung,” ujarnya, kepada Koran HR, pekan lalu. [Berita Terkait: Pasca Lebaran, Banyak Warga Banjar Pilih Kerja ke Kota Besar]

Dia menambahkan, pada tahun 2016 terhitung sampai bulan Juni, pencari kerja yang tercatat di Dinsosnakertrans Kota Banjar mencapai 2.163 orang. Dari angka tersebut, hanya 1.044 orang yang ditempatkan.

“Pasti di kota besar usai Lebaran ada operasi yustisi karena banyaknya pendatang baru. Saya harap di Kota Banjar ini seimbang saja antara pendatang yang mengadu nasib dengan yang urban,” kata Wasino. (Muhafid/Koran-HR)

Duh, Perempuan Paruh Baya Ini Bonyok Dimassa Warga Pasar Banjar

$
0
0
Duh, Perempuan Paruh Baya Ini Bonyok Dimassa Warga Pasar Banjar

Petugas polisi saat membawa pelaku pencuri tas milik seorang pedagang di Pasar Banjar, ke Mapolsek Pataruman. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Karena ketahuan mencuri tas milik Yuyu Yuliani (52), pedagang klontongan di Pasar Banjar, Jawa Barat, seorang perempuan paruh baya berinisial SN (55), warga Teladan Barat, Medan Kota, Senin siang tadi (25/07/2016), sekitar jam 11.00 WIB, bonyok dihajar massa.

Saksi mata, Kokom (46), mengatakan, pelaku mengambil tas milik korban di atas meja saat korban sedang melayani pembeli. Melihat aksi tersebut, dan dirinya pun langsung berteriak maling.

“Saya melihat pelaku mengambil tas milik bu haji, kemudian saya berteriak dan mengejar pelaku bersama warga pasar lainnya,” terang Kokom.

Seringnya aksi pencurian di Pasar Banjar ini, membuat warga pasar menjadi berang. Tak pelak, setelah pelaku tertangkap tanpa dikomando massa pun beramai-ramai melayangkan bogem mentah kepada SN hingga mengalami lebam di wajahnya. Tak hanya itu, massa yang marah kemudian melumuri tubuh pelaku dengan tepung terigu.

“Ini akibat seringnya terjadi pencurian, hingga warga pasar pun marah,” ujar Karso (48), seorang pedagang.

Untuk menghindari amuk massa, Satgas Pasar Banjar, kemudian membawa pelaku ke aula Kantor UPTD Pasar dan menghubungi pihak kepolisian. “Guna menghindari amuk massa, pelaku untuk sementara diamankan di sini,” kata Saef, salah satu Satgas Pasar Banjar.

Tidak lama berselang, petugas dari kepolisian datang ke TKP, dan membawa pelaku beserta barang bukti berupa tas warna hitam yang berisi handphone dan sejumlah uang ke Mapolsek Pataruman. (Hermanto/R3/HR-Online)

Tak Tepat Sasaran, Warga Minta PJU di Pasar Bojongkantong Banjar Dipindah

$
0
0
Tak Tepat Sasaran, Warga Minta PJU di Pasar Bojongkantong Banjar Dipindah

Ilustrasi PJU. Foto: Ist/Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Warga Lingkungan Langkaplancar, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mempertanyakan tidak dipasangnya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) di Jalan Raya Banjar-Langensari, tepatnya di wilayah RT. 3, RW. 1.

Seperti diungkapkan Qodiran (28), salah seorang warga setempat, kepada Koran HR, Selasa (19/07/2016) lalu. Dirinya juga menyayangkan atas dipasangnya fasilitas tersebut di sepanjang jalan komplek Pasar Bojongkantong. Padahal, kondisi di lingkungan pasar tidak terlalu gelap sehingga pengguna jalan pun merasa nyaman dan aman saat melintas di kawasan tersebut.

“Di Jalan Raya banjar-Langensari ini yang sering terjadi kecelakaan, baik siang maupun malam, tapi malah tidak dipasang PJU. Menurut saya cabut saja PJU yang di pasar dan dipindahkan ke sini,” ujar Qodiran.

Sejak dikeluhkan seringnya terjadi kecelakaan di Jalan Raya Banjar-Langensari, pihak pemerintah hanya memasang rambu lalu-lintas. Bahkan, keberadaannya pun kurang diindahkan oleh pengendara, khususnya pengguna sepeda motor.

“Aneh saja, tempat yang jelas bahaya kok dibiarkan. Sedangkan yang tidak bahaya malah difasilitasi berlebihan. Skala prioritasnya mana,” tanya Qodiran.

Pendapat serupa juga diungkapkan Yitno. Menurut dia, warga sudah berulangkali menyampaikan keluhan soal gelapnya Jalan Raya Banjar-Langensari saat malam hari. Menurutnya, kondisi jalan yang menikung dan gelap tentu cukup membahayakan bagi pengguna jalan.

“Kota Banjar saya pikir tidak seperti di pedalaman. Ini jalan raya cukup ramai penggunanya, jadi kalau bisa tolong dipasang PJU,” harap Yitno. (Muhafid/Koran-HR)

Begini Cerita Asal Mula Nama Kampung Randegan di Kota Banjar

$
0
0
Begini Cerita Asal Mula Nama Kampung Randegan di Kota Banjar

Makam Mbah Tanu di komplek TPU Raharja, merupakan makam keramat karena Mbah Tanu diyakini sebagai pendatang pertama ke daerah Randegan. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sebagian besar masyarakat Kota Banjar, Jawa Barat, merupakan pendatang dari luar daerah. Belum ditemukan satu situs makam tokoh yang memiliki keturunan asli dan menjadi saksi bisu bahwa Banjar sudah ada sejak zaman dulu.

Adanya sebuah daerah perkampungan bernama Randegan di wilayah Pemerintahan Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, menjadi catatan penting bahwa Banjar adalah kota transit.

Secara bahasa, Randegan diartikan oleh sebagian penduduknya yang berlatarkan Suku Jawa adalah Pemandegan, dimana Mandeg artinya tempat berhenti. Sedangkan, menurut penduduk Suku Sunda, Randegan dikaitkan dengan kata Pangrandeg/Pangeureunan yang artinya tempat berhenti.

Menurut Kepala Desa Raharja, Hasyim, bahwa di wilayah pemerintahannya ada dusun yang bernama Randegan 1 dan Randegan 2. Secara kependudukan, masyarakat Desa Raharja terdiri atas dua suku besar, yakni Jawa dan Sunda.

“Berdasarkan cerita orang tua zaman dulu, penduduk suku Jawa di sini berasal dari daerah Kroya, Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Kebumen. Sedangkan suku Sunda berasal dari daerah Kawali dan Gegempalan, Kabupaten Ciamis. Semuanya pendatang,” ungkap Hasyim, saat ditemui HR di rumahnya, Selasa (19/07/2016).

Dalam penjelasannya, lanjut Hasyim, dulunya Randegan yang kini terletak di Desa Raharja dan Desa Mekarharja, merupakan daerah yang sering mengalami banjir dari Sungai Citapen dan Cijolang. Namun, setelah para pendatang mulai menempati daerah tersebut, kini banjir sudah jarang terjadi, kecuali di sebagian lahan pesawahan.

“Kalau secara umur, berdasarkan makam keramat yang ada, yakni makam Mbah Tanu, pendatang pertama ke daerah sini, sekitar 100 tahun lebih daerah ini dihuni sampai sekarang. Secara pertumbuhan sangat pesat, terutama ditopang adanya komplek perumahan, tercatat ada 200 perum yang rata-rata penghuninya adalah pendatang,” terangnya.

Para pendatang yang sudah tinggal di Randegan sering disusul oleh keluarga maupun saudaranya dari kampung di dua suku besar tersebut. Sehingga, daerah Randegan menjadi ‘pangeureunan’ atau tempat bernaung para pendatang.

Setiap bulan Muharam, masyarakat Randegan selalu memperingati napak tilas pendahulunya dengan melakukan ziarah ke makam Mbah Tanu yang berada di komplek TPU Raharja.

“Jadi saya pikir antara Sunda dan Jawa sepakat bahwa Randegan bermakna sama, yaitu tempat berhenti, dan pembuktiannya mereka ada di sini,” jelas Hasyim.

Senada dikatakan Kepala Dusun Randegan 2, Marino, bahwa kata Randegan berdasarkan sejarah bermula saat penjajahan Belanda. Pada saat itu, masyarakat yang hendak menyelamatkan diri dari kejamnya penjajah Belanda menempati daerah Randegan.

“Lama-lama sebagai pendatang mereka betah dan turun-temurun semakin bertambah, baik melalui proses pernikahan maupun membawa sanak saudaranya ke Randegan,” kata Marino, ketika dihubungi HR via telepon.

Secara jelas, lanjut Marino, keturunan Mbah Tanu tidak ada di Banjar, yang ada hanya makamnya saja. Diduga saat menghuni Randegan Mbah Tanu hanya seorang diri dan tidak memiliki keluarga.

“Jadi Randegan memang mengartikan keadaan sebenarnya dari masyarakat sini, yakni pendatang. Secara bahasa, tidak perlu diperdebatkan karena dari Jawa dan Sunda mengartikan yang sama,” pungkasnya. (Muhafid/Koran-HR)


Menghindari Lobang, Pemotor di Banjar Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas

$
0
0
Menghindari Lobang, Pemotor di Banjar Tabrak Pejalan Kaki Hingga Tewas

Warga tengah mengevakuasi dua orang korban tabrakan antara pengendara motor dan pejalan kaki yang terkapar di Jalan Raya Cijurey-Puloerang. Korban pejalan kaki meninggal di tempat kejadian. Photo: Muhafid/HR.  

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kecelakaan lalu-lintas terjadi di Jalan Raya Cijurey-Puloerang, Lakbok, tepatnya di Dusun Cijurey, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Selasa pagi tadi (26/07/2016), sekitar jam 07.15 WIB.

Dalam peristiwa itu, Karman (60), warga Dusun Cijurey, meninggal di tempat kejadian akibat tertabrak sepeda motor bernopol Z 4859 YA yang dikemudikan Nurhidayati (30), warga Dusun Sukaharja, Desa Karyamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.

Menurut Saeful Amri (26), saksi mata, bahwa kejadian tersebut diduga kuat akibat pengendara sepeda motor melaju dari arah Karyamukti dengan kecepatan sedang. Namun, tiba di lokasi kejadian Nurhidayati menghindari jalan yang berlubang sehingga keluar dari jalan aspal dan menabrak korban yang sedang berdiri di pinggir jalan usai menyebrang.

“Saat itu saya lagi olahraga naik sepeda dari arah Karyamukti. Saya lihat ibu pengendara motor
itu menghindari lubang di jalan. Nah, di situ ada korban yang sedang berdiri usai menyebrang,” terangnya, kepada HR Online.

Lanjut Saeful Amri, korban tertabrak hingga terpental masuk irigasi, sedangkan Nurhidayati pingsan terkapar di pinggir jalan dengan motornya yang ringsek di bagian depan.

“Korban saat tertabrak langsung meninggal, sementara pengemudi motor pingsan, tapi sempat sadar sebentar kemudian pingsan lagi karena mungkin trauma,” ujar Saeful Amri.

Saksi lainnya, Endang (40), mengatakan, waktu itu korban hendak membeli ikan di kolam milik Hadis. Saat berjalan, Hadis tidak tahu kalau korban mengikutinya dari belakang.

“Saat korban tertabrak, warga tidak ada yang tahu persis. Cuma kalau mendengar suara motor jatuh, warga banyak yang mendengar. Korban sepertinya ingin tahu proses pengambilan ikan di kolam, dan Hadis sendiri mengaku tidak tahu kalau korban mengukitinya dari belakang,” pungkas Endang. (Muhafid/R3/HR-Online)

Tak Lulus, Calon Pendamping Desa di Banjar Merasa Dicurangi

$
0
0
Tak Lulus, Calon Pendamping Desa di Banjar Merasa Dicurangi

Ilustrasi. Foto: Ist/Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Para peserta calon pendamping desa di Kota Banjar, kembali dibikin kecewa, terkait penyelenggaraan rekruitmen yang telah digelar Kementrian Desa RI dalam tahun 2016 ini. Karena, meski capaian nilai ujian cukup tinggi dan dinyatakan lulus menjadi pendamping desa, namun pada saat pengumuman resmi justru dinyatakan gagal.

Eko Yulianto, salah satu peserta calon pendamping desa, mengaku sangat kecewa, lantaran nilai yang dia peroleh berada di atas skor minimal sehingga dinyatakan lulus, tapi dalam pengumuman malah dinyatakan gagal.

“Alasan panitia yang dipakai adalah pengumuman resmi. Nah, dipengumuman resmi itulah saya tidak tercantum sehingga dinyatakan gagal,” tuturnya, kepada Koran HR, Selasa (19/07/2016) lalu.

Dia mengungkapkan, bahwa keikutsertaannya seleksi calon pendamping desa tahun ini merupakan kali keduanya, setelah sebelumnya di tahun 2015 ikut ambil bagian. Untuk kedua kalinya pun Eko merasa kecewa.

“Jelas ada kecurangan dan ini ada permainan. Kami punya bukti itu, masa jelas-jelas seorang peserta nilainya di bawah, terlebih kurang memenuhi syarat dalam pemberdayaan desa, tapi ujungnya berhasil lulus,” tukasnya.

Menurut Eko, sebuah program bagus untuk mendampingi desa yang secara langsung pula untuk memajukan negara, tapi sangat disayangkan dalam proses rekruitmennya masih tidak transparan.

Untuk itu harus ada pengawasan lebih ketat lagi supaya tidak terjadi hal-hal yang merugikan masyarakat. Termasuk dirinya pribadi akan ikut mengawasi kinerja pendamping  desa, khususnya yang ditugaskan di wilayah Kecamatan Langensari.

“Banyak peserta seleksi yang berpengalaman dalam pemberdayaan desa, tapi gagal lolos dan dibuat kecewa. Jadi tentunya bukan hanya saya saja yang akan ikut mengawasi kinerja pendamping desa. Alasan apapun, rekruitment ini sudah jelas berunsur politis dan tidak berkeadilan,” tandas Eko. (Nanks/Koran-HR)

Kadinkes: Warga Banjar Tak Perlu Cemas Vaksin Palsu

$
0
0
Kadinkes: Warga Banjar Tak Perlu Cemas Vaksin Palsu

Ilustrasi Vaksin. Foto: Ist/Net

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, H. Oman Rokhman, S.Sos., M.Kes., meminta kepada masyarakat untuk tidak cemas membawa anaknya ke fasilitas kesehatan (faskes), baik Puskesmas atau Posyandu guna mendapatkan vaksin. Hal itu terkait beredarnya vaksin palsu di sejumlah daerah.

Menurutnya, faskes tersebut menyediakan vaksin untuk program imunisasi dasar dari pengadaan pemerintah melalui distributor resmi, sehingga dijamin keasliannya. Sehingga, faskes yang ada di Kota Banjar terbebas dari peredaran vaksin palsu, tak terkecuali di rumah sakit.

“Jadi, warga tak perlu khawatir dan cemas menyikapi kabar peredaran vaksin palsu. Warga Banjar bisa mendapatkan vaksin anaknya seperti biasa ke fasilitas kesehatan yang tersedia, misal Puskesmas atau Posyandu,” kata Oman, saat ditemui HR, Selasa (26/07/2016).

Sebelumnya, atas merebaknya kabar soal peredaran vaksin palsu beberapa waktu lalu, dirinya pun langsung melakukan pengecekan ke sejumlah faskes yang ada di Kota Banjar, baik rumah sakit, klinik, dan puskesmas. Namun tidak ditemukan adanya penggunaan vaksin palsu.

“Terlebih sebagaimana ketentuan, bahwa pelayanan Puskesmas wajib menggunakan vaksin standar Dinas Kesehatan,” tandas Oman.

Senada dikatakan Kepala Puskesmas Langensari II, drg. Robyanto, bahwa pihaknya menjamin tidak ada vaksin palsu di Puskesmas maupun di Pustu dan Posyandu di wilayah binaan dan tanggungjawabnya.

“Untuk vaksin anaknya di faskes, warga jangan cemas, keasliannya dijamin aman, tidak ada vaksin palsu di sini. Ketersedian vaksin di Puskesmas langsung dari pemerintah melalui pengadaan Dinkes. Jadi jelas dan resmi jalurnya. Namun, kita tetap antisipasi kemungkinan beredarnya vaksin palsu, kita monitoring pemberian pelayanan yang dilakukan Pustu dan Posyandu,” kata Robyanto. (Nanks/Koran-HR)

Saat Mampir di Banjar, Pemuda Ini Nekat Jalan Kaki Menuju Jakarta

$
0
0
Saat Mampir di Banjar, Pemuda Ini Nekat Jalan Kaki Menuju Jakarta

Watimin pemuda asal Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap nekad melakukan jalan kaki dari rumah menuju Jakarta. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Seorang pemuda asal Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap nekad melakukan jalan kaki dari rumah menuju Jakarta. Watimin (32), melakukan misi jalan kaki karena dirinya berjanji (Nadzar) kepada Alloh SWT setelah kesembuhan penyakit tumor yang diderita ibunya.

Dalam perjalanan yang dimulai sejak kemarin sore, Selasa (26/7/2016), dari rumahnya, Watimin sebelumnya berpamitan kepada pihak keluraga, tetangga, perangkat desa untuk menunaikan nadzarnya.

“Berangkat kemarin sore mas dari rumah. Alhamdulillah semua pihak menyetujui aksi jalan kaki ini. Walaupun ibu sudah sembuh dari penyakit tumor yang berada pada bagian mata sebelah kanan sebelum lebaran, saya baru siap sekarang, mohon doanya saja,” ucapnya kepada HR Online usai mampir ke Mapolsek Purwaharja, Rabu (27/6/2016).

Sementara itu, aksinya berjalan kaki dari rumah menuju Jakarta akan melalui jalan via jalur Bandung. Sedangkan tujuan utamanya adalah berjalan kaki mengelilingi Bundaran Hotel Indonesia (HI) dan Tugu Monumen Nasional (Monas).

“Saya sudah berjanji kepada diri saya sendiri akan melakukan jalan kaki tersebut jika ibu saya sembuh. Alhamdulillah Alloh memberikan kesembuhan kepada ibu saya. Otomatis saya harus menunaikan nadzar saya, karena kalau tidak dilaksanakan maka saya berdosa. Intinya ini wujud syukur saya kepada Alloh SWT,” jelas Watimin.

Hanya berbekal baju serta perlengkapan sholat, dia juga membawa sebuah tulisan yang ditempel pada tasnya “Dari Desa Pucung Lor, Kroya – Cilacap menuju Jakarta jalan kaki Indonesia Sehat, putra Cilacap hebat”. Selain itu, untuk beristirahat Watimin hanya mau bereteduh di tempat pihak keamanan, yakni Mapolsek yang ia lalui.

“Kalau di Masjid cuma sholat saja, tidur di Masjid saya tidak mau karena banyak yang curiga atau kejadian aksi pencurian seperti kotak amal ataupun lainnya. Saya cuma mau mampir ke Polsek saja, biar aman,” tuturnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Ini yang Disampaikan Watimin Saat Mampir di Banjar

$
0
0
Ini yang Disampaikan Watimin Saat Mampir di Banjar

Watimin, seorang pemuda asal Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jateng, memperlihatkan tulisan yang dipasang pada tas miliknya. Photo: Muhafid/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Aksi nekat berjalan kaki dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah menuju Jakarta yang dilakukan Watimin (32), seorang pemuda asal Desa Pucung Lor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, ternyata membawa misi untuk membuktikan kebenaran adanya wakil wakyat di DPR RI asal daerah pemilihan Cilacap.

“Saya ingin membuktikan apakah benar ada orang Cilacap yang duduk di kursi DPR RI. Kalau memang benar, saya akan menemuinya nanti ketika sudah sampai sana. Sebelumnya saya sudah pernah mendengar itu, tapi saya belum pernah bertemu langsung. Mudah-mudahan ketemu,” tutur Watimin, kepada HR Online, saat dirinya tengah mampir ke Mapolsek Purwaharja, Kota Banjar, Rabu (27/07/2016). [Baca berita terkait; Saat Mampir di Banjar, Pemuda Ini Nekat Jalan Kaki Menuju Jakarta].

Watimin yang hanya berbekal uang Rp.96 ribu itu, ketika dirinya sampai di Mapolsek Purwaharja, sisa uangnya tinggal Rp.53 ribu. Dia mengaku, untuk menyambung hidupselama di perjalanan hingga sampai ke tempat tujuannya tidak mau meminta kepada siapapun.

“Kalau ada yang memberi saya terima, tapi saya tidak mau meminta. Setiap hari saya menargetkan makan 1 kali, untuk minumlah yang harus rutin. Saya mampir ke setiap Polsek untuk minta cap stempel, sekedar bukti saja,” terangnya.

Dalam perjalanan nadzarnya, Watimin mengungkapkan kalau ibunya, Sarilah (70), mengidap penyakit tumor di atas mata bagian kananya. Selama 5 tahun ibunya menderita penyakit tersebut, dan Watimin sendiri hanya bisa pasrah. Saat itu dirinya berjanji, kelak jika ibunya sembuh, dia akan berjalan kaki ke Jakarta.

Watimin juga menceritakan, ibu saya dioperasi di rumah sakit yang ada di Jogjakarta menggunakan kartu jaminan kesehatan dari pemerintah. Makanya selain nadzar, dirinya pun ingin bertemu wakil rakyat asal daerahnya yang ada di DPR RI untuk menceritakan hal tersebut.

Dengan menggendong tas bertuliskan “Cilacap-Jakarta jalan kaki, putra Cilacap hebat,” disertai tulisan “Ketemu Budiman Sujatmiko DPR RI Dapil Banyumas-Cilacap,” Watimin juga membawa sebuah tongkat dilengkapi bendera merah putih sebagai bukti kecintaanya kepada negara. “Saya bangga menjadi orang Indonesia, ibu saya sembuh berkat bantuan pemerintah,” tandasnya.

Watimin menargetkan perjalanannya menuju Jakarta akan menempuh waktu selama 20 hari. Untuk kepulangannya, dia akan kembali berjalan kaki menempuh jalur Utara. (Muhafid/R3/HR-Online)

Viewing all 5240 articles
Browse latest View live