Quantcast
Channel: Berita Banjar – Harapan Rakyat Online
Viewing all 5240 articles
Browse latest View live

Bulog Banjar: Pengiriman Beras Raskin ke Pangandaran Kini Terkendala

$
0
0
Bulog Banjar: Pengiriman Beras Raskin ke Pangandaran Kini Terkendala

Mobil truk pengangkut raskin dari Gudang Bulog Banjar menuju wilayah Kabupaten Pangandaran dengan menggunakan jalur alternative, yaitu melalui Desa Cibungur, Kecamatan Langkaplancar. Foto: Dokumentasi Bulog Banjar/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pengiriman beras miskin (raskin) dari Gudang Bulog Kota Banjar untuk warga miskin di wilayah Kabupaten Pangandaran terganggu akibat patahnya Jembatan Ciputrapinggan beberapa waktu lalu sebagai akses utama, dan proses pembangunan jembatan Bailey sebagai penggantinya saat ini masih dalam proses pembangunan.

Kepala Gudang Bulog Kota Banjar, Sutrisno, mengatakan, bahwa patahnya jembatan tersebut selain telah melumpuhkan sektor pariwisata, juga terganggunya pengiriman barang, tak terkecuali pasokan beras raskin ke wilayah Kabupaten Pangandaran.

“Pengiriman raskin pada bulan Oktober dan November praktis terganggu, karena mobil truk pengangkut tidak dapat melewatinya. Namun, alhamdulillah bisa teratasi melalui jalur alternatif, yaitu salah satunya lewat Cigayam dan Desa Cibungur, Kecamatan Langkaplancar,” terangnya, kepada Koran HR, Senin (14/11/2016).

Meski begitu, jalan alternatif yang dilalui truk pengakut memang kurang memadai, karena kualitas jalannya jelek dan sempit, sehingga muatan yang dibawanya juga terbatas. Untuk itu, pihaknya pun mensiasati pengirimannya, yang biasanya dalam satu truk itu diisi raskin 9 ton, sekarang satu truk hanya diisi setengahnya atau 4,5 ton.

Namun, biaya akomodasi dan transportasi untuk membawa alokasi raskin ke Kabupaten Pangandaran sekitar 900 ton per bulan menjadi membengkak, karena menggunakan armada truk lebih banyak atau pengirimannya harus dilakukan berulang.

“Tapi saya bersyukur, pasokan raskin ke wilayah Kabupaten Pangandaran tidak sampai terhambat, jadi masih bisa berjalan lancar dan normal menuju titik-titik yang dituju,” ucapnya.

Lebih lanjut Sutrisno mengatakan, kondisi putusnya Jembatan Ciputrapinggan juga berimbas terhadap penyerapan beras dari wilayah Kabupaten Pangandaran. Sebelum kejadian, setiap penyerapannya bisa terkirim beras empat truk, dan sekarang paling hanya satu truk saja.

“Beruntung, kondisi demikian saat Gudang Bulog Banjar sudah memenuhi target penyerapan tahun 2016, bahkan surplus. Jadi ketersedian di gudang cukup untuk kebutuhan empat bulan kedepan,” jelasnya.

Menurut Sutrisno, dengan surplus beras yang dimilikinya di Gudang Bulog Banjar dapat membantu dan mengirim ke Gudang Bulog DKI dan Cianjur sebanyak 3.000 ton. Pihaknya berharap sisa pengiriman raskin atau satu bulan lagi, yaitu untuk alokasi bulan Desember 2016, tidak ada gangguan yang berarti. Sehingga bisa tersampaikan kepada warga penerima.

“Tentunya kami juga berharap kepada pemerintah untuk memperhatikan agar segera menyelesaikan perbaikan Jembatan Ciputrapinggan,” pungkasnya. (Nanks/Koran-HR)


Ibu Muda di Banjar Nekat Terjun ke Kali Cicapar

$
0
0
Ibu Muda di Banjar Nekat Terjun ke Kali Cicapar

SH (berpangku tangan) yang nekat terjun ke Kali Cicapar, di Dusun Siluman Kel/Kec Purwaharja, Kota Banjar, Jum’at (18/11/2016). Photo : Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Seorang ibu muda bernama SH (20) yang mengaku warga Dusun Cijurey, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, Jum’at (18/11/2016) sore tadi, nekat terjun ke Kali Cicapar, di Dusun Siluman Kel/Kec Purwaharja, Kota Banjar.

Informasi yang berhasil diperoleh HR Online, SH terjun dari ketinggian kurang lebih tujuh meter. Beruntung kejadian ini diketahui oleh Yayat (50), warga Purwaharja yang sedang memancing ikan di kali tersebut. Kemudian ia menolongnya dan membawanya ke rumah salahsatu tokoh masyarakat di sana.

“Saya kaget tiba-tiba ada orang loncat ke kali, lalu saya tolong dan saya bawa ke rumah Pak Mamat (tokoh masyarakat.red),” ujarnya kepada HR Online.

Kejadian ini pun dibenarkan tokoh masyarakat, Mamat Rahmat (35). Dikatakannya selain lompat ke kali, SH juga membuang beberapa perhiasan, seperti cincin dan gelang yang melekat pada tubuhnya. Namun, salahsatu perhiasannya yakni gelang berhasil ditemukan, sementara cincin hanyut terbawa arus kali.

“Gelang yang berhasil ditemukan kini diamankan di Kasi Trantib Kecamatan Purwaharja,” ujar Mamat, yang juga ketua KNPI Kota Banjar.

Tidak lama kemudian, Muh datang bersama ketua RT setempat untuk menjemput SH. Kemudian SH pun dibawa pulang ke rumah oleh Muh, didampingi RT setempat, Satpol PP, dan Sekmat Purwaharja. (Hermanto/R5/HR-Online)

Gara-Gara Ini SH Nekat Terjun ke Kali Cicapar Banjar

$
0
0
Gara-Gara Ini SH Nekat Terjun ke Kali Cicapar Banjar

Ilustrasi. Photo : net/ist

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

SH (20), ibu muda yang terjun ke Kali Cicapar, di Dusun Siluman Kel/Kec Purwaharja, Kota Banjar, mengungkapkan dirinya nekat berbuat seperti itu karena kesal kepada suaminya, Muh (24).

“Saya benci dia (suami.red) karena sering kasar terhadap saya,” tutur SH kepada HR Online, Jum’at (18/11/2016).

Seperti diberitakan HR Online, aksi ibu muda warga Dusun Cijurey, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar ini diketahui oleh Yayat (50), warga Purwaharja yang sedang memancing ikan di kali tersebut.

[ Berita Terkait : Ibu Muda di Banjar Nekat Terjun ke Kali Cicapar ]

Setelah ditolong, Yayat kemudian membawa SH ke rumah Mamat, salahsatu tokoh masyarakat yang juga ketua KNPI Kota Banjar.

Selain terjun ke kali, SH juga membuang beberapa perhiasan, seperti cincin dan gelang yang melekat pada tubuhnya. Namun, salahsatu perhiasannya yakni gelang berhasil ditemukan, sedangkan cincin hanyut terbawa arus kali.

Sementara dari keterangan Muh, ia menikah dengan SH baru seminggu yang lalu, dan kini menetap di lingkung Siluman Kel/Kec Purwaharja, Kota Banjar.

“Dari tadi ia ada di kamar, namun saat hujan ia pergi. Saya pun mencarinya hingga akhirnya ketemu di sini,” kata Muh. (Hermanto/R5/HR-Online)

Ditinggal Jualan, Rumah Pedagang Bakso di Banjar Terbakar

$
0
0
Ditinggal Jualan, Rumah Pedagang Bakso di Banjar Terbakar

Sejumlah warga saat mematikan api yang membakar bagian dapur rumah Wagiyo (50), di Lingkungan Cikabuyutan Barat, dengan peralatan seadanya. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kebakaran rumah kembali terjadi di Kota Banjar, Jawa Barat. Kali ini rumah milik Wagiyo (50), seorang pedagang bakso warga Lingkungan Cikabuyutan Barat, RT.1, RW.10, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, mengalami kebakaran di bagian dapurnya, Sabtu (19/11/2016).

Akibatnya, sejumlah barang elektronik seperti lemari es, speaker aktif, serta barang-barang lainnya ludes dilalap si jago merah. Menurut keterangan dari beberapa warga setempat, peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 11.30 WIB, saat rumah sedang dalam keadaan kosong ditinggal pemiliknya yang tengah berjualan bakso.

Edi (53), salah seorang warga, mengatakan, awalnya kepulan asap tebal datang dari bagian dapur rumah tersebut, hingga akhirnya warga pun beramai-ramai mencoba memadamkan api dengan alat seadanya.

“Karena terkunci, kami pun terpaksa mendobrak pintu belakang. Saat masuk api sudah berkobar dan kemudian warga mencoba mamadamkan dengan alat seadanya,” tutur Edi, kepada HR Online, ketika dijumpai di lokasi kejadian.

Setengah jam kemudian, api berhasil dipadamkan. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun korban diperkirakan mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah.

Sementara itu, sang pemilik rumah, Wagiyo, mengaku hanya bisa pasrah. Menurutnya, pada saat kejadian dirinya sedang berjualan bakso di pertigaan Jalan Cikabuyutan. “Kami pasrah saja, mau bagaimana lagi ini sudah terjadi,” ujarnya, lirih. (Hermanto/R3/HR-Online)

Ketua STIKes BP Banjar; Perawat Harus Profesional dan Bertanggung Jawab

$
0
0
Ketua STIKes BP Banjar; Perawat Harus Profesional dan Bertanggung Jawab

50 lulusan profesi Ners program studi Keperawatan STIKes BP mengucapkan sumpah profesi Ners, di Graha Banjar Idaman Kota Banjar, Sabtu (19/11/2016). Photo : Hermanto/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Putera (STIKes BP) Kota Banjar, Dr. Hj. Suriany. S.Pd, MM M.Kes., berharap perawat lulusan STIKes BP bisa menjadi seorang perawat yang mempunyai rasa tanggung jawab dan profesional.

“Selain itu juga perawat harus memiliki keterampilan yang baik, memiliki sikap dan perilaku yang baik. Karena perawat itu dihadapkan langsung dengan masyarakat untuk melayani pasien,” ucapnya saat pengambilan sumpah profesi Ners di Graha Banjar Idaman Kota Banjar, Sabtu (19/11/2016).

Suriany menambahkan, sebelum terjun ke lapangan, mereka harus disumpah dulu sebagai perawat. Sehingga, mereka memiliki komitmen dan rasa tanggung jawab yang berlandaskan Pancasila.

Di tahun akademik 2015/2016, sebanyak 50 lulusan profesi Ners program studi Keperawatan STIKes BP mengucapkan sumpah profesi Ners. Sumpah profesi tersebut guna menjadikan seorang perawat yang profesional dan mengabdi kepada masyarakat.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh Walikota Banjar Hj Ade Uu Sukaesih yang diwakili Staf Ahli Pemkot Banjar, Edi Nurjaman, Pendiri Stikes DR Herman Sutrisno, serta tamu undangan lainnya. (Hermanto/R5/HR-Online)

Gila! Setelah Ngomix, Remaja di Banjar Ini Mabuk Air Rebusan Pembalut Wanita

$
0
0
Gila! Setelah Ngomix, Remaja di Banjar Ini Mabuk Air Rebusan Pembalut Wanita

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Ada-ada saja ulah para remaja jaman sekarang ini. Setelah obat batuk cair bernama Komix yang dijadikan pengganti minuman keras (miras) untuk mabuk-mabukan, kini ada lagi trend baru yang juga tak lazim, yakni membuat racikan minuman keras dengan menggunakan air rebusan pembalut wanita.

Menurut beberapa informasi yang berhasil dihimpun HR, bahwa mereka yang kerap mabuk minum air rebusan pembalut kebanyakan masih ABG (anak baru gede). Penasaran dengan hal itu, Koran HR mencoba menyusuri ke taman yang berada di belakang RSUD Kota Banjar, Sabtu (12/11/2016) malam, sekitar pukul 20.30 WIB.

Tidak berapa lama, yaitu sekitar pukul 21.10 WIB, datang empat orang remaja menggunakan dua sepeda motor jenis matic. Kemudian mereka memasuki taman yang remang-remang. [Berita Terkait: Dipakai Mabuk, Dinkes Banjar: Pembalut Wanita Mengandung Zat Kimia Berbahaya]

Tanpa sengaja HR pun mengikuti, lalu empat remaja itu berhenti di salah satu gazebo taman dan HR pun berhenti di gazebo yang sebelahnya dengan jarak kurang lebih hanya 2 meter. Mereka bercengkrama sambil ngobrol “ngaler-ngidul” namun entah apa yang dibicarakannya.

Kemudian, satu remaja diantara mereka membuka tas lalu mengambil dua buah botol air mineral. Jika itu hanya air biasa, tentu cara meminumnya pun seperti biasa. Tapi mereka meminumnya dengan menuangkannya pada gelas bekas air mineral.

Penasaran dengan hal itu, Koran HR pun kemudian mendekati empat orang remaja tersebut yang tengah minum-minum. Di situlah terjadi perbincangan. Salah satu dari mereka, sebut saja Japra (bukan nama sebenarnya), usianya baru 16 tahun, mengaku kalau dirinya beserta tiga orang temannya sedang mengkonsumsi minuman air rebusan pembalut wanita karena bisa memabukan.

“Tadinya kita mau beli obat batuk Komix atau anggur ginseng, tapi karena kosong jadinya kami mabok pakai air rebusan pembalut wanita saja,” kata Japra, kepada Koran HR.

Hal yang sama dikatakan Cuy (bukan nama sebenarnya), usianya 18 tahun. Menurut dia, mabuk air rebusan pembalut wanita ini memang sudah lama terjadi di Kota Banjar. Dia sendiri mengaku sudah mengenal mabuk air rebusan pembalut saat dirinya masih bekerja di daerah Bekasi-Jawa Barat.

“Tidak ada bedanya dengan miras, hanya saja kalau mabuk air rebusan pembalut ini rasanya sedikit lebih sepet. Makanya kita meminumnya dicampur dengan minuman yang manis,” ungkapnya.

Cuy juga menambahkan, dia bersama rekannya lebih memilih mabuk dengan cara seperti ini karena miras di Banjar mulai langka, dan jika ada pasti harganya mahal. “Mahal untuk beli miras mah, ya mending kayak gini saja murah tapi nge-fly-nya sama,” ujarnya, sambil tertawa. (Hermanto/Koran-HR)

Dipakai Mabuk, Dinkes Banjar: Pembalut Wanita Mengandung Zat Kimia Berbahaya

$
0
0
Dipakai Mabuk, Dinkes Banjar: Pembalut Wanita Mengandung Zat Kimia Berbahaya

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Terkait dengan adanya remaja yang mabuk air rebusan pembalut wanita, menurut pandangan dari segi kesehatan tentu saja sangat berbahaya. Hal ini ditegaskan Apoteker Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar, Erik Gerfianto, S.Si.

Dia menjelaskan, apa yang dilakukan para remaja tersebut sangatlah berbahaya. Karena, berdasarkan pengujian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), bahwa dalam pembalut mengandung klorin. Bahkan, klorin yang terkandung di dalamnya mencapai rentang 5 sampai 55 par per million (ppm).

“Pasti memabukan, karena dalam pembalut ada zat klorin. Zat klorin tersebut merupakan zat kimia yang biasa digunakan untuk pemutih pada tekstil dan kertas,” terangnya, saat ditemui HR, di ruang kerjanya, Selasa (15/11/2016). [Berita Terkait: Gila! Setelah Ngomix, Remaja di Banjar Ini Mabuk Air Rebusan Pembalut Wanita]

Dia menambahkan, pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 472 Tahun 1996 tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, bahwa penggunaan bahan berbahaya yang tidak sesuai dengan peruntukannya dan penanganannya dapat menimbulkan ancaman, atau bahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.

“Jadi dalam hal ini sangatlah berbahaya mengkonsumsi air rebusan pembalut dalam bentuk tunggal maupun campuran dapat membahayakan kesehatan dan lingkungan hidup, baik langsung atau tidak langsung mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik, multagenik, korosif, dan iritasi,” jelas Erik. (Hermanto/Koran-HR)

Syamsudin, S.Pd.I., S.Pd ; Moralitas Remaja Banjar Perlu Dibenahi

$
0
0
Syamsudin, S.Pd.I., S.Pd ;  Moralitas Remaja Banjar Perlu Dibenahi

Syamsudin S.Pd.I., S.Pd. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pembangunan infrastruktur di Kota Banjar memang tak dipungkiri perkembangannya begitu pesat sejak 13 tahun lalu. Namun, dari sektor Sumber Daya Manusia (SDM), masyarakat Banjar ternodai dengan adanya kasus memilukan yang berkaitan dengan kerusakan moral.

Menurut Syamsudin, S.Pd.I., S.Pd., salah seorang akademisi di Kota Banjar, mengatakan, untuk penyelenggaraan kepemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat, baik sektor sosial, pendidikan, ekonomi dan kesehatan, kondisi Banjar memang sudah lebih baik. Bahkan, kondusifitas di Kota Banjar bisa terjaga dengan baik pula.

“Tapi ada hal lain yang memang menjadi tanggung jawab bersama untuk membawa Banjar lebih baik lagi. Terlebih melihat fenomena sejumlah remaja Banjar saat ini kerap melakukan sesuatu yang memang sudah keluar dari konteks yang seharusnya, yakni moralitas semakin turun,” katanya, kepada Koran HR, Selasa (15/11/2016) lalu.

Berdasarlan pengamatan dari sektor pendidikan yang digalakan pemerintah pusat maupun daerah, lanjut Syamsudin, memang pemerintah selalu berupaya memberikan ruang sempit kepada remaja, khususnya pelajar agar tidak melakukan kegiatan negatif dengan pemberlakukan kurikulum 2013, yang mengharuskan siswa masuk sekolah pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 15.00 WIB.

Meski begitu, Syamsudin justru merasa heran dengan adanya kalangan remaja atau pelajar yang menyalahgunakan obat batuk Komix untuk mabuk-mabukan. Bahkan, fenomena itu sudah merebak hingga merenggut keperawanan seorang pelajar yang dipaksa mabuk Komix lalu disetubuhi layaknya suami istri.

Atas fenomena tersebut, dia menilai bukan pemerintah saja yang harus memikirkan solusi agar kejadian seperti itu bisa diminimalisir. Namun peran pemuda, baik secara individu maupun kelompok melalui Karang Taruna maupun sejenisnya, bisa menjadi benteng moralitas remaja yang tengah mencari jati diri.

“Kalau di Karang Taruna kan lebih disegani oleh remaja maupun pemuda yang ada di wilayahnya masing-masing. Nah, itu bisa digunakan sebagai peluang untuk mengkontrol remaja-remaja yang kini semakin liar pergaulannya. Kalau ada yang kumpul-kumpul bisa dikontrol, apa yang mereka lakukan. Orang tua tidak bisa maksimal mengontrol pergaulan anak-anak zaman sekarang, dan peran guru hanya di wilayah sekolah saja,” jelasnya.

Dari sisi agama, kata Syamsudin, para pendakwah sekarang bukan hanya saja bisa menyampaikan ajaran kebaikan kepada remaja maupun pemuda, apalagi menggunakan cara-cara lama seperti metode ceramah yang kini kurang diminati kalangan remaja. Tapi perlu pula adanya metode khusus yang bisa digunakan agar dapat mengontrol moral remaja lebih menyentuh.

Seperti halnya di pesantren, di mana budaya santri yang lebih muda diarahkan oleh yang lebih tua, dan hal itu selalu dilakukan secara terus menerus. Maka di situlah celah yang harus dijadikan contoh menghadapi kebobrokan moral remaja saat ini.

“Kemudian, Karang Taruna juga diberdayakan, serta organisasi kepemudaan lebih didorong untuk pembenahan moral. Saya yakin dengan hal tersebut Kota Banjar tidak hanya bagus dari sisi fisiknya saja, namun moralnya juga bisa bagus,” pungkas Syamsudin. (Muhafid/Koran HR)


Pilih Ketua Baru, PMII Komisariat STAIMA Banjar Gelar RTK

$
0
0
Pilih Ketua Baru, PMII Komisariat STAIMA Banjar Gelar RTK

Rapat Tahunan Komisariat (RTK) PMII Sangkuriang STAIMA Kota Banjar. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Puluhan aktifis yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Sangkuriang Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul Huda Al Azhar (STAIMA) Kota Banjar mengikuti Rapat Tahunan Komisariat (RTK) ke 5 di Aula SMA Al Azhar, Minggu (20/11/2016).

Siti Masfufah, ketua panitia, mengatakan, kegiatan tersebut merupakan agenda tahunan yang dilaksanakan pengurus PMII tingkatan kampus. Dalam agenda utamanya adalah pemilihan ketua komisariat baru.

“Alhamdulillah RTK kali ini sudah yang ke 5. Selain memilih ketua komisariat, kita juga membahas rencana langkah PMII Komisariat untuk 1 tahun mendatang, tentunya semua itu sesuai usulan dari kader maupun anggota,” katanya kepada HR Online.

Sementara itu, Ketua Komisariat demisione, Sirojul Muntaha, mengatakan, dalam periode kepengurusan dirinya sudah melakukan berbagai amanat yang telah disepakati pada RTK ke 4 lalu. Selanjutnya, kepengurusan dirinya juga telah membentuk 2 pengurus rayon Tarbiyah dan Syariah.

“Nah 2 rayon ini yang menjadi titipan kepada pengurus komisariat baru agar selalu dijaga, dirawat serta dipertahankan. Kami yakin, ketika kepengurusan yang paling bawah di PMII dirawat dengan baik, tentu akan berimbas besar pada PMII tingkatan diatasnya,” kata Siroj. (Muhafid/R6/HR-Online)

Pendidikan Moral Remaja Banjar Perlu Ditingkatkan

$
0
0
Pendidikan Moral Remaja Banjar Perlu Ditingkatkan

Photo: Ilustrasi net/Ist

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Berkaitan dengan adanya sejumlah kalangan remaja yang perilakunya menyimpang dari norma-norma agama, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Persiapan Kota Banjar, Jajang Wahyudin, mengatakan, hal tersebut merupakan suatu peringatan bagi semua kalangan. Masalah ini adalah tanggung jawab bersama, tidak hanya pihak sekolah, ulama, maupun lingkungan keluarga.

“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Menurut pandangan saya, hal ini terjadi dari kurangnya pemahaman agama, kurangnya perhatian keluarga, dan bisa saja akibat salah asuh orang tua sehingga anak tidak terkendali dan cenderung mencari kebebasan di luar,” kata Jajang, kepada HR, Senin (14/11/2016) pekan lalu.

Pendapat serupa dikatakan salah seorang aktivis perempuan Korp PMII Putri (KOPRI) Kota Banjar, Ayyi Masruhah, yang mengaku prihatin dengan adanya hal seperti ini. Menurut dia, Pemerintah Kota Banjar dan dinas terkaitnya, yakni Dinas Kesehatan, Dinasos, serta Kemenag, harus cepat melakukan penyuluhan.

Sosialisasi dilakukan harus menyisir ke semua leading sektor untuk memberikan pemahaman terhadap remaja tentang bahaya mengkonsumsi obat-obat terlarang maupun minuman oplosan yang memabukan, serta pembekalan moral, mental dan iman.

“Pemerintah melalui instansi-instansi terkait harus cepat melakukan penyuluhan dan pemahaman kepada remaja yang ada di Kota Banjar, serta harus sebanding lurus dan gencar dilakukan pemerintah dalam agenda besar mengatasi masalah yang sedang mengemuka akhir-akhir ini,” tandas Ayyi.

Tak hanya kalangan aktivis mahasiswa saja yang menanggapi permasalah ini. Engkus (50) misalnya, salah seorang warga Banjar, menilai bahwa masalah ini menjadi sebuah ketimpangan tersendiri, yang mana pemerintah tidak memperhatikan pemudanya. Padahal, cerminan kristalisasi baik buruknya suatu daerah tergantung bobot dan kualitas pemudanya.

“Memang benar, ini merupakan tanggung jawab bersama, namun pemerintah pun harus cepat tanggap. Banjar kota yang agamis atau dengan motto iman dan taqwa, jangan hanya dijadikan slogan saja. Dalam hal ini jelas seolah pemerintah hanya memikirkan dan menganak emaskan partai politik saja daripada organisasi kepemudaan,” kata Engkus.(Hermanto/Koran HR)

Pembangunan Desa Mulyasari Banjar Capai 100 Persen

$
0
0
Pembangunan Desa Mulyasari Banjar Capai 100 Persen

Wawan Gunawan saat menyampaikan pembangunan Desa Mulyasari dihadapan Walikota Banjar dan SKPD serta masyarakat dalam rangka kunjungan kerja Walikota Banjar.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dalam melaksanakan pembangunan desa pada tahun anggaran 2016, Desa Mulyasari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar, telah berhasil merealisasikannya 100 persen dari Dana Desa (DD), dan 80 persen pembangunan dari Alokasi Dana Desa (ADD).

Kepala Desa Mulyasari, Wawan Gunawan, mengatakan, dalam pembangunan tersebut pihaknya merealisasikan anggaran mayoritas penggunaanya untuk infrastruktur. Karena memang wilayahnya perlu melakukan pembenahan di bidang infrastruktur guna menopang dan memenuhi keinginan masyarakat Mulyasari.

“Kita sudah membangun rabat beton di beberapa titik, pembangunan jalan, pembangunan saluran air, pemberian tanaman buah lengkeng untuk warga, dan masih banyak realisasi yang lainnya,” terang Wawan, Selasa (15/11/2016) lalu.

Sedangkan yang menjadi kendala saat ini yaitu pembangunan saluran air untuk membuang aliran air yang berasal dari Gunung Sangkur. Menurutnya, pembangunan saluran tersebut memang sudah selesai dilaksanakan. Namun kendalanya terjadi pada lokasi gorong-gorong yang melintasi jalan kota, dan hal itu di luar kewenangan desa.

“Saluran airnya sudah kita bangun. Tapi gorong-gorong yang berada di RT.14, RW.3, Dusun Rancakole, itu terlalu sempit dan sering menjadi penyebab banjir yang merendam puluhan rumah warga kami. Maka dari itu, kita mengajukan kepada Pemkot Banjar agar Dinas PU bisa menjebol jalan untuk pembangunan gorong-gorong yang lebih besar,” kata Wawan.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas PU Kota Banjar, Ir. H. Edy Djatmiko, MM., mengakui, bahwa pihaknya telah menerima permintaan dari Desa Mulyasari untuk permasalahan gorong-gorong yang melintas di jalan kota tersebut.

“Ya, untuk persoalan tersebut kami sudah anggarkan dari APBD murni tahun 2017,” kata Edi. (Muhafid/Koran HR)

Di Banjar, 2 Bocah Tenggelam di Kolam, 1 Meninggal dan 1 Selamat

$
0
0
Di Banjar, 2 Bocah Tenggelam di Kolam, 1 Meninggal dan 1 Selamat

Pihak Kepolisian Polsek Langensari saat melakukan pengecekan kedalaman kolam yang menjadi lokasi meninggalnya Gusti. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Seorang bocah berumur 6 tahun yang diketahui bernama Gusti warga Lingkungan Margasari RT 5 A RW 5, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, sekitar pukul 15.35 WIB ditemukan meninggal di sebuah kolam milik warga, Senin (21/11/2016).

Amrina (23), saksi mata, mengatakan, dirinya merasa kaget mendengar suara anak kecil yang tengah menangis dibelakang rumahnya. Namun, saat dirinya menghampiri suara tangisan tersebut, ternyata ada seorang anak yang tengah mengambang di sebuah kolam.

“Yang nangis itu teman Gusti yang selamat, Rifki (5,5). Saya langsung mengevakuasi korban dan memanggil orang tua korban yang bernama Jain,” katanya kepada HR Online.

Ditempat yang sama, Toni (21), mengatakan, kedua bocah tersebut tengah bermain di sebuah kolam yang tadinya masih dalam keadaan dangkal. Namun, pada saat kejadian, kolam tersebut sudah dikeruk oleh pemilik rumah sehingga mencapai kedalaman sekitar 1.65 meter.

“Tidak ada yang tahu kejadian kapan korban bermain di kolam tersebut. Namun, saya tahu saat kaka saya (Amrina) bergegas ke belakang rumah menghampiri anak kecil menangis, di situ korban sudah mengambang dan Rifki sudah di daratan sambil menangis,” katanya kepada HR Online.

Hingga berita ini diturunkan, rumah korban, Gusti, dikerumuni ratusan warga yang hendak melakukan takziyah. Sedangkan rumah Rifki yang tidak jauh dari rumah korban juga dikerumuni warga yang penasaran dengan musibah tersebut. Sementara itu, Bhabinkamtibmas Polsek Langensari dan pihak TNI tengah mengumpulkan sejumlah keterangan terkait kejadian tersebut. (Muhafid/R6/HR-Online)

Begini Kronologi Tenggelamnya Dua Bocah di Banjar

$
0
0
Begini Kronologi Tenggelamnya Dua Bocah di Banjar

Bhabinkamtibas Kelurahan Bojongkantong, Brigadir Dedi Wahyudi, dan Babinsa Bojongkantong, Pelda Hadi Ismanto, saat meminta keterangan Ahmad dirumahnya terkait tenggelamnya 2 bocah di sebiah kolam. Photo: Muhafid/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Dua bocah yang tenggelam di salah satu kolam yang terletak di RT 5 RW 5 Lingkungan Margasari, Kelurahan Bojongkantong, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, ternyata diketahui pertama kali oleh salah satu rekan korban yang tengah mencarinya untuk bermain kelereng.

Ahmad (12), anak Salamatul Makiyah warga RT 5 RW 5, Lingkungan Margasari, mengungkapkan, sekitar pukul 15.35 WIB dirinya pergi mencari temannya untuk bermain kelereng. Saat tiba disekitar lokasi kejadian, dirinya melihat sebuah sepeda yang tergeletak dan mendengar suara deburan air.

“Saya saat itu langsung menuju kolam dan salah satu korban sudah tidak bernyawa yang tampak rambutnya saja. Kalau yang satu lagi sudah dipinggir mau ke daratan,” kata Ahmad saat dimintai keterangan oleh Bhabinkamtibas Bojongkantong, Brigadir Dedi Wahyudi, dan Pelda Hadi Ismanto di rumah Ahmad, Senin (21/11/2016).

Ketika mengetahui hal tersebut, lanjut Ahmad, dirinya langsung terjun ke kolam untuk mengevakuasi korban yang telah meninggal. Setelah sampai ke pinggir kolam, dirinya langsung memberitahu orang yang lebih dewasa untuk mengangkat korban dari kolam, yakni Amrina. “Setelah sudah diangkat dari kolam, saya langsung pulang,” katanya dengan muka pucat.  

Sementara itu, Bhabinkamtibas Bojongkantong dari Polsek Langensari, Brigadir Dedi Wahyudi, mengatakan, kejadian tersebut merupakan murni kecelakaan yang menimpa korban. Sebab, dirinya tidak menemukan tanda-tanda mencurigakan pada tubuh korban.

“Dalamnya kolam mencapai 1.65 meter. Sedangkan anak-anak tersebut biasanya main disitu pada saat masih dangkal. Karena sudah dikeruk dan sekarang sudah lebih dalam, anak-anak tersebut tidak mengetahuinya dan pemilik kolam pun sedang tidak ada di rumah. Maka dari itu, kami menghimbau kepada warga agar selalu menjaga anak-anaknya,” katanya kepada HR Online. (Muhafid/R6/HR-Online)

Berita Terkait

Di Banjar, 2 Bocah Tenggelam di Kolam, 1 Meninggal dan 1 Selamat

Jalan Santai Dinkes di Langensari Banjar Menyisakan Sampah

$
0
0
Jalan Santai Dinkes di Langensari Banjar Menyisakan Sampah

Sampah sisa acara jalan santai dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-52 tahun 2016 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Banjar di Alun-alun Langensari, Sabtu (19/11/2016). Photo diambil Senin (21/11/2016). Photo : Nanang Supendi/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kegiatan jalan santai dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-52 tahun 2016 yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Banjar bersama Komunitas Kesehatan Kota Banjar di Alun-alun Langensari, Sabtu (19/11/2016) kemarin, menyisakan sampah yang berserakan.

Pantauan HR Online, hingga dua hari usai kegiatan atau Senin (21/11/2016) pukul 12.00 WIB, sampah berserakan di Alun-alun Langensari masih belum dibersihkan.

Kondisi tersebut selain dikeluhkan warga juga salah satunya oleh petugas kebersihan, Epul. Menurutnya, masih berserakannya sampah dalam dua hari di alun-alun ini dikarenakan kurangnya koordinasi dari panitia dengan pihaknya.

“Bukannya tak mau membersihkan, tapi ini tak ada koordinasi. Makanya kami sengaja sampah berserakan akibat kegiatan jalan santai itu dibiarkan dulu. Jadinya ya, saya fokus bersihkan yang rutin sesuai tanggung jawab saja,” tukasnya.

Epul menduga, selain pihak panitia tak melakukan koordinasi padanya, juga kepada Bidang Kebersihan DCKTLH dan Kec. Langensari. “Jika ada koordinasi, tentu kami mendapat perintah dari intansi tersebut,” tandasnya.

Camat Langensari, Asno Sutarno menyebutkan, pihak kantornya tak mendapat koordinasi dari panitia jalan santai terkait kebersihannya.

“Mestinya soal kebersihan diperhatikan panitia. Mungkin mereka (panitia.red) langsung koordinasi dengan petugas kebersihan. Tapi saya pikir lagi memang kayanya tidak ada itu. Kalau ada, ya pasti hari Sabtu sore juga sudah dibersihkan petugas,” ucapnya.

Sama halnya Kasi Sarana dan Prasana Bidang Kebersihan DCKTLH Kota Banjar, Dyah Sita Asri, didampingi Kasi Pertamanan, Suparyono, tak mendapatkan koordinasi dari panitia jalan santai terkait kebersihan.

“Mungkin itu koordinasinya dengan pihak Desa Langensari, sekaligus dengan izinnya. Terlebih Desa Langensari selaku pemilik aset tanah alun-alun Langensari,” katanya.

Meski demikian, ucap dia, tetap saja pihak manapun yang akan menyelenggarakan kegiatan di sana yang memungkinkan timbul sampah, harus koordinasi dengan pihak dinasnya.

“Ini menjadi perhatian kami, dan akan ditinjau ke lokasi. Takut-takut masih belum dibersihkan juga oleh 3 orang yang kami tugaskan di alun-alun Langensari,” janjinya. (Nanks/R5/HR-Online)

Waduh, Pemkot Banjar Belum Miliki Data Akurat Luasan RTH

$
0
0
Waduh, Pemkot Banjar Belum Miliki Data Akurat Luasan RTH

Photo: Ilustrasi net/Ist

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Pemerintah Kota Banjar saat ini sedang gencar melakukan penataan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebagaimana komitmennya. Namun demikian, hingga kini ditenggarai belum memiliki data akurat terkait luasannya, sebab baru akan melakukan updeting data.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Banjar, Ade Setiana, melalui Kasi. Tata Ruang Bidang Fisik Bappeda Kota Banjar, Herdi, saat dikonfirmasi Koran HR, Senin (14/11/2016) lalu, mengatakan, meski pihaknya sebagai intitusi perencanaan pembangunan, namun belum memiliki data akurat luasan RTH di Kota Banjar.

“Saat ini kami belum memiliki data akurat luasan RTH di Kota Banjar, dan itu memang perlu dihitung kembali. Hingga kini juga kami belum menerima laporan dari OPD terkait. Karena yang lebih tahu hal itu adalah Bidang Tata Ruang DCKTLH. Katanya sih baru akan dilakukan pendataan kembali atau updeting di tahun 2017,” kata Herdi.

Meski belum memegang data akurat, namun pihaknya optimis Kota Banjar mampu merealisasikan RTH 30 persen dari luas wilayahnya pada tahun 2033 mendatang, sebagaimana yang dicanangkan.

Sedangkan, mengenai perencanaan penataan RTH yang sudah berjalan, Bappeda hanya merencanakan secara globalnya saja, yakni hanya memberikan petunjuk lokasi atau lahan yang bisa dijadikan RTH kepada OPD teknis. Maka OPD tersebutlah yang melakukan perencanaan secara teknisnya, dalam hal ini Bidang Cipta Karya DCKTLH.

“Bila ada dugaan proyek pembangunan RTH tidak matang, lebih jelasnya ya pada OPD yang membuat perencanaan teknisnya itu,” tukas Herdi.

Sementara itu, Kasi. Perencanaan Pembangunan Transportasi dan Pengembangan Sumber Daya Air Bidang Fisik Bapeda, Husen Husaini, menambahkan, untuk saat ini memang pihaknya tidak memiliki data akurat luasan RTH.

“Khusus pendataan RTH itu ditangani Bidang Tata Ruang dan Bidang Pertamanan DCKTLH. Mungkin mereka sedang melakukan pendataan kembali. Hal itu penting dilakukan agar inventarisirnya jelas dan Pemkot Banjar memiliki data lengkap,” katanya.

Namun, hal itu pun perlu adanya penyesuaian Perda RTH. Pihaknya sendiri tidak tahu sudah sejauh mana Bidang Tata Ruang, Bidang Pertamanan dan Bidang Lingkungan Hidup DCKTLH mengajukan Rancangan Perda tersebut kepada DPRD Kota Banjar.

Meski begitu, kata Husen, pihaknya tak memungkiri bahwa belum adanya data akurat luasan RTH dimungkinkan karena OPD terkait agak kesulitan. Artinya, RTH itu bukan hanya yang dibangunkan pemerintah saja, tapi juga ada aset RTH yang tersebar, baik milik berbagai SKPD maupun lembaga swasta. Belum lagi taman yang ada di depan rumah milik warga juga termasuk RTH.

Husen menyebutkan, sebagaimana target Pemerintah Kota Banjar, di tahun 2018 harus sudah memiliki RTH 20 persen, dan hal itu optimis dapat tercapai. Apalagi tahun 2016 ini RTH sudah mencapai 19 persen, sehingga tinggal 1 persen lagi. Besaran prosentase itu diperoleh dari 10 persen RTH dibangun pemerintah (milik umum) dan 9 persen RTH milik warga (privat).

“Namun terus terang, memang untuk membuktikannya itu dibutuhkan data akurat. Yang jelas capaian RTH itu kami terima berdasar laporan Bidang Tata Ruang DCKTLH,” katanya.

Sementara itu, untuk menkonfirmasikan hal itu kepada Bidang Cipta Karya, Tata Ruang maupun Bidang Pertamanan DCKTLH, hingga berita ini diturunkan para pejabat di bidang tersebut yang belum dapat dihubungi. (Nanks/Koran HR)


Di Banjar, Limbah Bungkus Kopi Bisnis Menggiurkan

$
0
0
Di Banjar, Limbah Bungkus Kopi Bisnis Menggiurkan

Sriwati (52), sedang membuat tikar dari bahan limbah plastik bungkus kopi. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Limbah bungkus kopi biasanya oleh sebagian orang hanya dianggap sampah biasa. Setelah diambil kopinya, kemudian bungkusnya dibuang begitu saja. Namun, tidak demikian bagi Sriwati (52), warga Lingkungan Tanjungsukur, RT/RW. 4/16, Kelurahan Hegarsari, Kecamatan Pataruman, Kota Banjar.

Baginya, limbah bekas bungkus kopi sangat berharga dan malah bisa dijadikan sebuah kerajinan tangan. Tidak hanya itu, hasil dari kerajinan berbahan limbah tersebut juga dapat menghasilkan rupiah.

Saat Koran HR menemui Sriwati yang tengah berada di kios miliknya di Komplek Terminal Bus Banjar, Minggu (13/11/2016) lalu, dia sedang sibuk dengan rutinitasnya. Salah satu bentuk kreatifitasnya yakni membuat tikar dari limbah bungkus kopi.

Dirinya mengaku, awalnya merasa sangat prihatin melihat limbah bekas bungkus kopi yang berserakan dan hanya menumpuk sebagai sampah. Setelah itu, akhirnya dia pun tergerak untuk memanfaatkan sampah plastik tersebut, kemudian dikumpulkan dan menciptakan beberapa kreasi kerajinan tangan.

“Sangat sayang jika limbah atau sampah yang sekiranya bisa dimanfaatkan malah dibuang begitu saja, padahal di balik itu saya yakin ada manfaat yang besar,” kata Sriwati.

Dia juga mengaku, setelah satu tahun kreatif membuat kerajinan dari bungkus kopi, kini dirinya pun banyak menerima pesanan. Menurut Sriwati, membuat kerajinan dari bungkus kopi ini atas kreasinya sendiri, dan hasil yang diciptakan ternyata bisa menghasilkan karya yang cukup lumayan.

“Alhamdulillah, setelah satu tahun hasilnya kini banyak yang memesan, bahkan seorang pejabat di lingkup Pemkot Banjar pun sudah membeli tikar dan tas sebanyak tiga buah,” ungkap wanita yang kerap dipanggil Ceu Enok ini.

Selain tikar dan tas, dia juga membuat taplak meja, tempat tisue dan lain-lain. Untuk tikar dibandrol dengan harga Rp.100 ribu hingga Rp.150 ribu, tergantung ukuran besar kecilnya barang. Kemudian untuk tas dibandrol dengan harga Rp.150 ribu, dan tempat tisue atau barang-barang kerajinan yang kecil-kecil dia bandrol Rp.50 ribu.

Proses pengerjaan pembuatan tikar biasanya memakan waktu satu hingga dua minggu. Sedangkan, untuk pembuatan tas bisa sampai satu bulan, itu pun tergantung ketersedian bahan dan kreasi yang akan dibuat.

“Pengerjaannya dilakukan oleh saya sendiri, jadi untuk membuat satu barang itu bisa seminggu bahkan lebih, tergantung bahan,” ucapnya.

Selain dijadikan usaha, apa yang dilakukan Sriwati ini pun sebagai salah satu upaya menangani masalah persampahan di Kota Banjar. Dalam hal ini sampah yang dapat didaur ulang, sehingga patut ditiru serta diaplikasikan. (Hermanto/Koran HR)

Optimalkan Penyelenggaraan Pemerintahan, Desa Waringinsari Banjar Rekrut Perangkat Baru

$
0
0
Optimalkan Penyelenggaraan Pemerintahan, Desa Waringinsari Banjar Rekrut Perangkat Baru

Pembentukan panitia penjaringan dan penyaringan perangkat Desa Waringinsari. Photo: Nanang Supendi/HR

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat serta mengoptimalkan penyelenggaraan pemerintah, Desa Waringinsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, kembali melakukan perekrutan perangkat baru.

Saat ini prosesnya baru memasuki pembentukan panitia, sekaligus sosialisasi dihadapan ketua RT/RW dan perwakilan tokoh masyarakat setempat yang dilaksanakan pada hari Sabtu (12/11/2016) lalu.

Kepala Desa Waringinsari, Misbahudin, mengatakan, penjaringan dan penyaringan calon perangkat desa ini merupakan bagian kegiatan bidang penyelenggaraan pemerintahan dari alokasi pencairan bantuan keuangan tahap II tahun 2016.

“Setelah sebelumnya pada pertengahan tahun 2015 merekrut 6 perangkat, dan kembali tahun ini sesuai kebutuhan 3 perangkat baru untuk posisi Staf Urusan Umum dan Perencanaan, Staf Seksi Kesejahteraan dan Unsur Kewilayahan, yakni Kepala Dusun Sukanegara,” terangnya, kepada Koran HR.

Untuk itu, bagi warga masyarakat Desa Waringinsari yang berminat dapat mendaftarkan diri kepada panitia dengan menyerahkan persyaratan yang ditentukan, dan selanjutnya mengikuti seleksi.

“Kami berjanji akan melaksanakan prosesnya dengan transfaran dan tidak melakukan KKN. Hal ini sudah saya ingatkan pula kepada segenap jajaran kepanitian agar melaksanakan aturan sebagaimana mestinya,” tandas Misbahudin.

Ketua Panitia Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa Waringinsari, Rasiman Ediyaman, mengatakan, setelah terbentuk kepanitian ini pihaknya akan langsung bekerja menyusun tahapan kegiatan dan melaporkannya kepada kepala desa.

“Minggu ini atau sampai tanggal 20 November 2016, kita lakukan berbagai bentuk sosialisasi, diantaranya pemasangan pamflet pengumuman di berbagai tempat strategis berkumpul warga, dan juga wawar keliling desa,” katanya.

Kemudian, selama dua minggu terhitung dari 21 November sampai 4 Desember 2016 memasuki tahap penjaringan, yaitu mulai pendaftaran hingga pengumuman calon perangkat. Setelah itu baru memasuki tahap penyaringan pada tanggal 5-16 Desember 2016, diantaranya pelaksanaan berbagai macam seleksi, pengumuman hasil seleksi sampai rekomendasi Camat, dan diakhiri tahapan penetapan perangkat terpilih hingga dilantiknya sekitar akhir Desember.

“Saya akan laksanakan amanah panitia ini dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai melakukan penyelewengan, misal meloloskan calon peserta hingga terpilih karena faktor kedekatan. Aturan kita pegang dan tak akan keluar dari koridor semestinya,” tandas Rasiman.

Khusus untuk perekrutan posisi kepala dusun (kadus), pihak panitia optimis tidak akan menemui kendala. Masyarakat harus diberi pemahaman aturan yang ada, seperti halnya Perdes No.05 Tahun 2016 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa Waringinsari.

“Jadi saya kira warga di sini tak akan menghendaki pemilihan kadus secara langsung. Mereka dimungkinkan mengerti dan calon peminat sendiri tentunya akan menyiapkan dukungan 20 persen KTP dari warga dusun setempat, dan di dalamnya ada keterwakilan dari seluruh RT,” ucap Rasiman.

Sementara itu, Sekretaris Desa Waringinsari, Sulaeman Jazuli, menambahkan, untuk pencairan bantuan keuangan desa tahap II ini sebesar Rp.1,47 miliar yang penggunaannya difokuskan pada bidang penyelenggaraan pemerintahan senilai Rp.557.024.478.

“Jumlah sebanyak itu salah satunya untuk kegiatan perekrutan perangkat 13 juta rupiah, kebutuhan penyelesaian pembangunan kantor desa 473 juta rupiah. Di mana total keseluruhan proyek kantor desa itu sekitar 900 juta rupiah. Jadi, 427 juta rupiah diambil saat pencairan tahap I,” jelas Sulaeman.

Selebihnya anggaran pencairan tahap II digunakan untuk bidang fisik sebesar Rp.480.689,395, bidang pemberdayaan dan pembinaan masyarakat Rp.432.286.127. (Nanks/Koran HR)

Walikota Banjar; Wanita Harus Jadi Pelopor Pembangunan

$
0
0
Walikota Banjar; Wanita Harus Jadi Pelopor Pembangunan

Lomba paduan suara antar instansi se-Kota Banjar dalam rangka memperingati HUT Dharma Wanita Persatuan (DWP) ke-17. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Wanita saat ini harus menjadi pelopor dan penggerak dalam menjalankan program pembangunan Kota Banjar. Tidak hanya sebatas seremonial saja, melainkan wanita harus bisa berperan dalam memajukan daerahnya.

Hal itu ditegaskan Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, pada saat menghadiri kegiatan lomba paduan suara Mars Dharma Wanita Persatuan (DWP) antar instansi se-Kota Banjar, dalam rangka memperingati HUT DWP ke-17 di Graha Banjar Idaman (GBI), Selasa (22/11/2016).

“Bukan karena saya sebagai walikota, tapi kita harus melihat tantangan ke depan seperti apa. Itu yang perlu dipikirkan,” ujarnya.

Menurut Ade Uu, wanita saat ini harus dituntut ikut berpartisipasi dalam pembangunan. Melalui perlombaan seperti ini diharapkan menjadi motivasi kedepannya bagi ibu-ibu Dharma Wanita, bahwa wanita juga mampu sebagai pelopor dan penggerak pembangunan, khususnya di Kota Banjar.

“Mereka sebagai istri pejabat harus bisa ikut berpartisipasi membangun Kota Banjar yang mandiri, sejahtera dan agamis, sesuai visi misi Kota Banjar. Kita sama-sama bangun Banjar kedepan supaya lebih baik lagi dengan adanya dorongan dari Dharma Wanita,” tandasnya. (Hermanto/R3/Koran-HR)

Pemuda Kreatif di Banjar, Buka Bengkel Motor dari Hasil Kerja di Bengkel

$
0
0
Pemuda Kreatif di Banjar, Buka Bengkel Motor dari Hasil Kerja di Bengkel

Deni Nursandi (23), warga Lingkungan Cikadu, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar, tengah melakukan service sepeda motor pelanggan di bengkel miliknya. Photo: Hermanto/HR.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Kebanyakan para remaja di jaman sekarang bergaya urakan bahkan sukanya ugal-ugalan di jalan raya dengan menggunakan kendaraan, baik sepeda motor atau mobil. Padahal, kendaraan yang mereka pakai masih milik orang tuanya.

Namun, gaya urakan seperti itu tak berlaku bagi anak muda yang kreatif dan memiliki kopetensi serta ingin memiliki sebuah usaha mandiri. Terlebih bagi mereka yang bukan berasal dari keluarga kaya, karena mereka berpikir bagaimana memiliki penghasilan tambahan tanpa harus meminta kepada orang tua.

Seperti halnya Deni Nursandi (23), warga Lingkungan Cikadu, Kelurahan Karangpanimbal, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar. Sudah setahun dia mencoba peruntungan dengan membuka sebuah bengkel sepeda motor.

Bermodalkan skill yang dimilikinya, pria kelahiran 26 Januari 1993 ini membuka bengkel sepeda motor di Jalan Siliwangi, tepatnya Lingkungan Cikadu. Saat Koran HR mengunjungi bengkel motornya, Senin (21/11/2016), putra bungsu pasangan Iding dan Neng ini mengaku sejak umur 14 tahun, yakni saat masih duduk di kelas 2 SMP, sudah menyukai otomotif.

Hingga lulus SMP pada tahun 2008, dia memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan terjun langsung ke bengkel membantu saudaranya yang memiliki bengkel motor di wilayah Cipadung-Purwaharja.

“Sejak lulus SMP saya tidak melanjutkan sekolah karena terbentur biaya, hingga akhirnya saya memilih belajar jadi mekanik di bengkel milik saudara. Selain itu, saya ingin membantu orang tua,” tutur Deni.

Kecintaannya terhadap dunia otomotif, terutama sepeda motor, selama 7 tahun dirinya belajar menjadi seorang mekanik di bengkel motor tersebut. Hasil upah dari bengkel dia tabungkan.

Merasa sudah memiliki keahlian dan mahir dalam bidang mekanik, serta dengan modal uang hasil tabungannya, maka pada tahun 2015, Deni membuka bengkel sepeda motor di Jalan Siliwangi dengan nama Sumber Rezeki Motor (SRM).

Pada tahun 2015, saya memberanikan diri untuk membuka usaha sendiri, dan kini sedang saya jalani,” imbuh pria yang kini memiliki tim balap motor SRM Racing Team.

Deni mengakui, saat ini jumlah motor yang datang untuk diservice ke bengkelnya mulai ramai. Dalam menjalankan usahanya, dia dibantu dua orang karyawan yang juga masih temannya.

Dalam sehari, motor yang masuk ke bengkelnya bisa mencapai 8 hingga 12 unit. Menurutnya, mereka rata-rata hanya service ringan saja. Selain service ringan, di bengkel miliknya pun menerima overhoul, modifikasi, airbrush, tune up balap, dan lain-lain.

“Alhamdulillah lumayan ramai, namun mereka yang datang kebanyakan hanya service ringan saja,” ungkapnya.

Ia pun berharap kepada para generasi muda agar bisa mengikuti jejaknya. Bukan hanya di bengkel saja, namun banyak usaha lain dalam menjalankan sebuah bisnis. Karena menurut Deni, kunci utamannya adalah punya tekad, mimpi, dan inovatif serta modal.

“Banyak peluang usaha yang menurut saya pasti mampu dijalankan oleh para kaum muda. Intinya, dalam menjalankan sebuah usaha yang mandiri, hal terpenting adalah kita punya tekad, percaya diri, inovatif dan modal,” pungkasnya. (Hermanto/R3/Koran-HR)

Event Otomotif Kerap Digelar di Langensari Banjar, Homestay Bisa Jadi Peluang Bisnis

$
0
0
Event Otomotif Kerap Digelar di Langensari Banjar, Homestay Bisa Jadi Peluang Bisnis

Photo: Ilustrasi net/Ist.

Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-

Minimnya fasilitas hotel di Kota Banjar membuat para pecinta otomotif yang datang dari luar kota untuk mengikuti event otomotif di Langensari, Kota Banjar, sering merasa bingung karena susah mendapatkan penginapan untuk beristirahat.

Seperti diungkapkan Kuwat Pamudji (38), dari Tim Trail Adventure Banyumas, Jawa Tengah. Dirinya mengaku sudah tiga kali mengikuti event otomotif di Langensari, Kota Banjar. Namun, dia beserta rekan-rejan setimnya kerap kebingungan untuk mencari tempat menginap.

“Sudah tiga kali saya mengikuti event otomotif di sini. Tapi penyakitnya cuma satu, yakni minimnya penginapan untuk kami beristirahat. Meskipun ada, pasti penginapan tersebut sudah penuh dibooking,” tutur Kuwat, kepada Koran HR, melalui ponselnya, Selasa (22/11/2016).

Hal serupa juga dikatakan Iwa Suryana (40), dari salah satu club motor asal Bandung. Menurutnya, event otomotif tahunan di Langensari, Kota Banjar selalu sukses. Namun terkadang beberapa peserta sering mengeluh akibat terbatasnya penginapan.

“Semoga untuk kedepannya di Langensari bisa secepatnya dibangun sebuah hotel, tidak perlu hotel berbintang, hotel kelas melati juga sudah cukup,” kata Iwa.

Mengenai hal ini, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kota Banjar, Evy Firmansyah, mengatakan, event otomotif yang digelar tahunan di Sport Center Langensari, Kota Banjar, bisa menjadi daya tarik wisata tersendiri bagi Kota Banjar.

Selain itu, juga bisa menjadikan suatu keberkahan bagi warga sekitar Langensari. Pasalnya, event tahunan tersebut menjadi ladang usaha bagi masyarakat Langensari, terutama mereka yang bermukim di wilayah sekitar Sport Center.

“Event tahunan itu tentunya bisa menyedot peserta, tamu, wisatawan untuk berpartisipasi. Tentunya bagi peserta apabila ingin berlama-lama di Langensari dipastikan membutuhkan tempat penginapan, dikarenakan fasilitas penginapan di daerah tersebut belum ada,” ujarnya.

Hal itu akan menjadi suatu peluang usaha bagi masyarakat Banjar, khususnya masyarakat Langensari. Menurutnya, masyarakat setempat harus bisa membuat homestay atau penginapan rumah.

“Homestay adalah pemukiman warga sekitar tempat untuk beristirahat, ruangan-ruangannya di tata rapi seperti di hotel-hotel. Dengan konsep homestay bisa menjadi salah satu solusi mengatasi permasalahan penginapan di Langensari. Tentunya dengan kenyamanan pengunjung supaya mereka betah,” kata Evy, yang kini bekerja di Kementerian Sapta Pesona.

Konsep Homestay sendiri pun disetujui oleh Camat Langensari, Asno Sutarno. Selain tamu kegiatan otomotif, menurutnya di Langensari pun ada wisata religi, yakni pada acara Haul di Pesantren Arriyadloh Assanusiyah di Dusun Sinargalih, Blok Pasirlening, RT/RW.4/2, Desa Langensari, atau ziarah ke makam Syeh Sanusi.

“Selain event otomotif, di Langensari pun sering ada tamu yang datang ke Pesantren Arriyadloh Assanusiyah untuk berziarah ke makam Syeh Sanusi. Biasanya mereka yang datang dari luar daerah. Untuk itu, selain homestay, di sana pun perlu adanya rest area atau tempat parkir untuk pengunjung,” kata Asno.

Di tempat terpisah, Wakil Walikota Banjar, drg. H. Darmadji Prawirasetya, juga mengatakan hal yang sama. Menurut dia, dengan adanya homestay dan rest area, maka peluang lainnya pun masih ada, yakni kuliner.

“Kuliner juga menjadi peluang untuk masyarakat membuka catering. Tentu makanannya harus standar hotel, dan konsep homestay menjadi satu alternatif penginapan di Langensari,” kata Darmadji. (Hermanto/R3/Koran-HR)

Viewing all 5240 articles
Browse latest View live