Quantcast
Channel: Berita Banjar – Harapan Rakyat Online
Viewing all 5240 articles
Browse latest View live

Soal Sampah di Alun-alun Langensari Pasca HKN, Ini Kata Dinkes Banjar

$
0
0
Soal Sampah di Alun-alun Langensari Pasca HKN, Ini Kata Dinkes Banjar

Sampah sisa acara jalan santai dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-52 tahun 2016 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Banjar di Alun-alun Langensari, Sabtu (19/11/2016). Photo diambil Senin (21/11/2016). Photo : Nanang Supendi/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Terkait sampah yang berserakan di Alun-alun Langensari, pasca digelarnya kegiatan jalan santai dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-52 tahun 2016 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, Sabtu (19/11/2016), Kasie. Promkes, Agus Mulyana, yang juga penanggung jawab kegiatan, membantah kalau pihaknya dianggap tak melakukan koordinasi perihal kebersihan dengan pihak terkait, yang menyebabkan sampah berserakan selama dua hari, Sabtu-Senin (19-21/11/2016).

“Itu hanya miskomunikasi saja. Sebenarnya kami dari awal telah melalui prosedur semestinya, seperti perizinan. Begitupun koordinasi pada muspika wilayah setempat, mulai desa dan Kecamatan Langensari, sampai aparat keamanan Koramil dan Polsek Langensari. Tak terkecuali dengan petugas kebersihan Alun-alun Langensari,” terangnya, kepada Koran HR, saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (22/11/2016).

Namun Agus juga mengakui, bahwa kooordinasi kepada Bidang Kebersihan Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Lingkungan Hidup (DCKTLH) Kota Banjar, memang tak dilakukannya dikarenakan sudah terbiasa langsung dengan petugas kebersihan setempat.

“Saat waktu hari kegiatan itu, 3 orang petugas kebersihan Alun-alun Langensari sudah menghampiri kami sebagai panitia. Tapi oleh saya disuruh menemui kembali setelah selesai acara, dan nyatanya tidak ada. Jadi sekali lagi itu hanya miskomunikasi saja,” tandasnya.

Menurut Agus, dalam hal ini tidak ada yang salah, baik pihaknya maupun petugas kebersihan sendiri. Meski baru hari ini (Selasa-22/11/2016-red) pihaknya akan menemui petugas kebersihan, tapi seharusnya itu sudah menjadi tupoksi petugas kebersihan. Begitu sampah banyak maka harus segera dibersihkan.

“Kejadian ini tentunya perlu kami selesaikan sebaik-baiknya. Maka hari Selasa ini sekaligus berkumpul antara panitia, pemerintah desa dan Pemerintah Kecamatan Langensari, termasuk tiga orang petugas kebersihan Alun-alun Langensari, bertempat di kantor kecamatan,” tutur Agus.

Pantauan Koran HR di kawasan Alun-alun Langensari, Selasa (22/11/2016), sampah yang sebelumnya berserakan tampak sudah dibersihan oleh petugas. Sebelumnya, kondisi tersebut selain dikeluhkan warga juga, salah satunya dikeluhkan oleh petugas kebersihan, Epul.

Menurut Epul, masih berserakannya sampah dalam dua hari di Alun-alun ini dikarenakan kurangnya koordinasi dari panitia dengan pihaknya. “Bukannya tak mau membersihkan, tapi ini tak ada koordinasi. Makanya kami sengaja sampah dibiarkan berserakan akibat kegiatan jalan santai itu. Jadinya ya saya fokus bersihkan yang rutin sesuai tanggung jawab saja,” tukasnya.

Epul menduga, selain pihak panitia tak melakukan koordinasi padanya, juga kepada Bidang Kebersihan DCKTLH dan Pemerintah Kecamatan Langensari. Sebab, jika sudah ada koordinasi, tentu dirinya akan mendapat perintah langsung dari intansi tersebut.

Sementara itu, Camat Langensari, Asno Sutarno, mengaku pihaknya pun tidak mendapat koordinasi dari pihak panitia jalan sehat, terkait kebersihannya. Padahal seharusnya masalah kebersihan perlu diperhatikan oleh pihak panitia kegiatan.

“Mungkin panitia langsung koordinasi dengan petugas kebersihan. Tapi saya pikir lagi, memang kayanya tidak ada itu. Kalau ada, ya pasti hari Sabtu sore juga sudah dibersihkan petugas,” ucapnya.

Sama halnya dikatakan Kasie. Sarana dan Prasana Bidang Kebersihan DCKTLH Kota Banjar, Dyah Sita Asri, didampingi Kasie. Pertamanan, Suparyono, yang juga mengaku kalau pihaknya tidak mendapatkan koordinasi dari panitia jalan sehat, terkait kebersihannya.

“Mungkin itu koordinasinya dengan pihak Desa Langensari, sekaligus dengan izinnya. Terlebih Desa Langensari selaku pemilik aset tanah Alun-alun Langensari,” kata Dyah.

Meski demikian, tetap saja pihak manapun yang akan menyelenggarakan kegiatan di lokasi tersebut memungkinkan timbul sampah, sehingga harus koordinasi dengan pihak dinasnya. (Nanks/Koran-HR)


Pabrik Penggilingan Padi di Banjar Dibobol Maling

$
0
0
Pabrik Penggilingan Padi di Banjar Dibobol Maling

Ujang (47) menunjukkan tempat gabah dan beras yang diambil pencuri Kamis (24/11/2016) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Photo : Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pabrik penggilingan padi milik Herly Aja (40), warga Dusun Pasirleutik RT 28/11, Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, dibobol maling Kamis (24/11/2016) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Akibatnya, gabah sebanyak 3 ton dan beras 2,5 kuintal berhasil dibawa kabur pencuri.

Dari keterangan kerabat korban, Ujang (47) kepada HR Online menuturkan, pencuri masuk melalui gerbang pabrik dengan cara mencongkel kunci gembok.

Kemudian, lanjutnya, pencuri mengambil puluhan karung berisi gabah dan beras yang berada di dalam pabrik.

“Diduga pencuri mengangkut hasil curiannya menggunakan truk, karena di depan pabrik ada bekas ban kendaraan tersebut dan lari ke arah timur,” ujarnya.

Akibat peristiwa tersebut, korban mengalami kerugian hingga belasan juta rupiah. Kemudian korban melaporkan kejadian ini ke pihak kepolisian. (Hermanto/R5/HR-Online)

Resolusi Hutan Konservasi, HMI dan PMII Minta Langkah Konkrit DPRD

$
0
0
Resolusi Hutan Konservasi, HMI dan PMII Minta Langkah Konkrit DPRD

Dari kiri, Jajang Wahyudin (HMI Banjar), Miftah (PMII Ciamis), Ridwan (PMII Pangandaran), Sodiq (PMII Banjar). Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Wacana resolusi alih fungsi hutan produksi ke hutan konservasi yang dikeluarkan pimpinan DPRD Kabupaten Ciamis, Nanang Permana, mendapatkan respon dari kalangan aktivis mahasiswa HMI dan PMII.

Rencana resolusi yang menggandeng tiga unsur pimpinan DPRD dari Ciamis, Kota Banjar dan Kabupaten Pangandaran itu untuk menjawab persoalan terjadinya bencana yang disebabkan oleh adanya hutan produksi yang dikelola pihak Perhutani, justru semakin membeku karena niatan tiga pimpinan DPRD tersebut belum melakukan langkah kongkrit.

Ketua Cabang Persiapan HMI Kota Banjar, Jajang Wahyudin, mengkritik rencana tersebut. Sebab menurut dia, seharusnya resolusi menjadi jawaban dari adanya bencana alam yang terjadi di tiga wilayah tersebut, dan resolusi harusnya sudah dilaksanakan jauh-jauh hari sebelum bencana terjadi, bukan setelah bencana terjadi.

“Memang kami sepakat dan mendukung rencana pengalihfungsian hutan produksi di Kota Banjar, Ciamis dan Pangandaran menjadi hutan konservasi, mengingat wilayah tersebut curah hujannya sangat tinggi. Sehingga, potensi banjir dan tanah longsor sangat tinggi pula,” tegasnya, kepada Koran HR, Selasa (15/11/2016) lalu.

Dia juga mengatakan, ketika resolusi tersebut bisa berhasil, maka akan meminimalisir kemungkinan adanya bencana banjir dan longsor. Pasalnya, hutan produksi ada kurun waktu tertentu pohon-pohon di hutan bisa ditebang, dan untuk mengembalikan pohon yang ada di hutan sebagai penyangga air hujan membutuhkan waktu cukup lama, karena harus menunggu pohonnya besar.

Untuk itu, kata Jajang, pihaknya mendesak kepada pimpinan DPRD Ciamis, Banjar dan Pangandaran, untuk segera merampungkan resolusi tersebut. Sebab sudah jelas hal itu akan lebih memberi manfaat kepada masyarakat.

Sedangkan menurut Ketua PMII Kabupaten Ciamis, Miftah, bahwa angka wilayah hutan produksi di wilayah Ciamis, Banjar dan Pangandaran yang cukup luas, menjadi salah satu penyebab terjadinya bencana alam.

“Kami pahami pengelolaannya oleh Perhutani tentu menggunakan prosedur. Namun, dampak sosial tidak mereka kaji. Sebab, ketika terjadi bencana, pemerintah daerah yang kerepotan menangani dampaknya, bukan Perhutani,” tandasnya.

Miftah juga berharap, resolusi alih fungsi hutan produksi ke hutan konsevasi merupakan langkah tepat. Seperti halnya resolusi Ciremai yang digagas oleh tiga wilayah, yaitu Cirebon, Majalengka dan Kuningan.

“Mari kita kawal langkah ini. Kami akan terus lanjutkan agar nasib masyarakat tidak sengsara akibat bencana alam yang disebabkan oleh penebangan pohon di hutan,” ucap Miftah.

Pendapat serupa ditegaskan aktifis PMII Kabupaten Pangandaran, Ridwan. Dia menilai, meski pencegahan bencana banjir maupun longsor bisa dilakukan dengan cara resolusi alih fungsi hutan produksi. Namun pihaknya menyarankan agar Perhutani tidak kembali menebang pohon di hutan produksi yang tidak memikirkan dampak sosialnya, seperti bencana.

Menurut Ridwan, jika Perhutani mengindahkan dampaknya secara luas, bukan hanya keuntungan semata sesuai target produksi, namun juga bencana pun kemungkinan tidak akan terjadi begitu dahsyat seperti kemarin.

“Langkah DPRD di tiga wilayah tersebut saya harap bukan wacana saja, tapi harus terwujud,” kata Ridwan.

Sementara itu, sindiran pedas datang dari Ketua PMII Kota Banjar, Ahmad Nursodiq. Dia menilai, wacana yang dikeluarkan oleh Ketua DPRD Ciamis jangan hanya dijadikan retorika dan janji semata.

“Memang langkah tersebut kami nilai sudah telat, karena bencana sudah terajadi 1 bulan yang lalu. Tapi kami pikir, untuk pencegahan bencana kedepannya sangat penting. Maka dari itu, jika tiga DPRD tersebut tidak segera melanjutkannya, kita akan dorong terus hingga resolusi itu tercapai,” tandasnya. (Muhafid/Koran HR)

HMI dan PMII Dukung Statemen Dedi Mulyadi Soal Resolusi Hutan Konservasi

$
0
0
HMI dan PMII Dukung Statemen Dedi Mulyadi Soal Resolusi Hutan Konservasi

Dari kiri, Jajang (HMI Banjar), Miftah (PMII Ciamis), Ridwan (PMII Pangandaran), Sodiq (PMII Banjar). Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Selain mendukung langkah pencegahan bencana alam yang dilakukan pimpinan DPRD Ciamis, Banjar dan Pangandaran, PMII maupun HMI juga mendukung statemen Ketua DPD Golkar Provinsi Jawa Barat, Dedi Mulyadi, yang menyatakan bahwa secara ekonomi hutan produksi tidak efektif, karena recovery bencana lebih mahal dibandingkan dengan hasil penjualan hutan produksi. Sehingga, secara ekonomi hutan produksi tidak efektif. Tapi kalau hutan konservasi atau hutan lindung tentu sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia.

“Kami yakin, jika semua elemen yang ada di Ciamis, Banjar dan Pangandaran bisa bersatu untuk berpikir jauh mencari solusi demi kemaslahatan alam dan masyarakat, tentu tidak akan membiarkan masa yang akan datang bencana kembali terjadi. Tinggal langkah semua pihak, baik dari lapisan bawah hingga ke pusat bekerja keras memperjuangkan gagasan ini,” tandas Sodiq.

Ketua HMI Kabupaten Ciamis, Eep Saeful Muharom, juga menyambut rencana itu tersebut. Menurutnya, konservasi hutan merupakan salah satu agenda nasional, dan yang perlu diperhatikan adalah proses pengalihfungsiannya.

“Tentunya membutuhkan waktu dan sosialisasi kepada masyarakat. Selain itu, pohon yang ditanam juga harus tepat. Hal paling penting adalah kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan, terutama di daerah rawan bencana yang perlu dijaga. Sudah saatnya hutan sebagai paru-paru bumi dijaga kelestariannya demi masa depan generasi kita,” kata Eep. (Muhafid/Koran HR)

Meski di Daerah Terpencil, MI Bantarsari Banjar Mampu Cetak Siswa Berprestasi

$
0
0
Meski di Daerah Terpencil, MI Bantarsari Banjar Mampu Cetak Siswa Berprestasi

Kepala MI Bantasari, Dusun Cikapundung, Desa Neglasari, Kecamatan Banjar, Kota Banjar, berphoto bersama siswanya yang berhasil meraih prestasi di bidang akademik. Photo: Eva/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Selama 71 tahun, tepatnya tanggal 25 November 2016 nanti, Indonesia memperingati HUT PGRI sekaligus Hari Guru Nasional. Seiring perjalanan waktu tersebut, pendidikan di Indonesia mengalami berbagai transformasi, mulai dari hal ketersediaan infrastuktur, kurikulum, hingga kecukupan dan kualitas tenaga para guru sebagai garda terdepan pendidikan.

Hanya saja di berbagai daerah, perubahan itu belum tentu bisa dinikmati oleh para murid. Bahkan, di tingkat sekolah dasar sekalipun. Salah satunya murid-murid di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Bantarsari, Dusun Cikapundung, RT.36, RW.18, Desa Neglasari, yang merupakan daerah pelosok di wilayah Kota Banjar.

Di tengah segala kesederhanaan dan kekurangan, mereka tetap semangat menuntut ilmu. Untungnya masih ada guru-guru yang setia mengajar, meskipun honor yang mereka terima sebagai guru sukarelawan (sukwan) sangatlah jauh dari kata cukup, ditambah pula tempat mereka mengabdi jauh dari kenyamanan.

Meski sekolah tersebut berada jauh dari keramaian dan kondisi sekolahnya pun sangat sederhana, namun murid-murid di MI Bantasari yang jumlah total dari kelas 1-6 hanya 34 orang, tetap mampu menorehkan prestasi di tingkat kota dan provinsi.

Saat ditemui Koran HR, Sabtu (19/11/2016) lalu, Kepala MI Bantarsari, Muhammad Nurjamil, S.Pd.I., mengatakan, sekolah yang didirikan Yayasan Darul Ikhlas Bantarsari sejak tahun 1968, kini masih mampu bertahan meski dengan segala keterbatasan sarana prasarana yang dimiliki.

Menurutnya, semua murid di MI Bantarsari merupakan warga yang berada di lingkungan setempat, yaitu Dusun Cikapundung, Desa Neglasari, dan 75 persennya berasal dari keluarga kurang mampu.

“Warga di sini rata-rata petani, jadi anak yang sekolah di sini banyak anak petani. Sekolah kami juga tidak memungut biaya. Untuk jumlah tenaga pendidik ada delapan berikut kepala sekolah, enam diantaranya sudah sarjana,” terang Nurjamil.

Lebih lanjut dia juga mengatakan, bahwa MI Bantarsari yang berdiri di atas tanah wakaf seluas 685,3375 meter persegi ini memiliki 4 ruang kelas, 1 ruang guru berikut ruang kepala sekolah, tata usaha, UKS, 3 jambar, dua diantaranya dalam kondisi rusak, dan gudang.

Selama kurun waktu dari tahun 2002-2016, sekolah tersebut mendapat beberapa kali bantuan dari pemerintah, diantaranya bantuan untuk rehab ringan pada tahun 2004 dari pemerintah provinsi sebesar Rp.20 juta, RKB 2 lokal tahun 2007 dari pemerintah kota sebesar Rp.225 juta, RKB 1 lokal Rp.94,5 juta, serta pembangunan pagar sekolah dari swadaya masyarakat tahun 2011 sebesar Rp.15 juta.

Namun, selama tahun pelajaran 2015-2016 tidak membuat apapun lantaran minimnya operasional sekolah yang diterima. Bahkan, keinginan untuk melakukan plesterisasi halaman sekolah sampai saat ini belum dapat diwujudkan.

“Kami baru akan mengajukan proposal kepada BAZ untuk mendapatkan bantuan tersebut. Itu atas petunjuk dari pihak Kementerian Agama Kota Banjar, mudah-mudahan direalisasikan. Karena memang bagi sekolah swasta sulit ketika ingin mendapatkan bantuan dari pemerintah sebab terbentur dengan aturan,” ujarnya.

Selama ini, biaya untuk operasional sekolah didapat dari BOS sebesar Rp.28.800.000 per tahun. Dana tersebut termasuk untuk membayar honor bulanan guru dan kepala sekolah. Honor yang diterima tenaga pendidik di MI Bantarsari jumlahnya bervariatif, dilihat berdasarkan lamanya bekerja.

“Ada yang per bulan menerima 400 ribu rupiah, itu untuk guru yang sudah mengabdi puluhan tahun di sekolah ini. Sedangkan yang baru beberapa tahun ada yang dapat 300 ribu rupiah, ada juga yang 250 ribu rupiah. Kalau kepala sekolah honor per bulannya 500 ribu rupiah,” tutur Nurjamil.

Dia juga menyebutkan, bahwa semua tenaga pengajar di MI Bantarsari berasal dari luar, diantaranya dari wilayah Desa Balokang, bahkan ada juga yang dari Doboku, Kelurahan Pataruman.

Meski jarak tempuh dari masing-masing tempat tinggal guru ke sekolah terbilang jauh, namun mereka tetap semangat mengabdikan dirinya untuk mencetak anak-anak di Dusun Cikapundung supaya bisa berprestasi dan mampu bersaing dengan murid-murid di sekolah lain yang memiliki sarana parasaran pendidikannya lengkap.

“MI Bantarsari merupakan sekolah yang berada di daerah terpencil, tapi tidak menutup kemungkinan dan kenyataan siswa dapat bersaing dengan sekolah yang berada di perkotaan. Terbukti siswa di sini juga mampu menjadi juara, baik itu olahraga atau pun akademiknya,” tandas Nurjamil.

Prestasi yang pernah diraih oleh anak-anak MI Bantasari selama tahun pelajaran 2015-2016 meliputi juara 1 Lomba Kompetensi Sains Madrasah (KSM) tingkat Kota Banjar, dan sebagai wakil Mapel IPA tingkat MI Kota Banjar ke tingkat provinsi. Kemudian, juara II tim sepakbola putra tingkat Gugus dan juara III Lomba Lari 100 meter tingkat kota (Aksioma).  

Murid-murid lulusan dari MI Bantarsari pun setiap tahunnya mampu melanjutkan ke sekolah-sekolah favorit di Kota Banjar, seperti SMPN 1, SMPN 3, SMPN 5 dan SMPN 6. Hal itu membuktikan bahwa lulusan dari sekolah di daerah terpencil pun bisa tetap berprestasi.

Untuk meningkatkan prestasi tersebut, lanjut Nurjamil, tentu perlu komitmen dari seluruh warga pendidikan, mulai dari kepala sekolah, dewan guru, tenaga pendidikan serta peran aktif dari seluruh stakeholder pendidikan di MI Bantarsari, Dusun Cikapundung.

Semua sumber daya manusia di MI Bantarsari perlu terus ditingkatkan kompetensinya. Baik kompetensi pedagodik, kompetensi profesional, maupun kompetensi sosial, sehingga pembelajaran akan berjalan lebih efektif dan berkualitas.

“Kami juga berharap kepada pemerintah kota supaya bisa membukakan kran atau ada celah lain untuk bisa membantu sarana prasarana atau bantuan lainnya, kami sangat berharap. Bila disentuh oleh bantuan-bantuan sosial, insya Alloh bisa lebih meningkatkan keterbatasan segala yang ada di MI Bantarsari,” kata Nurjamil. (Eva/Koran HR)

Hari Guru, Puskesmas Langensari Banjar Berikan Layanan Pemeriksaan IVA/Papsmear

$
0
0
Hari Guru, Puskesmas Langensari Banjar Berikan Layanan Pemeriksaan IVA/Papsmear

Pemeriksaan IVA/Papsmear di Puskesmas Langensari II. Photo: Nanang Supendi/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pada moment peringatan hari guru nasional dan HUT PGRI, Puskesmas DTP II Langensari Kota Banjar memberikan pelayanan IVA  (inspeksi visual dengan asam asetat) atau Papsmear sebagai dukungan gerakan promotif dan preventif bersama BPJS Kesehatan dan BKBPP, Kamis (24/11/2016).

Kepala Puskesmas DTP II Langensari, drg. Robyanto, mengatakan, layanan pemeriksaan yang dilakukan kali ini sebagai apresiasi kepada para guru yang telah berjasa meningkatkan kualitas pendidikan bangsa, terutama di Kota Banjar.

“Kami mengajak seluruh guru untuk saling mendukung pembangunan bidang kesehatan dan juga salah satunya berperan menyebarluaskan informasi tentang pentingnya deteksi dini kanker leher rahim,” ucapnya disela-sela kegiatan kepada HR Online, Jum’at (25/11/2016).

Sementara itu, Dadang Sulaeman, Kepala Unit Hukum, Komunikasi Publik dan Kepatuhan (HKPK) BPJS Kesehatan Kota Banjar, mengatakan, pihaknya sebagai penyelenggara program JKN-KIS mengaku siap mensukseskan serta mengawal upaya meminimalisir angka penderita kanker serviks, khususnya di Kota Banjar.

“Apalagi pemeriksaan IVA/Papsmear sejalan program yang digalakan lembaga kami sebagai gerakan promotif preventif untuk meningkatkan derajat kesehatan penduduk indonesia,” ucapnya.

Ditempat yang sama, Kabid KB BKBPP Kota Banjar, Yuyu, menyebutkan, khusus untuk masyarakat umum, selain guru, terjaring sekitar 100 orang yang melakukan pemeriksaan IVA/Papsmear yang diselenggarakan di Puskesmas Langensari.

“Alhamdulillah dengan jaringan kelembagaan yang dimiliki dinas kami, respon kegiatan ini positif. Banyak ibu-ibu Posyandu di Kecamatan Langensari memeriksakannya,” katanya.

Sedangkan Ketua PGRI Ranting Kecamatan Langesari, Asep Hoer, mengapresiasi kerjasama kegiatan yang dilakukan dengan intansi/lembaga kesehatan.

“Kami akui, meski masih kurangnya para guru yang ada di wilayah Kecamatan Langensari melakukan pemeriksaan, namun kami mengapresiasi kerjasama ini. Kedepan, kerjsama tetap berjalan dan menjadi evaluasi bersama,” tuturnya. (Nanks/R6/HR-Online)

Ini Alasan Bioskop Cineplex Banjar Indah Plaza Hingga Kini Belum Beroperasi

$
0
0
Ini Alasan Bioskop Cineplex Banjar Indah Plaza Hingga Kini Belum Beroperasi

Ruangan cinema (bioskop) Cineplek yang kini tengah dibangun di komplek Banjar Indah Plaza (Baninza), di Jalan Hamara Effendi, Kota Banjar, Jawa Barat. Foto: Nanang Supendi/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Banjar Indah Plaza (Baninza) Kota Banjar, Jawa Barat, hingga enam bulan sejak resmi dibuka tanggal 3 Juni 2016 lalu, atau seiring mulai beroperasinya Samudra Dept Store, Cinema (Bioskop) Cineplex masih belum juga beroperasi. Padahal, utamanya dari pembangunan gedung tersebut bukan Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP), melainkan izin cinema atau bioskop.

Dikonfirmasi hal tersebut, Kepala Pemasaran Baninza, Deden, didampingi rekan pemasarannya, Jendri, enggan memberi keterangan. Pasalnya menurut mereka bahwa terkait hal tersebut harus langsung ditanyakan kepada pihak pengelola di pusat, yakni PT. Mega Bhakti Sarana di Jakarta.

“Saya tak tahu persis, tanya langsung ke pusat. Saya ini hanya bekerja dan ditugaskan untuk menunggu di sini, termasuk memasarkan ruang perbelanjaan di Baninza yang tersedia dan masih banyak belum tersewakan,” kata Deden, saat ditemui Koran HR, Senin (21/11/2016).

Begitu pula untuk hal-hal lainnya, seperti perizinan dan soal Cineplex belum juga beroperasi, menurut Deden, itu yang mengurusnya langsung oleh pusat. “Ya tunggu waktu saja lah, pasti beroperasi Cineplex-nya,” tukasnya.

Namun, Deden pun mengungkapkan penyebab belum bisa beroperasinya cineplex yaitu adanya kerjasama antara PT. MBS dengan pihak investor cinema yang terganggu. Meski begitu, tetapi dirinya tidak mengetahui bagaimana bentuk kerjasamanya.

“Yang jelas investor cinema merasa tak cocok dengan model bangunan Baninza, khusus ruang bioskop cineplex yang sudah disediakan. Mereka mempunyai keinginan sendiri soal tata ruangnya,” ungkap Deden.

Makanya sampai saat ini bangunan yang terdiri dari tiga theater di lantai dua ini belum juga diselesaikan proses pengerjaannya. Butuh waktu karena perlu dilengkapi pemasangan interior. Hanya saja menurut Deden, kalau melihat fisiknya bisa selesai satu bulan lagi.

Disinggung bagaimana dengan perizinan semestinya sampai Baninza bisa leluasa mengundurkan waktu operasi cineplex hingga berbulan-bulan, padahal sudah resmi dibuka pusat perbelanjaannya, dirinya menduga mungkin Pemda setempat memberikan toleransi kepada PT. MBS selaku pengelola Baninza.

“Sejak berdirinya Asia Plaza juga sampai enam bulan lebih baru bisa beroperasi Cineplex-nya. Tapi saya kan nggak tahu jelasnya. Itu urusan pusat dengan dinas terkait di sini,” tandas Deden.

Seperti diberitakan sebelumnya, Rabu (10/08/2016), Kepala BPMPPT Kota Banjar, H. Soni Horison, M.AP., melalui Sekretarisnya, Saefudin, A.KS., M.Si., didampingi Kasi. Bidang Penanaman Modal, Willy Primadie, menjelaskan, bahwa bisa diizinkan berdirinya Baninza itu didasari oleh sebuah komitmen.

Komitmen tersebut tiada lain pihak manajemen Baninza siap membangun bioskop, yang dituangkan dalam surat pernyataan kesanggupan. “Jadi peruntukan Baninza memang bukan untuk pusat perbelanjaan saja, tapi harus tersedia juga bioskopnya,” terang Saefudin.

Maka dari itu, lanjut Saefudin, sebagaimana isi surat pernyataan kesanggupan bahwa jika dalam jangka waktu 6 bulan ke depan Cineplex-nya masih belum beroperasi, BPMPPT akan melakukan peneguran. (Nanks/Koran-HR)

Kata Pengelola Banjar Indah Plaza, Samudera Dept Store Kini Sepi Pembeli

$
0
0
Kata Pengelola Banjar Indah Plaza, Samudera Dept Store Kini Sepi Pembeli

Mall Banjar Indah Plaza (Baninza) di Jalan Hamara Effendi, Kota Banjar, Jawa Barat. Foto: Dokumentasi HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kepala Pemasaran Banjar Indah Plaza (Baninza), Deden, didampingi rekan pemasarannya, Jendri, menilai daya beli masyarakat Kota Banjar saat ini masih rendah. Hal itu terlihat dari omzet penjualan di Samudara Dept Store yang hingga kini masih sepi pembeli.

“Tadi saja kepala toko Samudera Store curhat kepada kita bahwa omzet penjualannya terus menurun. Ini kan mau bagaimana melihat kondisinya demikian, apakah betul nantinya bila cineplex dibuka akan laku dan banyak pengunjungnya,” ujar Deden, kepada Koran HR, Senin (21/11/2016). [Berita Terkait: Ini Alasan Bioskop Cineplex Banjar Indah Plaza Hingga Kini Belum Beroperasi]

Selain di Samudera sepi pembeli, Deden pun mengatakan masih banyak ruang perbelanjaan di Baninza yang belum tersewakan.” Tapi kita terus berusaha memasarkan dan membuat terobosan agar Baninza kembali ramai seperti saat pembukaan dulu,”ungkapnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Banjar Indah Plaza (Baninza) Kota Banjar, Jawa Barat, hingga enam bulan sejak resmi dibuka tanggal 3 Juni 2016 lalu, atau seiring mulai beroperasinya Samudra Dept Store, Cinema (Bioskop) Cineplex masih belum juga beroperasi. Padahal, utamanya dari pembangunan gedung tersebut bukan Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP), melainkan izin cinema atau bioskop. (Nank/Koran-HR)


Akibat Angin Kencang, Arus Lalin Binangun Banjar Terhalang Pohon Tumbang

$
0
0
Akibat Angin Kencang, Arus Lalin Binangun Banjar Terhalang Pohon Tumbang

Petugas BPBD dibantu aparat kepolisian saat mengevakuasi sebuah pohon tumbang yang menutupi jalan di Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Hujan disertai angin kencang yang terjadi Jum’at (25/11/2016) sore, sekitar jam 14.15 WIB, mengakibatkan sebuah pohon albasia tumbang ke jalan di wilayah Desa Binangun, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, Jawa Barat. Arus lalu-lintas kendaraan di jalan tersebut pun tersendat.

Menurut saksi mata, Otoy (56), salah seorang anggota Linmas Desa Binangun, bahwa pohon tersebut tumbang saat dirinya pulang dari sawah. Kemudian, ia melaporkan kejadian itu kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjar.

“Ketika saya pulang dari sawah, pohon albasia itu sudah tumbang hingga menutupi jalan. Beruntung pada saat pohon roboh situasi jalan sedang sepi sehingga tidak menimbulkan korban,” tutur Otoy, kepada HR Online.

Sementara itu, Kasi. Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Banjar, Kuslan Parman, mengatakan, pihaknya dibantu aparat kepolisian dari Polresta Banjar, mengevakuasi pohon tumbang dengan cara memotong menggunakan gergaji mesin.

“Dalam melakukan evakuasi pohon tumbang itu kami juga dibantu sebuah alat berat dari pabrik kayu yang tidak jauh dari lokasi kejadian,” kata Kuslan. (Hermanto/R3/HR-Online)

Lagi, Sepasang Remaja di Banjar Tertangkap Kamera Tengah Bercumbu di Taman

$
0
0
Lagi, Sepasang Remaja di Banjar Tertangkap Kamera Tengah Bercumbu di Taman

Saat hujan turun sore tadi, sepasang remaja tampak asyik memadu kasih di sebuah gazebo taman belakang RS PMC Kota Banjar. Photo: Istimewa/Irman Ismail.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),- 

Lagi-lagi, keberadaan taman bantaran Sungai Citanduy, tepatnya belakang RS Patroman Medical Center (PMC) Kota Banjar, dimanfaatkan sepasang remaja untuk memadu kasih.

Meski Walikota Banjar sudah menyebar spanduk berisikan himbauan “Dilarang keras berdua-duaan dengan yang bukan mahramnya,” namun sepertinya himbauan itu tidak dihiraukan oleh beberapa pasangan remaja yang ingin menikmati indahnya suasana taman.

Hal itu terbukti saat hujan turun Jum’at (25/11/2016) sore tadi, sekitar jam 15.30 WIB, salah seorang warga memergoki dua orang remaja yang tengah bercumbu di salah satu gazebo taman bantaran Sungai Citanduy, tepatnya di belakang RS PMC.

Irman Ismail (25), seorang warga Kelurahan Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, mengatakan, ketika sedang menunggu saudaranya yang tengah dirawat di RS PMC, dirinya memergoki sepasang remaja yang tengah berbuat mesum di taman tersebut.

“Saya melihat sepasang remaja yang sedang berduaan itu dari balik salah satu jendela Rumah Sakit PMC, yang kebetulan taman tersebut tepat berada di belakang rumah sakit ini,” kata Irman, kepada HR Online.

Menanggapi masih adanya pasangan remaja yang berani berbuat mesum, apalagi dilakukannya di sebuah taman, aktivis HMI Kota Banjar, Joko, mengatakan, fenomena degradasi moral remaja di Kota Banjar menjadi persoalan tersendiri bagi pemerintah kota dan semua pihak.

“Masalah ini tidak bisa kita acuhkan begitu saja. Perlu ada tindakan dan upaya yang nyata dari pemerintah kota karena permasalahan ini terus berulang. Tentunya ini juga harus menjadi bahan evaluasi dan perlu disinkronisasikan dengan visi misi Banjar yang selalu membawa slogan iman dan taqwa,” tandasnya.

Joko menambahkan, pemerintah pun harus mengajak para remaja serta elemen masyarakat lainnya untuk menggelar pengajian bersama. Untuk itu, pengajian yang sering dilaksanakan di Pendopo jangan hanya diisisi oleh para pejabat dan PNS lingkup Pemkot Banjar saja.

“Saya sangat setuju dengan adanya pengajian yang digelar setiap Kamis malam di Pendopo. Tapi pengajian tersebut kalau bisa jangan hanya untuk kalangan pejabat maupun PNS saja, coba ajak para remaja atau elemen lainnya untuk pengajian bersama,” tukasnya. (Hermanto/R3/HR-Online)

Upacara HUT PGRI di Banjar, Sejumlah Guru Malah Duduk Santai

$
0
0
Upacara HUT PGRI di Banjar, Sejumlah Guru Malah Duduk Santai

Sejumlah guru tampak duduk santai saat mengikuti upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT PGRI ke-71 Tahun 2016, di Taman Kota Lapang Bhakti Banjar. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sungguh sangat prihatin, saat  upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) dan HUT PGRI ke-71 Tahun 2016 yang digelar di Taman Kota Lapang Banjar, Jawa Barat, Jum’at (25/11/2016), di barisan belakang banyak guru yang duduk-duduk santai, bahkan diantarnya ada yang memesan beberapa gelas kopi seduh. Sementara di barisan depan, guru-guru lain terlihat khidmat mengikuti upacara.

Menanggapi hal ini, Ketua PGRI Kota Banjar, H. Dedi, mengaku sangat kecewa dengan ulah sejumlah oknum guru yang tak khidmat mengikuti upacara tersebut. Ia berharap kejadian seperti itu jangan sampai terulang kembali.

“Jelas saya sangat kecewa. Mudah-mudahan kedepannya tidak seperti ini lagi. Saya juga akan menegur oknum beberapa guru tersebut karena tidak patut dijadikan contoh, apalagi diantara peserta upacara itu ada siswa-siswinya,” tandas Dedi. (Hermanto/R3/HR-Online)

Proyek Trotoar Lamban, Warga Banjar Minta Kontraktor Segera Selesaikan Pekerjaan

$
0
0
Proyek Trotoar Lamban,  Warga Banjar Minta Kontraktor Segera Selesaikan Pekerjaan

Timbunan material dari pengerjaan trotoar tampak menutupi badan jalan dan menghalangi akses ke lokasi rumah yang berada di sekitarnya. Photo: Nanang Supendi/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sejumlah warga menilai, pengerjaan proyek trotoar di Jalan Pahlawan, Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, lamban. Salah satu yang disoroti adalah timbunan material yang menutupi badan jalan dan menghalangi akses ke lokasi rumah yang berada di sekitar jalan. Untuk itu, warga pun mendesak kepada pihak pelaksana agar segera menuntaskan pekerjaannya.

Pantauan Koran HR di lokasi, Selasa (22/11/2016) lalu, material berupa galian tanah, batu dan gorong-gorong berserakan tak karuan, membuat pengendara harus ekstra waspada saat melintasinya.

“Meski sedang dikerjakan, tapi para pekerjanya sangat sedikit jadi progresnya lamban, sehingga mengganggu perekonomian masyarakat setiap hari. Jalan ini kan termasuk kawasan bisnis. Kasihan warga terlalu lama terganggu aktivitas perekonomiannya. Untuk itu saya minta pada CV yang bersangkutan segera diselesaikan sesuai progres pekerjaannya,” kata Eman Sulaiman, S.IP., salah satu warga sekitar yang juga Ketua Forum Peduli Masyarakat Muktisari (FPM).

Menurutnya, proyek ini terkesan dibiarkan lamban oleh kontraktor. Walaupun batas waktu pengerjaannya per 15 Desember 2016, namun setidaknya dilakukan upaya percepatan dengan memperhatikan kualitas hasilnya.

“Coba lihat material yang ada berserakan mengganggu, terutama depan rumah warga sekitar terdampak. Selain itu, pekerjanya sedikit. Diingatkan saat di lapanganpun, orang yang ditugaskan menunggu di lokasi proyek seakan menghiraukannya,” tutur Eman.

Warga berharap kepada OPD teknis, dalam hal ini Bidang Cipta Karya DCKTLH Kota Banjar, untuk segera melakukan sidak ke lokasi proyek, sekaligus mengingatkan pihak ketiga.

Senada dikatakan warga sekitar lainnya, Godeg, yang juga pedagang mie ayam yang mangkal di jalan tersebut. Dirinya mendesak agar proyek trotoar ini segera dituntaskan karena berdampak terhadap aktifitas masyarakat banyak.

“Ya jika terlalu lama, memang yang dirasakan kami aktifitas perekonomian sedikitnya terganggu. Jadi tolong diperhatikan oleh pelaksana proyek, dan dinas terkait harus segera diselesaikan,” harap Godeg.

Sementara itu, Kabid. Cipta Karya DCKTLH, David Abdillah, saat dikonfirmasi Koran HR via telepon selulernya, mengakui perihal kondisi yang terjadi dalam proyek tersebut. “Tentu kami akan cepat mengambil sikap terjun ke lapangan mencari solusi dan mengingatkan penyedia jasa. Hari Kamis besok (24/11/2016-red), rencana rapat dengan penyedianya,” kata David.

Menurutnya, jika melihat batas akhir proyek sebagaimana kontraktualnya memang sampai bulan Desember. Namun, dia pun mengakui progres pekerjaan itu tersendat. Berdasarkan informasi di lapangan, sementara ini persoalannya dengan warga terkait lahan.

“Memang persoalan itu masih berlanjut, seiring saat sosialisasi proyek hingga pelaksanaan pekerjaan terkendala. Mudah-mudahan segera ada solusi dan proyek trotoar cepat tuntas dikerjakan dengan hasil yang baik pula,” pungkasnya. (Nanks/Koran HR)

Musim Hujan, Harga Sayuran di Pasar Banjar Terus Merangkak Naik

$
0
0
Musim Hujan, Harga Sayuran di Pasar Banjar Terus Merangkak Naik

Salah seorang pedagang sayuran di Pasar Banjar. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Memasuki musim penghujan, harga bahan kebutuhan pokok dan sayuran di Pasar Banjar, Kota Banjar, Jawa Barat, terus merangkak naik. Biasanya, pada saat musim hujan seperti sekarang ini, petani selalu merugi akibat tanaman rempah atau sayuran cepat rusak/busuk.

Seperti diungkapkan May (42), salah seorang pedagang sayuran di Pasar Banjar, kepada HR Online, Sabtu (26/11/2016), bahwa dalam sepekan terakhir ini harga cabe merah dari Rp.45.000/kg, naik menjadi Rp.55.000/kg.

Sedangkan untuk cabe rawit dari semula Rp.30.000/kg naik menjadi Rp.38.000/kg, bawang putih dari Rp.28.000/kg, kini menjadi Rp.32.000/kg. Kemudian, buncis dari Rp.7000/kg menjadi Rp.10.000/kg, dan kobis (kol) dari semula hanya Rp.4000/kg kini naik menjadi Rp.10.000/kg.

Namun, untuk bawang merah justru mengalami penurunan harga, yakni dari Rp.45.000/kg, sekarang menjadi Rp.35.000/kg. Sedangkan untuk telur ayam, beras, daging ayam, daging sapi, dan minyak sayur harganya masih stabil.

“Kenaikan harga memang tidak menentu dalam sepekan ini, hanya ada beberapa komoditas sayuran yang harganya mengalami naik turun,” terang May.

Menurutnya, kenaikan tersebut diprediksikan lantaran adanya sejumlah jalan di berbagai daerah yang rusak akibat musim hujan. Banjir juga banyak terjadi di berbagai daerah, sehingga menimbulkan kemacetan dan hambatan terputusnya jalur transportasi. Dampaknya, kendaraan-kendaraan pengangkut sayuran tersendat.

“Mudah-mudahan kenaikan harga sayuran dan rempah-rempah tidak berlangsung lama, dan semoga kerusakan jalur transportasi bisa kembali lancar, sehingga pasokan bisa kembali normal,” harap May. (Hermanto/R3/HR-Online)

Pembangunan Fisik di Desa Raharja Banjar Capai 75 Persen

$
0
0
Pembangunan Fisik di Desa Raharja Banjar Capai 75 Persen

Gedung Olah Raga (GOR) Desa Raharja tampak sedang direnovasi. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sampai saat ini, pembangunan bidang infrastruktur di Desa Raharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, pada tahun anggaran 2016 ini sudah mencapai 75 persen. Pemerintah Desa Raharja optimis pekerjaan yang tinggal menyisakan 25 persen itu dapat selesai tepat waktu.

Hal itu dikatakan Sekretaris Desa Raharja, Enok Yuhaini, kepada Koran HR, ketika ditemui di ruang kerjanya, Senin (21/11/2016) lalu. Dia juga mengatakan, bahwa untuk sekarang ini pihaknya tengah merealisasikan renovasi Gedung Olah Raga (GOR).

“Renovasi gedung olahraga sudah berlangsung dua minggu dengan target 60 hari kerja yang menggunakan APBDes sebesar 425 juta rupiah. Selanjutnya, pembangunan jalan, penyambungan pipa untuk mengairi air dari Blok Pulomajeti ke areal sawah di Raharja agar tidak kekeringan saat kemarau. Selain itu, pembangunan sanitasi juga tengah dilakukan,” terangnya.

Sedangkan, untuk pembangunan saluran drainase/gorong-gorong yang terletak di Dusun Randegan, RT/RW.20/09, sudah dilaksanakan dengan anggaran dari APBDes sebesar Rp.42.469.000, yang dikerjakan selama 60 hari. “Kami optimis pada tahun 2016 semua pekerjaan yang tinggal 25 persen lagi bisa selesai,” tandas Enok. (Muhafid/Koran HR)

WC Umum Dibangun Pemkot Banjar Tak Terpelihara

$
0
0
WC Umum Dibangun Pemkot Banjar Tak Terpelihara

Fasilitas WC yang ada di belakang bangunan panggung Alun-alun Langensari tampak tidak terawatt. Photo: Nanang Supendi/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kondisi sejumlah WC umum yang berada di sejumlah fasilitas publik milik Pemerintah Kota Banjar cukup memprihatinkan, dan terkesan tidak terpelihara. Seperti halnya di Alun-alun Langensari dan Taman Kota Lapang Bhakti dan di sejumlah tempat lainnya.

Pantauan Koran HR di WC yang berada pada bangunan gedung belakang panggung Alun-alun Langensari, terlihat kotor dan bau pesing. Bahkan, closet dan wastapelnya tertutup material. Hal itu mencerminkan kurangnya perawatan terhadap fasilitas umum tersebut.

Salah satu petugas kebersihan di Alun-alun Langensari, Epul, mengatakan, WC yang berada di areal Alun-alun itu sudah tak berfungsi, karena memang tak ada petugas khusus untuk merawatnya.

“Terlebih airnya saja tidak ada. Padahal dulu itu ada, karena ada sumber airnya dengan dibikin sumur bor. Sekarang pompanya saja tidak ada. Sepengetahuan saya diambil Dinas PU,” jelasnya, Senin (21/11/2016) lalu.

Dia mengaku bersama rekan petugas lain tak diberikan perintah untuk membersihkan WC di Alun-alun ini, melainkan hanya dibebankan membersihkan sampah di areal taman dan jalan sekitarnya saja oleh Bidang Kebersihan DCKTLH.

“Bahkan, saya ini bertanggungjawab selaku koordinator kebersihan pada sejumlah RTH dan jalan raya di wilayah Kecamatan Langensari,” kata Epul.

Menurut dia, mestinya fasilitas yang sudah dibangun harus dikelola dan rutin dirawat. WC yang ada harus ditunggui atau dinas pengelola menempatkan petugas. Dengan begitu, setidaknya pengunjung Alun-alun yang mau buang air kecil bisa memanfaatkan WC tersebut dan mengisi kencleng tanpa harus dipinta paksa atau ditarif.

Hal itu tentu untuk efesiensi pengunjung yang hendak buang air kencing tanpa harus pulang dulu ke rumahnya, atau menjaga supaya pengunjung tidak kecing sembarang. Sebab, tak sedikit jika malam hari, terutama anak remaja, kencing seenaknya di taman.

“Terus terang saja, saya dulu pernah ngelola nungguin WC yang berada di bawah flyover dan alhamdulillah ada hasilnya. Tetapi sekarang dibongkar dibangun ruko,” kata Epul. (Nanks/Koran HR)


Lagi, RBK Banjar Gebrak Budaya Literasi Lewat Diskusi Pendidikan

$
0
0
Lagi, RBK Banjar Gebrak Budaya Literasi Lewat Diskusi Pendidikan

Diskusi pendidikan dalam peringatan hari guru di Ruang Baca Komunitas (RBK) bersama puluhan guru dan pelajar Kota Banjar. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Puluhan guru di Banjar dan pelajar dari berbagai tingkatan mengikuti diskusi pendidikan dalam rangkaian peringatan hari guru di sekretariat Ruang Baca Komunitas (RBK) Kota Banjar, Sabtu (26/11/2016).

Kegiatan yang bertajuk guru dan literasi, mereka membahas berbagai persoalan pendidikan di sekolah yang kaitannya dengan budaya membaca siswa.

Eti, guru SMPN 5 Banjar, mengatakan, pemerintah saat ini tengah gencar mengkampanyekan budaya literasi ke berbagai sekolah, termasuk di Banjar. Hal tersebut termaktub dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 tahun 2015  yang mulai dilaksanakan pada tahun 2016.

“Melalui Gerakan Literasi Sekolah (GLS), semua pelajar dari berbagai tingkatan dituntut agar gemar membaca dengan tahapan-tahapan yang ada. Sementara itu, di Jawa Barat ada West Java Leader’s Reading Challenge (WJLRC). Keduanya sama-sama menebarkan virus budaya membaca,” katanya.

Meski begitu, lanjutnya, GLS sifatnya lebih umum yang berarti untuk semua tingkatan sekolah. Sedangkan WJLRC terbatas untuk SD dan SMP sederajat.

Sementara itu, Sofian Munawar, pendiri RBK, menegaskan bahwa budaya membaca khususnya di Kota Banjar masih memprihatinkan. Bila Indonesia dibanding dengan negara lain berdasarkan catatan UNESCO, minat baca di Indonesia hanya 0.01 persen.

“Dengan semangat yang ada, kami berusaha membantah anggapan UNESCO melalui berbagai kegiatan literasi. Tinggal komitmen semua pihak agar budaya literasi tumbuh pesat. Khusus di Banjar, minat pembaca jauh tertinggal dibanding dengan daerah lain di Jabar, apalagi dengan Ciamis yang kini sudah menggeliat,” paparnya.

Sofian mengapreasi langkah pemerintah yang kali ini mulai mengkampannyekan budaya literasi. Namun, ia menyoroti respon pemerintah daerah yang perlu “dibangunkan” langkahnya soal pendidikan, termasuk didalamnya budaya literasi.

“Kita akan sangat bersyukur jika semua elemen mendukung penuh kampanye literasi. Jika tidak, kami pun tetap bergerak. Sebab, bagi kami budaya literasi adalah bagian kewajiban. Untuk kegiatan ini nantinya juga akan ada tindak lanjut, bukan tidak lanjut,” tandasnya. (Muhafid/R6/HR-Online)  

Di Banjar, Banjir Rendam Dua Rumah dan Akses Jalan

$
0
0
Di Banjar, Banjir Rendam Dua Rumah dan Akses Jalan

Kondisi banjir yang menimpa salah satu rumah warga Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, akibat luapan sungai Citapen. Photo: Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Hujan yang terus mengguyur wilayah Kota Banjar dan sekitarnya, mengakibatkan dua rumah yang masing-masing berada di wilayah kelurahan Purwaharja dan Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, terendam banjir, Minggu (27/11/2016).

Selain rumah, akses jalan yang menghubungkan wilayah Kelurahan Purwaharja dan Desa Mekarharja pun terputus.

Kedua rumah terdampak banjir tersebut merupakan milik Ruskanda, warga RT 38 RW 18 Blok Bebedahan, Kelurahan/Kecamatan Purwaharja dan milik Nani, warga RT 31 RW 12 Dusun Pasirleutik, Desa Mekarharja, Kecamatan Purwaharja Kota Banjar.

Menurut Nani, banjir datang pada Sabtu (26/11/2016) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Karena aliran Sungai Citapen meluap, rumah miliknya terendam banjir dengan ketinggian air mencapai selutut orang dewasa. Selain rumah, kandang ternak ayam dan kolam ikan miliknya pun terendam hingga ikan yang berada di dalam kolam limpah.

“Setiap hujan disini pasti banjir. Saya minta kepada pihak pemerintah untuk mengeruk Sungai Citapen agar tidak meluap dan menyebabkan banjir, karena sungai tersebut dangkal,” katanya kepada HR Online.

Sementara itu, Kasi Kesiapsiagaan BPBD Kota Banjar, Asep Setiadi, menuturkan bahwa setelah mendapat laporan dari masyarakat, pihaknya langsung datang ke lokasi dan membantu para korban banjir.

“Kami akan memberikan bantuan berupa makanan, susu, mie instan, dan keperluan logistik lainnya,” katanya.

Dari pantauan HR Online, banjir di blok Bebedahan mengakibatkan sekitar 50 hektar areal pesawahan terendam dan para pemilik sawah terancam gagal panen. Selain itu, jalur akses Desa Mekarharja dan Kelurahan Purwaharja pun terputus akibat terendam banjir sepanjang 100 meter. (Hermanto/R6/HR-Online)

Kasihan, Tukang Bangunan di Banjar Jatuh Dari Tangga dan Meninggal

$
0
0
Kasihan, Tukang Bangunan di Banjar Jatuh Dari Tangga dan Meninggal

Korban jatuh dari tangga setinggi 1,5 meter di Lingkungan Cikabuyutan Barat, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Seorang tukang bangunan asal Desa Langensari, Kota Banjar, diketahui meninggal dunia pada saat memlester tembok rumah milik Ayu, warga Lingkungan Cikabuyutan Barat, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, sekitar pukul 14.30 WIB, Selasa (29/11/2016).

Korban yang diketahui bernama Sidin, tiba-tiba terjatuh dari tangga dengan ketinggian 1,5 meter persis di dekat pintu rumah bagian depan milik Ayu.

“Korban memang memiliki penyakit jantung. Tadinya sempat mengeluh karena cape dan akan istirahat terlebih dahulu serta akan mencari obat. Namun, saat masih diatas tangga, tiba-tiba korban terjatuh,” kata Saian, saksi mata, kepada HR Online.

Mendengar kejadian tersebut, lanjut Saian, puluhan warga sekitar bergegas melihat lokasi kejadian. Sementara itu, korban langsung dievakuasi ke rumah duka yang berada di Langensari menggunakan mobil ambulan. “Pemilik rumah sedang tidak ada dirumah karena masih di sekolah,” tutupnya. (Muhafid/R6/HR-Online)

Investasi Menggiurkan Kalangan PNS Banjar, Perbulan Bisa Dapat 10 Juta

$
0
0
Investasi Menggiurkan Kalangan PNS Banjar, Perbulan Bisa Dapat 10 Juta

Photo: Ilustrasi net/Ist.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Pemerintah Kota Banjar, saat ini tengah dihebohkan dengan adanya investasi yang menjanjikan keuntungan cukup menggiurkan.

Penelusuran HR di lapangan, setidaknya ada puluhan PNS Pemkot Banjar yang ikut menanamkan uangnya dalam investasi yang mampu memberikan keuntungan sebesar 10 persen setiap bulannya. Kebanyakan PNS tersebut menanamkan uang yang didapatnya dari hasil kredit ke bank.

“Di kantor ini memang banyak yang mengikuti investasi tersebut karena dijanjikan bakal dapat keuntungan sangat menggiurkan. Seperti contoh, PNS tersebut pinjam ke bank 100 juta rupiah, sampai habis gajinya dipotong untuk bayar cicilan. Kemudian uangnya ditanamkan ke investasi ini, maka mereka dapat keuntungan 10 juta rupiah per bulan. Dalam sepuluh bulan saja sudah balik modal,” tutur PNS berinisial AS, kepada HR, Selasa (29/11/2016).

Dia juga mengungkapkan, bahwa sekarang ini sudah banyak PNS Banjar yang ikut investasi tersebut. Program ini dikenalkan oleh seorang pejabat yang boleh dibilang sebagai koordinator.

AS yang pernah juga ditawari, menyebutkan, bahwa program investasi ini ditawarkan oleh sebuah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Pandawa Grup yang berkedudukan di Depok. Investasi ini sudah berlangsung lama di kalangan PNS Banjar.

Meski dirinya mengaku khawatir jika hal itu merupakan investasi bodong yang sewaktu-waktu bisa macet dan merugikan teman-temannya, namun dia berharap investasi ini tetap berjalan lancar.

“Katanya sih sampai sekarang pembayaran jasanya masih lancar, berarti tidak ada masalah kan. Ya semoga saja lancar, kasihan mereka yang mendapatkan modalnya dari hasil pinjaman ke bank. Kalau saya mah boro-boro buat modal investasi, yang penting untuk bisa mencukupi keluarga saja saya mah sudah cukup,” ujar AS, sambil tertawa.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Kota Banjar, KH. Muhtar Gozali, mengaku kaget dan baru mendengar program investasi yang kini telah menjadi rahasia umum di kalangan PNS Kota Banjar.

“Hati-hati, jangan terlalu tergiur dengan iming-imingnya. Saya menyimpulkan praktek semacam itu adalah riba, yang tentu saja dilarang oleh agama,” tandas Muhtar. (Hermanto/R3/Koran-HR)

Warga Banjar Kembangkan Tanaman Klamiduri Sebagai Bahan Baku Benang

$
0
0
Warga Banjar Kembangkan Tanaman Klamiduri Sebagai Bahan Baku Benang

Serat molekul yang terdapat pada tanaman klamiduri terbentuk secara alami dan bisa dijadikan bahan baku pembuatan benang. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Keberadaan tanaman klamiduri untuk pertama kali dijumpai di daerah Pantura dan Pantai Selatan Pulau Jawa. Meskipun terdapat hanya beberapa spesies, ternyata tanaman ini memiliki viabilitas (kemampuan untuk bisa hidup dari suatu individu) yang tinggi, dan terbukti mampu tumbuh di sembarang tempat dan kondisi lingkungan yang ekstrim.

Hal tersebut pernah dilakukan penanamannya oleh Osman Kurniawan (50), warga Lingkungan Langen, RT.4, RW.1, Kelurahan Muktisari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar. Ia kemudian melakukan penanaman sekaligus penelitian mengenai tanaman klamiduri ini.

Dalam penelitiannya, Osman menemukan serat alami yang terdapat pada tanaman tersebut, di mana serat molekulnya terbentuk secara alami. Untuk saat ini serat alam sudah mulai dipakai sebagai pengganti serat sintetik dan telah banyak dipakai pada industri tekstil.

Menurut Osman, serat yang terdapat di tanaman klamiduri ini tidak mudah rapuh. Serat tanaman tersebut menyerupai serat sutra, bahkan lebih licin dan mengkilap serta lebih panjang, sehingga dapat memudahkan pada saat penataan untuk nantinya dibikin pembuatan benang.

“Hasil dari penelitian serat tanaman klamiduri ini saya beritahukan hasilnya ke Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Banjar pada tahun 2010,” kata Osman, saat ditemui Koran HR, Senin (28/11/2016).

Pihak Dinas Perundustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Banjar, kemudian berinisiatif untuk melakukan uji lab ke Balai Besar Tekstil Bandung, dengan tujuan untuk mengetahui lebih lanjut kegunaan, kandungan, serta manfaat dari tanaman tersebut.

Setelah 6 tahun melakukan penelitian, maka keluarlah hasil uji lab, dan ternyata serat tanaman klamiduri bisa dipintal menjadi benang. Namun, karena masih dalam tahap uji coba oleh Balai Besar Tekstil Bandung, maka serat tersebut harus dicampur dengan bahan lain sehingga hasilnya bisa lebih kuat untuk dipintal menjadi benang.

Apabila serat tanaman ini bisa dipintal dan menjadi benang, maka tidak menutup kemungkinan serat tanaman klamiduri ini dapat menjadi bahan industri tekstil. Bahkan kualitas serat alam dari tanaman ini lebih bagus dari serat ulat sutra.

“Pengembangan ini semoga dapat memberikan alternatif sebagai bahan baku pembuatan benang, serta dapat memberikan masukan kepada para pembudidaya tanaman klamiduri, khususnya di Kota Banjar,” harapnya. (Hermanto/R3/Koran-HR)

Viewing all 5240 articles
Browse latest View live