Quantcast
Channel: Berita Banjar – Harapan Rakyat Online
Viewing all 5240 articles
Browse latest View live

Wawalkot; Benahi KONI Banjar Dengan Pengurus Kompeten

$
0
0
Wawalkot; Benahi KONI Banjar Dengan Pengurus Kompeten

Turnamen bulu tangkis Cinta Damai Cup di Gedung Serba Guna KGB, digelar para pecinta bulu tangkis secara swadaya. Photo: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Wakil Walikota Banjar, drg. H. Darmadji Prawirasetya, M.Kes., saat dihubungi Koran HR via ponselnya, mengatakan, persoalan keluhan pecinta bulu tangkis yang menganggap perhatian Pemkot Banjar kurang, yang harus dibenahi dulu adalah KONI-nya. Karena KONI merupakan organisasi induk yang mewadahi seluruh cabang olahraga.

“Pada initinya benahi dulu lah KONI-nya, dan orang-orangnya harus yang punya kompetensi serta mengerti manajemen olahraga. Selain itu, harus punya planning perencanaan bagaimana melakukan pembinaan kepada atlit, sehingga tidak membeli atlit dari luar,” terangnya.

Namun, keberadaan organisasi KONI juga jangan sampai dipakai ajang yang tidak jelas, seperti sebagai kendaraan politik dan lain sebagainya. Untuk itu, kepengurusan KONI haruslah orang-orang yang profesional. Dirinya pun berharap kepengurusan Koni bisa secepatnya dibentuk.

Bahkan, kata Darmadji, tidak menutup kemungkinan untuk kedepannya dia pun akan menggelar turnamen bulu tangkis piala Wakil Walikota Banjar. “Turnamen Futsal saja kemarin piala Wakil Walikota Banjar, kenapa bulu tangkis tidak bisa. Insya Allah kedepannya saya akan menggelar turnamen bulu tangkis piala Wakil Walikota Banjar,” tandasnya. (Hermanto/Koran HR)


Hari Dharma Karyadhika, Warga Binaan Lapas Banjar Gelar Bhakti Sosial

$
0
0
Hari Dharma Karyadhika, Warga Binaan Lapas Banjar Gelar Bhakti Sosial

Warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas III Kota Banjar, sedang mengecat taman di kawasan kuliner Dobo, Sabtu (22/10/2016). Photo : Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sebanyak 19 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) kelas III Kota Banjar, melakukan kegiatan bhakti sosial di kawasan kuliner Dobo, Sabtu (22/10/2016).

Kegiatan berupa mengecat taman dan melakukan bersih-bersih di sekitarnya dalam rangka peringatan Hari Dharma Karyadhika tahun 2016, dengan dihadiri oleh Kepala Kelurahan Pataruman, Ading Amir Ridwan bersama staf, Babinkamtibmas, Babinsa, tokoh masyarakat Dobo, Tanto dan petugas lapas serta Kepala Lapasnya.

Selain warga binaan, para pejabat lapas, lurah beserta staf, dan masyarakat pun berbaur melakukan bakti sosial ini.

Kepala Lapas Kota Banjar, Kadek Anton Budiharta mengatakan, bahwa kegiatan bakti sosial ini dilakukan serentak di seluruh Lapas yang ada di Indonesia. Namun menurutnya, hanya jadwalnya saja yang berbeda-beda.

“Untuk tahun ini kegiatannya bukan hanya seremonial saja, melainkan melakukan bakti sosial kepada masyarakat,” ujarnya kepada wartawan.

Saat ditanya apakah tidak khawatir para warga binaan ini kabur, Kadek menjawab bahwa para warga binaan yang mengikuti kegiatan bakti sosial ini telah dilakukan proses seleksi. Mereka juga telah memenuhi syarat yakni sudah memasuki masa asimilasi dan berkelakuan baik.

“Kami tidak khawatir mereka kabur, karena para warga binaan yang melakukan kegiatan bakti sosial ini adalah tamping (tenaga pendamping),” imbuhnya.

Selain melakukan bakti sosial, Kepala Lapas pun menyerahkan fasilitas olahraga, yakni berupa net untuk bola voli.

Tanto (46) Ketua RW 10, Lingkung Babakansari, Kel/Kec Pataruman mengatakan, bahwa kegiatan ini sangat positif, karena sudah melakukan bakti sosial di kawasan kuliner dobo.

“Saya ucapkan terimakasih kepada pihak Lapas Banjar yang telah melakukan kegiatan ini. Sehingga fasilitas yang ada di kawasan kuliner dobo semakin terlihat bersih dan indah,” katanya.

Sementara itu, Kepala Kelurahan Pataruman, Ading Amir Ridwan mengatakan, dengan adanya kegiatan ini ada hasil yang posistif dengan warga. Sehingga para warga binaan ini bisa saling mengenal dengan masyarakat.

Sehingga, katanya, hasil dari bakti sosial ini, kawasan kuliner dobo menjadi semakin indah dan bersih. “Dan mudah-mudahan kerjasama ini terus berlanjut,” ucap Ading. (Hermanto/R5/HR-Online)

Banyak Ular King Cobra, Warga Sukamanah Banjar Dibuat Resah

$
0
0
Banyak Ular King Cobra, Warga Sukamanah Banjar Dibuat Resah

Ular berbisa jenis King Cobra yang berhasil ditangkap warga Warga Lingkung Sukamanah RW 18, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Photo : Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Warga Lingkung Sukamanah RW 18, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar akhir-akhir dibuat resah dengan maraknya ditemukan ular berbisa jenis King Cobra di lingkungannya.

Menurut Ketua RT 18, Usep kepada HR Online, Sabtu (22/10/2016), banyaknya ular di wilayahnya karena di wilayah ini memang lokasinya dikelilingi perbukitan. Sehingga wajar jika banyak binatang-binatang seperti itu.

Usep mengungkapkan, bahwa pada Kamis (20/10/2016) sekitar pukul 10.00 WIB, warga Lingkung Sukamanah RW 18 berhasil menangkap seekor ular berbisa jenis King Cobra.

Pada saat itu, ular tersebut akan mematuk Lia (33), seorang pencari kayu bakar. Beruntung ia berhasil menghindar, kemudian warga pun mengejar ular tersebut dan berhasil menangkapnya.

“Dengan adanya ular-ular berbisa, kami himbau warga harus tetap hati-hati dan waspada, apalagi pada saat memasuki perbukitan,” pungkasnya. (Hermanto/R5/HR-Online)

Rencana Pembangunan Rumah Sakit, Pemuda Muktisari Banjar Minta Lahan Pengganti

$
0
0
Rencana Pembangunan Rumah Sakit, Pemuda Muktisari Banjar Minta Lahan Pengganti

Photo: Ilustrasi net/Ist

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Terkait Lapang Sepakbola Sanggabuana di Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, yang akan tergusur atas rencana pendirian Rumah Sakit di area komplek Kantor Kelurahan Muktisari, mendapat reaksi dari sejumlah tokoh pemuda setempat.

Mereka meminta agar Pemkot Banjar mencarikan lahan sekaligus membangunkan kembali lapang penggantinya sebelum Rumah Sakit didirikan. Selain itu, pemerintah juga harus segera melakukan sosialisasi kepada warga, mengenai rencana tersebut.

“Jika memang Pemkot Banjar sudah memastikan akan membangun RS di area komplek Kelurahan Muktisari hingga Lapangan Sanggabuana yang juga ikut tergusur, mestinya segera disosialisasikan,” kata Acep Anggi Sihombing, SH, salah seorang pemuda setempat, kepada Koran HR, Minggu (16/10/2016).

Dia menyebutkan, bahwa pihak pemuda dan warga setempat belum mengetahui secara pasti atas rencana tersebut, namun baru sebatas mendengar wacana saja. Jadi ada baiknya sosialisasi awal dulu dilakukan, terutama pada masyarakat terdampak.

Menurutnya, Lapangan Sanggabuana adalah tempat bagi para pemuda dan anak-anak dalam bermain sepakbola. Banyak bibit-bibit pemain sepakbola dari lapangan ini, karena Lapangan Sanggabuana sudah ada sejak dulu.

“Apabila lapangan ini dialih fungsikan menjadi Rumah Sakit, bagaimana nasib dan keberlanjutan para pemuda dan anak-anak dalam menyalurkan bakat olahraga tersebut,” tanya Acep, yang juga selaku penggerak olahraga sepakbola di Kelurahan Muktisari.

Memang, lanjut Acep, di satu sisi pembangunan Rumah Sakit sangat bermanfaat bagi masyarakat dalam bidang pelayanan kesehatan, juga bisa memberikan lapangan pekerjaan atau memperbaiki ekonomi warga sekitar.

Namun harus dipikirkan pula tentang fungsi sebelumnya, bahwa Lapangan Sanggabuana merupakan sarana olahraga warga dan pemuda Muktisari sejak dulu. Dia menilai, olahraga pun penting bagi kesehatan.

Terlebih, olahraga juga salah satu program pemerintah dalam bidang pemberdayaan pemuda. Jangan sampai kapasitas dan keberdayaan pemuda turun akibat alih fungsi lapang yang biasa digunakannya, apalagi sampai tidak jelas penggantiannya.

“Setidaknya harus ada solusi yang terbaik, yaitu program pemerintah di bidang kesehatan berjalan sinergis atau seimbang dengan  kegiatan pemberdayaan pemuda dan olahraga,” tukasnya.

Meski dirinya pun yakin dan pasti Pemkot Banjar sudah memikirkan untuk solusinya, namun Acep sendiri mempertanyakan, apakah tidak ada lahan lain selain Lapangan Sanggabuana Muktisari. Sebab, di kawasan tersebut banyak fasilitas lainnya yang akan terdampak, seperti Sekolah Dasar, Sekolah Luar Biasa, dan juga makam pahlawan.

Senada dikatakan tokoh pemuda lainnya, Azis. Dirinya merespon baik rencana pendirian RS di area tersebut, asal dipikirkan secara matang menganai dampak positif dan negatifnya, khususnya bagi masyarakat sekitar.

“Terpenting juga ada lahan pengganti lapang olahraga bagi pemuda dan warga Kelurahan Muktisari. Memang di wilayah Kecamatan Langensari ini ada Sport Center, tapi Lapang Sanggabuana jika tergusur tetap harus ada penggantinya,” kata Azis.

Pemuda Kelurahan Muktisari tetap harus memiliki lapangan sendiri di wilayahnya, seperti halnya desa/kelurahan lain. Jangan sampai seperti yang terjadi di Desa Langensari, hingga kini tak memiliki lapang sepakbola.

“Lapang milik desa yang sekarang dijadikan alun-alun, sampai sekarang belum ada kejelasan lapang penggantinya. Sedangkan lapang sepakbola di Sport Center itu bukan murni penggantiannya,” ujar Azis.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kelurahan Muktisari, Agus Aprilliani, enggan berkomentar banyak. Alasannya, belum ada sosialisasi mengenai hal itu dan Karang Taruna sendiri belum diajak bicara.

“Pokoknya harus ada penggantian lahan dan dibangunkan kembali lapang baru. Itu harus ada tersedia sebelum RS dibangun,” singkatnya. (Nanks/Koran HR)

Ormas di Banjar Ini Bidik Penegakan Hukum Lewat APKB

$
0
0
Ormas di Banjar Ini Bidik Penegakan Hukum Lewat APKB

Musyawarah sejumlah Ormas di Kota Banjar dalam pembentukan Aliansi Peduli Kota Banjar (APKB) di Sekretariat Forum Aliansi Kedulatan Rakyat (Akar) yang terletak di Dusun Tembung Kerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Minggu (23/10/2016). Photo: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dalam rangka penegakan supremasi hukum di wilayah Kota Banjar, sejumlah Organisasi Masyarakat (Ormas) di Banjar membentuk sebuah aliansi baru yang bernama Aliansi Peduli Kota Banjar (APKB) di Sekretariat Forum Aliansi Kedulatan Rakyat (Akar) yang terletak di Dusun Tembung Kerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu (23/10/2016).

Dari hasil rapat bersama Serikat Hijau Indonesia (SHI), Bale Rahayat (BR) , Forum Aliansi Kedaulatan Rakyat (AKAR), Aliansi Masyarakat Untuk Keadilan (AMUK), Gabungan anak jalanan (GaZa), dan GIBAS, terpilihlah Nurdin Suhendar sebagai ketua, sekretaris oleh Dede Supriadi dan bendahara oleh Jaka.

Dalam sambutannya, Nurdin Suhendar mengetakan terbentuknya aliansi tersebut adalah untuk penegakan hukum di wilayah Kota Banjar. Selain itu, ia juga membawa misi untuk menjaga kondusifitas, pemberdayaan masyarakat bidang ekonomi, sosial dan budaya Kota Banjar.

“Dengan terbentuknya aliansi ini, prinsipnya adalah kami membedah suatu permasalahan yang ada di Kota Banjar, kemudian mengingatkan, dan meluruskan,” kata  Nurdin.

Setelah terbentuk, lanjutnya, APKB kemudian melakukan advokasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di Desa Batulawang dan advokasi terkait penebangan kayu jati di wilayah Desa Batulawang dan wilayah Desa Mulyasari Kecamatan Pataruman.

“Kami akan bahas semua persoalan yang ada di Banjar dan melakukan pendampingan warga,” tutupnya. (Hermanto/R6/HR-Online)

Derita Warga Banjar Sekitar Hutan Produksi, Longsor dan Banjir Selalu Mengancam

$
0
0
Derita Warga Banjar Sekitar Hutan Produksi, Longsor dan Banjir Selalu Mengancam

Seorang anak yang tinggal di lereng gunung Sangkur tengah melihat lokasi longsor yang berada di Dusun Rancakole, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sejak dilakukan penebangan pohon jati di gunung tersebut pada tahun 2014 lalu, sekitar 20 rumah warga yang ada di lereng gunung selalu diterjang banjir, disertai material longsoran tanah gunung.

Memiliki rumah di bawah lereng pegunungan memang tak selamanya memberikan kenyamanan bagi warga.

Andi (44), salah seorang warga Lingkungan Panatasan, RT. 03, RW. 20, Kelurahan Pataruman, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, mengaku selalu khawatir rumahnya tertimpa longsoran tanah dari Gunung Sangkur yang berada di belakang rumahnya.

“Kalau langit mendung, warga daerah sini pasti gelisah akan turunnya hujan. Pada hari Minggu (09/10/2016) lalu lebih parah, semua rumah dan jalan lingkungan tertutup tanah. Sedangkan areal pesawahan penuh dengan air,” terang Andi, kepada Koran HR, Senin (17/10/2016) pekan lalu.

Sedangkan menurut Aleh (66), warga sekitar yang juga mantan relawan pegawai Perhutani, mengatakan, longsor diakibatkan tidak adanya saluran air yang mengalirkan ke pembuangan Sungai Cikawalu. Padahal, saat dirinya masih bekerja, ada saluran air di sepanjang lereng Gunung Sangkur.

“Jadi, saluran airnya selalu tertimpa tanah sehingga sampai sekarang sudah tidak ada lagi wujudnya. Supaya tidak banjir maupun longsor, seharusnya ada normalisasi saluran tersebut yang dulu pernah ada,” kata Aleh.

Sementara itu, Ketua RW. 04, Lingkungan Panatasan, Ade Supriatna, mengatakan, wilayahnya yang dikenal dengan sebutan Curug Taneuh itu, sebenarnya mengingatkan pada kejadian longsor yang menimpa warga pada tahun 1970 silam akibat penebangan kayu jati oleh pihak Perhutani.

“Kejadian waktu dulu ternyata terulang kembali sejak penebangan tahun 2014 lalu. Hingga sekarang, setiap hujan warga selalu dibayang-bayangi ketakutan longsor dan banjir. Apalagi setelah kejadian hari Minggu kemarin, ada 8 titik retakan tanah yang berada di gunung, salah satunya dengan panjang 50 meter, lebar 20 centimeter dan kedalaman 1,5 meter,” ungkapnya.

Dengan adanya permasalahan tersebut, Ade berharap Pemerintah Kota Banjar bisa meninjau langsung ke lokasi, dan melakukan komunikasi dengan pihak Perhutani, agar persoalan dapat segera diselesaikan.

Pasalnya, penebangan kayu pada tahun 1970 bisa pulih kembali sekitar 30 tahun berikutnya. Begitu pula penebangan yang dilakukan pada tahun 2014, harus 30 tahun untuk menunggu pohon jati kembali menjadi penyerap air sebagai penahan tanah.

“Dulu pernah Bu Walikota dan Pak Wakil Walikota datang, meskipun tidak ke titik utama lokasi bencana, tapi hingga saat ini kami belum mendapatkan titik terang soal keresahan kami,”

Dari pantauan Koran HR di lokasi kejadian, longsoran tanah pegunungan tersebut berasal dari wilayah Dusun Rancakole, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, yang berbatasan langsung dengan Lingkungan Panatasan. Sepanjang 300 meter longsoran memporak-porandakan pepohonan yang ada di gunung.

Sementara itu, saluran air yang awalnya mengalirkan air ke irigasi, kini tertutup oleh tanah. Sedangkan, warga setempat menutup bagian bawah pintu rumahnya menggunakan papan guna menghindari longsoran tanah yang sering terjadi.

Menanggapi persoalan tersebut, Lurah Pataruman, Ading, mengaku, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak Perhutani pada saat longsor terjadi hari Minggu (09/10/2016) lalu. Namun, hingga saat ini pihak Perhutani belum juga memberikan signal soal pemecahan masalah yang menimpa warganya.

“Kalau ke Pemkot Banjar saya sudah melayangkan surat pemberitahuan, tapi belum juga ada respon. Intinya, kita berharap hal ini bisa segera diselesaikan oleh pihak-pihak terkait,” tandas Ading, saat dihubungi Koran HR melalui sambungan telepon selulernya, Selasa (18/10/2016) lalu. (Muhafid/Koran HR)

Ketua HKTI Kota Banjar: Stop Hutan Produksi, Alihkan Menjadi Hutan Konservasi

$
0
0
Ketua HKTI Kota Banjar: Stop Hutan Produksi, Alihkan Menjadi Hutan Konservasi

Penenbangan pohon jati di gunung Sangkur tahun 2014 yang mengakibatkan longsor dan banjir. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Menanggapi kekhawatiran warga di sekitar lereng bukit gunung sangkur, yang selalu dihantui ketakutan akan bencana longsor dan banjir, akibat dampak dari hutan produksi. Ketua HKTI kota Banjar, Kusnadi, mendesak untuk menghentikan aktivitas hutan produksi.

“Dampak penebangan pohon jati tahun 2014 akan terus mengancam aktifitas dan nyawa warga sekitar lereng gunung sangkur, akibat lahan gundul. Meski memang pihak Perhutani melakukan penanaman lagi, tapi kan recoverynya cukup lama. Makanya stop hutan produksi, alihkan menjadi hutan konservasi,” tegasnya kepada HR, seusai pelantikan HKTI tingkat kecamatan dan desa/kelurahan se-kota Banjar, Selasa (18/10/2016) pekan lalu.

Apalagi saat ini, lanjut Kusnadi, curah hujan masih terhitung cukup tinggi, karena tahun ini mengalami kemarau basah. Wajar saja setiap langit mendung, warga sekitar lereng gunung sangkur selalu ketakutan.

Selain anomali cuaca, pembangungan infrastruktur yang telah dilakukan pihak Pemkot Banjar dengan membuat saluran, akan menjadi sia-sia. “Bagaimana tidak, setiap selokan yang dibangun selalu tertimpa longsoran dan akhirnya terbawa arus air, maka hilanglah itu saluran, karena akibat penggundulan hutan,” tandasnya.

Keberadaan hutan produksi yaitu dengan menanam pohon jati di lereng gunung sangkur untuk saat ini sudah tidak relevan lagi. Hal itu kata Kusnadi, mengingat, jumlah penduduk di kota Banjar semakin bertambah, dan tinggal disekitar lereng gunung sangkur.

Selain mengancam warga sekitar, sejumlah areal pesawahan yang berada dibawah lereng gunung sangkur beberapa waktu lalu terendam air limpahan akibat hutan jati belum tumbuh maksimal.

“Mari kita berhitung untung dan ruginya hutan produksi bagi masyarakat sekitar lereng gunung sangkur, dan sejumlah areal pesawahan. Setiap tahun mereka terancam longsor dan banjir, areal pertanian mereka rusak akibat terendam air. Saluran drainase selalu rusak diterjang longsor dan air bah, bahkan ada nyawa warga yang terancam,” ketusnya.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya lanjut kusnadi akan menggalang dukungan masyarakat untuk menghentikan fungsi hutan produksi menjadi hutan konservasi. Agar warga kota Banjar akan mendapatkan udara lebih sejuk dan rindangnya hutan.

“Selama daerah aliran sungai (DAS) Citanduy masih ada hutan produksi, jangan harap air sungainya jernih, meski dibangun bendungan Leuwi Keris sekalipun. Sungai Citanduy akan jernih bila DAS telah menjadi daerah hutan konservasi,” tukas Kusnadi. (SBH/Koran HR)

Berita Terkait

Derita Warga Banjar Sekitar Hutan Produksi, Longsor dan Banjir Selalu Mengancam

Hati-Hati! Jalan Raya Banjar-Pangandaran di Sukamukti Retak

$
0
0
Hati-Hati! Jalan Raya Banjar-Pangandaran di Sukamukti Retak

Bahu jalan provinsi yang berada di Dusun Tembung Kerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman Kota Banjar Jawa Barat, retak dan mengancam pengguna jalan. Photo : Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Diguyur hujan terus-menerus, jalan provinsi yang berada di Dusun Tembung Kerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman Kota Banjar Jawa Barat, mengalami retak-retak dan rawan amblas.

Pantauan HR Online di lapangan, kondisi jalan yang retak berada di bahu jalan dengan panjang 100 meter, dengan kedalaman 1 meter dan lebar 30 sentimeter. Selain retak, jalan yang menghubungkan Banjar-Pangandaran ini juga mengalami kemiringan sampai 20 derajat.

Tak pelak, dengan adanya keretakan ini dapat mengancam pengguna jalan dan bangunan rumah milik penduduk setempat yang berada di bawahnya, karena terancam longsor.

Endang Herman (60) warga setempat menuturkan, peristiwa retaknya jalan ini terjadi satu minggu yang lalu saat hujan deras.

“Saya berharap kepada pemerintah supaya secepatnya menangani jalan yang retak tersebut,” ujarnya kepada HR Online, Senin (24/10/2016). (Hermanto/R5/HR-Online)


Jalan di Sukamukti Banjar Retak, Pengendara Dihimbau Ekstra Hati-Hati

$
0
0
Jalan di Sukamukti Banjar Retak, Pengendara Dihimbau Ekstra Hati-Hati

Jalan raya Banjar-Pangandaran di Dusun Tembung Kerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, yang mengalami keretakan pada bahu jalan dengan panjang 100 meter, dengan kedalaman 1 meter dan lebar 30 sentimeter. Photo : Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pengendara yang melewati jalan raya di tanjakan Tembungkerta di Dusun Tembung Kerta, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat, diharapkan untuk ekstra hati-hati.

Sebab, jalan provinsi ini mengalami keretakan pada bahu jalan dengan panjang 100 meter, dengan kedalaman 1 meter dan lebar 30 sentimeter. Sehingga kondisi tersebut  sangat membahayakan, terutama bagi pengendara yang datang dari arah Pangandaran menuju Banjar kota.

[Berita Terkait : Hati-Hati! Jalan Raya Banjar-Pangandaran di Sukamukti Retak ]

“Kami himbau kepada para pengendara supaya lebih berhati-hati saat melintasi jalan tersebut. Karena selain retak, saat turun hujan ruas jalan menjadi licin dan berbahaya,” ungkap Kasi Kesiapsiagaan dan Penanggulangan Bencana BPBD Kota Banjar, Asep Setiadi, Senin (24/10/2016).

Disebutkan, tanah di daerah tersebut labil dan rawan longsor. Tidak menutup kemungkinan, jalan tersebut juga terancam longsor.

“Kami sudah meninjau ke lokasi, karena retaknya persis di pinggir jalan. Kami pun akan berkoordinasi dengan pihak bina marga,” katanya. (Hermanto/R5/HR-Online)

UPR di Banjar Minta Balai Benih Ikan Bersinergi

$
0
0
UPR di Banjar Minta Balai Benih Ikan Bersinergi

Kondisi UPTD BBI Kubangsari Dinas Pertanian Kota Banjar saat ini. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Keberadaan Unit Pengelola Teknis Daerah Balai Benih Ikan (UPTD BBI) Kubangsari Dinas Pertanian Kota Banjar, menjadi salah satu penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Banjar pada bidang perikanan. Sejak berdirinya sekitar 11 tahun yang lalu, BBI terus dikejar untuk mencapai target PAD Kota Banjar.

Ratna, salah satu pegawai BBI Kubangsari, mengatakan, dari tahun ke tahun BBI terus melakukan pembenahan, baik pada pembangunan fisik maupun pada spesies benih ikan yang dikelola.

Hingga saat ini, kondisi fisik BBI sudah mulai kembali normal dibanding dengan tahun sebelumnya yang bangunannya banyak mengalami kerusakan dan tidak terpakai. Sedangkan, benih ikan yang dikelolanya hanya 4 jenis, yakni gurame, nila, tawes dan ikan emas.

“Alhamdulillah, hasil dari pengelolaan kita di BBI sudah bisa mencapai target PAD, terutama tahun 2015 sebesar 66 juta rupiah. Untuk tahun 2016, target PAD juga sama 66 juta rupiah, mudah-mudahan tahun ini bisa tercapai juga,” terangnya, kepada Koran HR, Jum’at (07/10/2016) lalu.

Lebih lanjut Ratna mengatakan, bahwa hasil benih yang dikelolanya biasa dibeli oleh para peternak ikan yang berasal dari daerah Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Majenang, Kabupaten Cilacap dan Kota Banjar. Meskipun berjalan normal, dia mengaku BBI hanya dikelola oleh 2 orang tenaga PNS dan 4 orang karyawan.

Selama 1 tahun, pihaknya diberi anggaran operasional sebesar Rp.70 juta, yaitu pada tahun 2015 dan juga tahun 2016. Diakui Ratna, sebenarnya pihak BBI sendiri kewalahan dalam masalah pengelolaan akibat kurangnya SDM. Kolam yang cukup luas di BBI hanya dikelola oleh 2 orang PNS dan 4 orang karyawan.

“Banyak masyarakat yang sengaja datang untuk melakukan konsultasi terkait masalah ternak ikan, baik pengusaha maupun warga biasa. Tapi kalau untuk melakukan pembelian dari peternak, jelas itu tidak bisa karena tidak sesuai dengan tupoksi UPTD BBI. Kita pun ingin adanya penambahan SDM agar pengelolaan bisa lebih maksimal lagi,” kata Ratna.

Melihat potensi besar UPTD BBI, Hartono, salah satu orang yang aktif dalam Unit Pembenihan Rakyat (UPR) Mukti Mandiri Kecamatan Langensari, mengaku prihatin dengan keberadaan BBI yang seharusnya bisa menjadi ikon Kota Banjar bidang pembenihan ikan, malah tidak berdampak pada UPR yang ada di Kota Banjar.

“Sayang sekali, bangunannya megah dan luas tapi masih banyak juga kolam yang kosong. Hal itu jelas berdampak pada PAD yang stagnan. Apalagi dengan SDM yang sedikit,” ujarnya, kepada Koran HR, Senin (17/10/2016) lalu.

Hartono sendiri mengaku sangat berterimakasih kepada Pemkot Banjar, yang telah memberikan motivasi melalui dorongan moril maupun materil kepada UPR yang ada di Banjar. Namun, ketika dikaitkan dengan kondisi BBI yang tidak mengalami peningkatan, justru dirinya berniat membantu BBI, baik dalam masalah pembenihan maupun pengelolaan.

“Memang BBI tidak diperbolehkan membeli ikan dari masyarakat, tapi jika kita menawarkan konsep pada tahap pendederan 3, yakni benih yang ukurannya 5 hingga 10 centimeter, bisa ditampung oleh BBI. Ukuran sebesar itu kan masih dalam kategori benih, bukan konsumsi. Jadi, kalau bisa Dinas Pertanian memberikan peluang tersebut,” tukasnya.

Selain dengan konsep bermitra antara UPR dan BBI yang bisa meningkatkan hasil PAD, untuk pengelolaan pun bisa mengakomodir para ahli di bidang perikanan yang terdapat di UPR yang ada di Kota Banjar, khususnya wilayah Langensari. Pasalnya, Langensari merupakan wilayah yang terkenal dengan penghasil ikan gurame di berbagai daerah.

“Jelas-jelas kita yang selalu mengeluarkan benih, tapi tetap saja diklaim oleh peternak dari wilayah lain, baik di Ciamis maupun daerah lain. Hal tersebut membuktikan bahwa UPR yang ada di Banjar sangat besar potensinya ketika bersinergi dengan BBI untuk meningkatkan PAD,” ungkapnya.

Pihaknya berharap kepada pemerintah agar UPR yang ada di Banjar bisa diakomodir melalui BBI, sehingga ikon Kota Banjar bisa dimunculkan kembali melalui 1 pintu, yakni BBI. “Jadi jangan disia-siakan bangunannya, anggaran besar mencapai miliaran rupiah, tapi pendapatannya justru kecil,” kata Hartono. (Muhafid/Koran HR)

Upaya Mengatasi Masalah Banjir, Desa Mulyasari Banjar Bangun Saluran Irigasi

$
0
0
Upaya Mengatasi Masalah Banjir, Desa Mulyasari Banjar Bangun Saluran Irigasi

Pembuatan saluran irigasi dengan panjang 150 meter yang terletak di RT. 03, RW. 04, Dusun Sukamaju, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Menjadi wilayah langganan banjir tentu bukan harapan semua masyarakat, apalagi setiap turun hujan yang berkepanjangan. Tercatat sekitar 55 rumah dengan 191 jiwa di Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, terkena dampak banjir akibat kiriman air dari Gunung Sangkur.

Memecahkan persoalan tersebut, Pemerintah Desa Mulyasari melakukan terobosan dengan pembuatan saluran irigasi guna mengalirkan air kiriman dari Gunung Sangkur ke saluran pembuangan.

Kepala Desa Mulyasari, Wawan Gunawan, melalui Sekretaris Desa, Ari, menyampaikan kejadian banjir disebabkan tidak maksimalnya saluran air kiriman dari Gunung Sangkur. Dengan kondisi demikian, berdasarkan hasil musyawarah dan usulan masyarakat, akhirnya digagas untuk membuat saluran irigasi dengan panjang 150 meter yang terletak di RT 03 RW 04 Dusun Sukamaju.

“Kami mengalokasikan Dana Desa (DD) tahun anggaran 2016 salah satunya untuk pembuatan saluran irigasi tersebut. Mudah-mudahan dampak air kiriman dari Gunung Sangkur tidak lagi membuat warga resah,” ujarnya kepada Koran HR saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (18/10/2016) pekan lalu.

Walaupun pembangunan saluran irigasi tersebut tidak secara total membuat banjir tidak lagi terjadi, lanjutnya, akan tetapi bisa meminimalisir dampak banjir. Untuk proses maksimal pembangunannya, Ari menegaskan pada tahun 2017 mendatang akan dibangun drainase-drainase yang ada di sekitaran pemukiman warga.

“Nah kalau sudah ada drainase yang berada di pemukiman warga, saya yakin banjir pun bisa diminimalisir,” tutupnya. (Muhafid/Koran HR)

Ciptakan PHBS di Masyarakat, Pemdes Mekarharja Banjar Bangun Jamban Keluarga di 93 Titik

$
0
0
Ciptakan PHBS di Masyarakat, Pemdes Mekarharja Banjar Bangun Jamban Keluarga di 93 Titik

Kepala Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Saptono. 

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Selain melakukan pemeliharaan infrastruktur jalan sepanjang 1.000 meter dan lening/saluran irigasi sepanjang 2.000 meter, Pemerintah Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, juga membuat jamban keluarga di 93 titik.

Kepala Desa Mekarharja, Saptono, mengatakan, pembangunan tersebut dilakukan pada tahap ke II pencairan ADD (Alokasi Dana Desa). Untuk jamban keluarga, masing-masing RT mendapat jatah 3 titik.

Pembuatan jamban keluarga sesuai dengan peraturan Pemerintah Kota Banjar, di mana masyarakat Kota Banjar harus melaksanakan PHBS agar mereka senantiasa hidup sehat. Karena, sehat itu mahal dan dengan sehat masyarakat bisa beraktifitas di bidangnya masing-masing.

“Jadi, salah satu cara hidup sehat idealnya di setiap rumah mempunyai jamban sehat, dan diharapkan masyarakat Desa Mekarharja jangan BAB sembari nongkrong di atas kolam,” katanya, saat ditemui Koran HR, Selasa (18/10/2016) pekan lalu.

Untuk teknik pembuatan jamban bagi Kepala Keluarga (KK) miskin, lanjut Saptono, diajukan oleh RT/RW dan tokoh masyarakat setempat. Sedangkan, pembuatan jamban untuk KK binaan diajukan oleh PKK. Itu semua dibiayaai dari ADD.

Pemerintah Desa Mekarharja pun kini sedang gencar-gencarnya melaksanakan sosialisasi mengenai manfaatnya jamban di rumah. Menurut Saptono, dengan cara pendekataan ke masyarakat akan pentingnya jamban keluarga, diharapkan masyarakat Desa Mekarharja kedepan mempunyai jamban keluarga di masing-masing rumahnya.

“Untuk warga yang belum terdaftar, diharapkan menghubungi RT/RW jika sudah siap untuk dibangun jamban keluarga. Itu semua merupakan upaya agar masyarakat Desa Mekarharja bisa hidup layak dan sehat,” tukasnya.

Selain melakukan pemeliharaan jalan dan pembuatan jamban keluarga, Pemerintah Desa Mekarharja kini sedang membenahi lapangan yang kerap kali terendam air saat hujan, yakni dengan melaksanakan pengurugan serta penembokan pondasi. Hal itu untuk mensiasati agar saat musim penghujan air tidak menggenangi bagian tengah lapang.

Saptono juga menyampaikan, bahwa pada tanggal 24 Oktober 2016, Desa Mekarharja akan kedatangan tim penilai dari provinsi dalam bidang Kesra. Untuk itu, dirinya selaku Kepala Desa Mekarharja, memohon do’a restunya, karena Desa Mekarharja akan mewakili Kota Banjar. Kalau nanti berhasil di tingkat provinsi, maka akan maju ke tingkat nasional. (AM/Koran HR)

Truck Pengangkut Bata Merah Terguling di Karangtengah Banjar

$
0
0
Truck Pengangkut Bata Merah Terguling di Karangtengah Banjar

Truck bermuatan bata merah terguling di Jalan Karangtengah, Dusun Karangtengah, RT.23, RW.8, Desa Balokang, Kecamatan Banjar, Kota Banjar. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sebuah truck bermuatan bata merah terguling di Jalan Karangtengah, Dusun Karangtengah, RT.23, RW.8, Desa Balokang, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, Selasa (25/10/2016) sore tadi, sekitar jam 15.00 WIB.

Menurut keterangan yang berhasil dihimpun HR Online di lokasi, peristiwa kecelakaan lalu-lintas ini bermula ketika truck bernopol Z 8790 HG yang dikemudikan Tomi (28), warga Desa Mekarmukti, Kecamatan Cisaga, Kabupaten Ciamis, datang dari arah Karangpucung menuju Banjar kota.

Namun, tepat di TKP, truck tersebut menghindari kendaraan yang ada di depannya. Karena terlalu melebar ke sebelah kanan jalan, truck pun terperosok ke dalam selokan hingga terguling.

“Kejadiannya truck tersebut menghindari kendaraan yang ada di depannya. Tapi mungkin karena jalannya sempit dan sopir terlalu mengambil ke arah kanan, sehingga truck tersebut terperosok dan terguling,” terang Aef Saepuloh (28), warga setempat.

Dengan adanya kecelakaan ini, warga berhamburan keluar rumah. Mereka langsung membantu dan mengevakuasi sopir yang terjepit badan truck. Warga pun bahu-membahu membantu membereskan 4.000 bata merah yang ada di karoseri truck tersebut dan dipindahkan ke truck yang lain.

“Kami kasihan, dan langsung memberi pertolongan,” ucap Ujang Armed (26), warga setempat, yang ikut mengevakuasi sang sopir.

Karena jalan sempit, arus lalu-lintas di jalan tersebut sempat macet. Beruntung, petugas Babinkamtibmas dari Polsek Banjar dibantu warga langsung mengatur arus kendaraan yang akan melawati jalan itu.

Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun sopir truck mengalami memar di bagian pinggang dan pinggul akibat terkilir karena terjepit badan truck. (Hermanto/R3/HR-Online)

Lapas Banjar Gelar Turnamen Futsal Antar Instansi

$
0
0
Lapas Banjar Gelar Turnamen Futsal Antar Instansi

Dua tim tengah bertanding dalam turnamen futsal memeperebutkan piala Kepala Lapas Banjar. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com), –

Dalam rangka memperingati Hari Dharma Karyadhika Kementrian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenhumkam) tahun 2016, Lembaga Pemasyarakatan Kelas III Kota Banjar, menggelar pertandingan futsal antar instansi se-Kota Banjar, Selasa (25/10/2016).

Pertandingan yang memperebutkan piala Kalapas Banjar ini berlangsung dari tanggal 25-27 Okober, dan diikuti sebanyak 12 tim futsal, diantaranya tim dari  instansi Lapas Banjar, Polresta Banjar, Kejaksaan Negeri, Koramil Langensari, Kemenag, Raider 323, Puskesmas, RSUD, dan Kelurahan Pataruman. Untuk Polresta Banjar, mereka mengirimkan tiga tim dan Lapas Banjar mengirimkan dua tim.

Turnamen futsal disambut antusias para peserta maupun warga binaan yang ada di Lapas Banjar. Bahkan tak seperti biasanya, para warga binaan yang menjadi panitia turnamen kali ini wajib memakai seragam pramuka lengkap.

“Meski sedang menjalani hukuman, namun kami di sini sangat dihargai oleh petugas, sehingga kami pun dipercaya untuk menjadi panitia,” kata Amin, salah satu warga binaan Lapas Banjar.

Hal serupa juga dikatakan Wildan, warga binaan lainnya. Menurut dia, selain dipercaya menjadi panitia, turnamen ini pun menjadi hiburan tersendiri bagi warga binaan.

Sementara itu, Eka, salah satu peserta dari tim futsal asal Polresta Banjar, mengatakan, turnamen serupa sudah diikutinya sejak tahun lalu. “Tahun lalu kami pun ikut turnamen futsal di sini, dan kegiatan ini sangat positif untuk menjaga sinergitas sesama instansi di Kota Banjar,” ujar Eka.

Kepala Lapas Banjar, Kadek Anton Budiharta, mengatakan, selain menjalin sinergi kerjasama antar instansi, digelarnya turnamen futsal juga untuk mempererat tali silaturahmi dan persaudaraan.

“Prestasi memang penting, menang atau kalah dalam olahraga itu biasa, namun yang lebih penting adalah rasa menjalin persaudaraan, menjalin kerjasama semakin kuat. Saya berharap turnamen ini berjalan lancar dan tetap menjunjung tinggi sportifitas,” tandas Kadek. (Hermanto/R3/Koran-HR)

Jengkel Jalan Rusak, Warga Tembungkerta Banjar Tanam Pohon Pisang

$
0
0
Jengkel Jalan Rusak, Warga Tembungkerta Banjar Tanam Pohon Pisang

Warga Dusun Tembungkerta, RW. 09, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, saat melakukan aksi tanam pohon pisang pada bagian jalan yang rusak. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kesal dengan kondisi jalan yang rusak parah dan tak kunjung diperbaiki, warga Dusun Tembungkerta, RW. 09, Desa Sukamukti, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, melakukan aksi tanam pohon pisang, Minggu (23/10/2016), sekitar pukul 13.00 WIB.

Aksi tersebut dilakukan karena Pemerintah Kota Banjar hingga saat ini belum memperbaiki jalan penghubung dua desa, yakni Desa Sukamukti dengan Desa Binangun, yang mengalami rusak parah sepanjang 1,5 kilometer sejak empat bulan lalu.

“Selain sempit, jalan rusak juga disebabkan oleh kendaraan besar yang mengangkut material batu dari perusahaan penggilingan batu di sini,” ujar Dede (39), warga setempat.

Warga lainnya, Sukir (62), mengatakan, warga melakukan aksi tanam pohon pisang ini adalah sebagai bentuk kekesalan kepada Pemerintah Kota Banjar, yang selama ini tidak memperhatikan jalan penghubung dua desa tersebut.

“Bagaimana warga di sini tidak kesal, jalan yang lain di Kota Banjar hampir seluruhnya di hotmix, namun di sini terkesan seperti dibiarkan dan tidak diperhatikan,” kata Sukir.

Ketua RW setempat, Eno Supriatno (34), menambahkan, jalan yang rusak ini pun kerap memakan banyak korban, terutama para pengendara sepeda motor.

“Kami berharap kepada pemerintah untuk secepatnya memperbaiki kerusakan jalan yang sudah parah ini, sehingga tidak menimbulkan banyak korban lagi,” harap Eno.

Ditemui terpisah, Kepala Seksi Perencanaan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Banjar, Irman Nurahman, mengaku bahwa pihaknya sudah melaksanakan survey dan akan menganalisis proses perencanaan perbaikkannya.

“Kalau dilihat di lapangan, memang jalan tersebut butuh penanganan. Proses perencanaan dan penganggaran sudah kami usulkan di tahun anggaran 2017, dan diharapkan pada tahun 2017 bisa terealisiasi,” jelasnya. (Hermanto/R3/Koran-HR)


Seminggu Lebih PJU di Jembatan Viaduct Banjar Padam

$
0
0
Seminggu Lebih PJU di Jembatan Viaduct Banjar Padam

Jembatan Viaduct Banjar, tampak gelap karena lampu PJU yang ada tak berfungsi sekitar 1 minggu lebih. Photo: Muhafid/HR. 

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Keberadaan Jembatan Viaduct memang selalu menjadi daya tarik sendiri bagi warga Kota Banjar. Selain memiliki cerita tersendiri, jembatan tersebut juga kerap digunakan warga Banjar untuk menghibur anak-anaknya melihat kereta api yang melintas di bawah jembatan pada sore hingga malam hari.

Meskipun demikian, warga yang biasa mengajak anak-anaknya melihat kereta api yang tengah berhenti di Stasiun Banjar, kini merasa terganggu dengan padamnya lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) yang terletak di sekitar jembatan.

“Lebih dari 1 minggu ini lampunya padam. Kalau siang hari itu tidak masalah, tapi malam hari seolah-olah kaya kuburan, gelap,” kata Yeni, salah satu warga, kepada Koran HR, Selasa (24/10/2016) lalu.

Dirinya berharap lampu PJU bisa segera diperbaiki guna memberikan rasa nyaman dan aman kepada warga maupun pengendara yang melintas di jembatan tersebut. Yeni mengaku khawatir kalau dibiarkan begitu saja bisa menimbulkan kecelakaan maupun kejahatan. Apalagi kawasan Jembatan Viaduct cukup terkenal dengan dunia malamnya.

Kekhawatiran serupa juga diungkapkan Feri, warga Banjar lainnya. Menurut dia, padamnya lampu tersebut tak menutup kemungkinan akan lebih memudahkan sesorang untuk melakukan kejahatan.

Terlebih Jembatan Viaduct merupakan jalur utama yang dilalui pengguna jalan dari luar daerah menuju Pangandaran. “Bisa jadi untuk transaksi barang-barang haram menjadi lebih mudah, karena memang kondisinya gelap. Saya harap segera diperbaiki sebelum hal-hal yang tidak di inginkan terjadi,” kata Feri. (Muhafid/Koran HR)

PKL Pasar Bojongkantong Banjar Minta Ditata

$
0
0
PKL Pasar Bojongkantong Banjar Minta Ditata

Jalan berlubang di kawasan Pasar Bojongkantong dikeluhkan para PKL yang mangkal di lokasi tersebut. Selain jalan berlubang, mereka juga meminta adanya penataan PKL dari pemerintah. Photo: Muhafid/HR. 

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) di Pasar Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, mengeluhkan jalan yang berada di depan pasar berlubang. Bahkan, mereka kerap memasang tempat sampah guna menghindari cipratan air dari pengguna jalan.

Tumini, salah satu pedagang pecel, mengaku selalu gelisah saat berdagang. Pasalnya, jalan yang berada tepat di depan tempat dia menggelar dagangannya ada lubang yang cukup besar, sehingga saat hujan tiba barang dagangannya basah akibat terciprat air.

“Karena sekarang musim hujan, ya terpaksa di pasang tempat sampah agar dagangan saya tidak sia-sia karena basah oleh air dari jalan. Saya harap segera di perbaiki supaya pengguna jalan dan PKL tenang,” ungkap Tumini, kepada Koran HR, Senin (24/10/2016).

Hal senada dikatakan Surati,  pedagang gembus, bahwa lubang di jalan tersebut selain merugikan PKL, terutama dirinya, juga khawatir dengan adanya pengendara yang kerap terjebak lubang sehingga rawan terjadi kecelakaan.

“Kalau tidak di pasang tempat sampah banyak pengendara terjebak. Meskipun belum ada yang sampai kecelakaan, tapi setidaknya hal itu bisa dihindari dengan cara jalannya di perbaiki. Satu lagi, drainase yang berada di sekitar jalan juga terlalu kecil, jadi kalau hujan kerap menggenangi jalan,” ujar Surati.

Selain mengeluhkan kondisi jalan berlubang, salah seorang PKL Pasar Bojongkantong, Salimin, juga mengharapkan adanya penataan PKL. Pasalnya, dia tidak ingin keberadaan PKL dianggap memperburuk kawasan Pasar Bojongkantong yang baru selesai direvitalisasi itu.

“Katanya meja-meja PKL yang berdagang malam masih di tempatkan di depan kios pasar itu menjadi tidak indah dipandang. Tapi kami juga bingung karena tidak ada tempatnya. Kalaupun dibawa pulang, jarak rumah dengan lokasi berdagang cukup jauh,” tuturnya.

Meski demikian, kata Salimin, para PKL juga menyadari keberadaannya perlu diperhatikan pemerintah tanpa menghilangkan tempat mereka mencari nafkah. Artinya, para PKL meminta kebijaksanaan agar Pasar Bojongkantong semakin dikenal karena kulinernya dan keelokannya.

“Menurut saya, lebih baik di depan pasar dibuatkan semacam atap dari kanopi yang jaraknya jangan terlalu menjuru ke jalan, supaya jalan tidak terganggu. Nah, dari situ kita memanfaatkan teras kios pasar untuk pembeli dan meja-mejanya kita sepakati tidak di pakai,” katanya.

Salimin juga berharap keinginan para PKL itu bisa direalisasikan oleh pemerintah, meskipun tidak harus buru-buru karena melihat semua usulan masyarakat yang akan direalisasikan ada proses penganggaran.

“Jika memang dikabulkan, kita sepakat ikuti aturan Pemkot Banjar. Apalagi kalau ada penyeragaman seperti di Alun-alun Langensari. Saya kira nantinya jalan di sekitar pasar bisa lebih lebar dan tidak mengakibatkan kemacetan kalau sudah diperbaiki yang berlubangnya,” ujarnya. (Muhafid/Koran HR)

Ini Kata Kepala UPTD Pasar Banjar Soal Permintaan PKL Pasar Bojongkantong

$
0
0
Ini Kata Kepala UPTD Pasar Banjar Soal Permintaan PKL Pasar Bojongkantong

Jalan berlubang di kawasan Pasar Bojongkantong dikeluhkan para PKL yang mangkal di lokasi tersebut. Selain jalan berlubang, mereka juga meminta adanya penataan PKL dari pemerintah. Photo: Muhafid/HR. 

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kepala UPTD Pasar Banjar, Mamat Rahmat, S.STP., M.Si., mengatakan, keberadaan pasar yang ada di Kota Banjar akan terus dibenahi dari berbagai bidang, seperti halnya revitalisasi pasar maupun penataan PKL sebagai penopang PAD Kota Banjar.

“Untuk Pasar Bojongkantong, kami memang sudah berencana menyeragamkan PKL dengan mengajukan ke Kementerian pusat, namun kita butuh waktu. Sedangkan untuk usulan pembuatan atap dari kanopi juga akan kami pertimbangkan, karena perosalan penempatan lesehan tersebut juga perlu diselesaikan dengan pemilik kios,” terangnya.

Lanjut Mamat, pertimbangan yang dilakukan bukan hanya sebatas proses penganggaran saja, akan tetapi PKL di Pasar Bojongkantong terbagi menjadi 2 bagian, yakni yang berdagang pada pagi hari dan malam hari.

Meskipun yang malam hari sudah siap dengan aturan pemerintah, namun yang pagi hari juga perlu dikoordinasikan kembali. Apalagi pada waktu hari pasar, lahan parkir tentu menjadi point penting dalam pembahasan.

Menurut Mamat, usulan para PKL memang bagus demi keelokan pasar. Namun, dirinya kembali menegaskan bahwa hal tersebut akan dipertimbangkan, karena di Pasar Bojongkantong penataan juga harus dilakukan kepada para pedagang yang ada di dalam maupun penghuni kios.

“Tapi intinya, mari kita jaga pasar yang ada di Banjar ini dari sisi kebersihan, keamanan dan estetika,” tandasnya. (Muhafid/Koran HR)

Berita Terkait

PKL Pasar Bojongkantong Banjar Minta Ditata

Dinas PU Kota Banjar Juara Lomba Paduan Suara Antar OPD

$
0
0
Dinas PU Kota Banjar Juara Lomba Paduan Suara Antar OPD

Salah satu peserta lomba paduan suara Mars Korpri antar seluruh OPD se-Kota Banjar, dalam rangka menyambut HUT Korpri yang ke 45 tahun 2016, di Graha Banjar Idaman, Kamis (27/10/2016). Photo : Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dinas Pekerjaan Umum (PU) menjadi juara 1 lomba paduan suara Mars Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri), antar seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) se-Kota Banjar.

Lomba paduan suara ini diselenggarakan Pemerintah Kota Banjar dalam rangka menyambut HUT Korpri yang ke 45 tahun 2016, di Graha Banjar Idaman, Kamis (27/10/2016).

Grup paduan suara Dinas PU menyabet juara pertama dengan skor 639, kemudian disusul Sekretariat Daerah (Setda) di posisi ke dua dengan skor 629, dan posisi ketiga Dinas Pendidikan dengan skor 609.

“Saya bangga dengan anak-anak. Mereka berlatih selama satu bulan tanpa letih. Atas perjuangan dan kekompakan, akhinya kami berhasil menyabet gelar juara pertama dalam lomba ini,” ungkap Sekretaris Dinas PU Kota Banjar, Asep Setiadi.

Menurutnya, dengan kemenangan ini jangan sampai menjadi jumawa dan terlena. “Ini merupakan bentuk kesederhanaan kami, dan kami pun akan terus menjaga kekompakan ini,” ucap Asep.

Sekretaris Korpri Kota Banjar, Dra. Sri Astuti, M.AP., sekaligus ketua penyelenggara mengatakan, bahwa lomba paduan suara ini diikuti oleh 700 peserta yang terdiri dari 22 grup.

Masing-masing peserta/grup menunjukan penampilan terbaiknya di atas pentas, sehingga sempat membuat bingung juri dalam menentukan pemenang, karena penampilan mereka semuanya bagus.

“Bingung juga menentukan pemenangnya, semuanya bagus-bagus,” kata Yayan Bonis salah satu juri. (Hermanto/R5/HR-Online)

Geger! 2 Bocah di Banjar Ditemukan Tewas di dalam Septic Tank

$
0
0
Geger! 2 Bocah di Banjar Ditemukan Tewas di dalam Septic Tank

Jenazah Muhamad Fatih Aksani (5), usai dipulasara di rumah duka, setelah sebelumnya korban ditemukan tewas di pembuangan limbah kotoran manusia (septic tank) yang belum jadi, Kamis (27/10/2016) sore. Foto: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dua orang bocah yang diketahui bernama Muhamad Fatih Aksani (5) dan Azam Nurhidayat (6), warga Dusun Randegan, Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, Jawa Barat, ditemukan tewas di pembuangan limbah kotoran manusia (septic tank) yang belum jadi, Kamis (27/10/2016) sore. Kedua bocah itu diduga terpeleset saat main hujan-hujanan hingga akhirnya terjerembab ke lubang galian septic tank.

Dari informasi yang dihimpun HR Online, kejadian ini bermula ketika Muhamad Fatih Aksani (5), putra pasangan Yatno (35) dan Yani (30), bermain dengan Azam Nurhidayat (6), putra pasangan Saimun (48) dan Hae (45), sepulang sekolah agama. kedua anak ini kemudian pergi bermain hujan-hujanan sekitar pukul 16.00 WIB.

Karena lama tidak kunjung pulang, kedua orang tuanya mulai khawatir dan mencari anaknya. Hingga akhirnya kedua korban ditemukan tewas sekitar pukul 18.20 WIB di dalam kubangan septic tank yang belum jadi. Saat ditemukan, jenazah Fatih mengambang dan jenazah Azam tenggelam dengan posisi kaki di atas dan kepala di bawah air.

“Karena tak kunjung pulang, saya pun mencarinya hingga akhirnya saya melihat keduanya sudah meninggal,”ujar Ujang kerabat korban, kepada HR Online, tadi malam.

Orang tua Azam Nurhidayat (6) Saimun dan Hae, tampak tak kuasa menahan tangis histeris ketika melihat jenazah anaknya diturunkan dari ambulance. Begitu juga di rumah Fatih teman Azam. Rumah kedua korban pun banyak didatangi pelayat.

Kasus tewasnya kedua anak ini, kini ditangani oleh jajaran kepolisian sektor Purwaharja. (Hermanto/R2/HR-Online)

Viewing all 5240 articles
Browse latest View live