
Kegiatan diskusi public YRBK bersama Kemenag Kota Banjar di SMPN 5 Banjar. Foto: Muhafid/HR
Berita Banjar, (harapanrakyat.com),-
Dalam mengisi bulan suci ramadhan dengan kegiatan literasi, Yayasan Ruang Baca Komunitas (YRBK) Kota Banjar sore tadi menggelar diskusi publik bersama Kementrian Agama Kota Banjar di Aula SMPN 5 Banjar, Sabtu (17/06/2017).
Dalam kesempatan itu, H. Undang Manawar, Kepala Kemenag Banjar, menyampaikan, di bulan ramadhan ini merupakan bulan literasi dalam islam. Sebab, turunnya Al Qur’an yang mana literatur paling hebat diturunkan di bulan suci ini yang biasa disebut dengan Nuzulul Qur’an.
Ia menegaskan, bahwa Al Qur’an adalah literatur paling banyak dibaca di dunia ini. Selain itu, kandungannya juga memiliki berbagai sudut ilmu yang tidak akan habis-habis untuk dipelajari atau dengan kata lain Al Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan.
“Makanya kita harus mempelejarinya melalui berbagai kesempatan, terutama melalui komunitas seperti RBK. Saya sangat tergelitik ada ungkapan kalau Al Qur’an itu turun di Makkah, dihafalkan di Indonesia, namun diterapkan di Jepang. Dari ungkapan tersebut, saya harap kita bisa lebih memaksimalkan Al Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan yang mengantarkan kita menjadi lebih baik, khususnya di Banjar ini,” jelasnya.
Ia menambahkan, masih soal Al Qur’an, kampanye membaca Al Qur’an di Banjar seperti yang dilakukan Pemkot Banjar dengan jargon “One Day One Juz” perlu dilaksanakan agar masyarakat mendapatkan baik keberkahan, pengetahuan maupun kebaikan lainnya dari Al Qur’an.
“Saya harap diskusi kali ini harus lebih diintensifkan dan digelar di berbagai kesempatan. Saya juga mengapresiasi YRBK yang telah berjuang untuk menumbuhkan minat baca dan menulis di Banjar. Satu lagi, kegiatan literasi juga itu sudah sangat jelas dalam Al Qur’an baik dalam Surat Al ‘Alaq maupun Surat Al Qolam yang mana harus dijadikan semangat oleh kita untuk mendapatkan berbagai pengetahuan dan berdampak baik bagi kita,” pungkasnya.
Sementara itu, Sofian Munawar, Pendiri YRBK, mengatakan, kondisi Negara Indonesia masih menempati posisi paling rendah dalah literasi baik di Asia maupun di level global. Karena itu, ia merasa terpacu untuk senantiasa menggelorakan semangat budaya literasi di Kota Banjar dengan segala kemampuan yang ada.
“Makanya sekecil apapun kegiatan budaya literasi harus didorong oleh semua pihak. Saya yakin berbagai persoalan seperti halnya pengangguran, kejahatan, kemiskinan maupun lainnya itu disebabkan karena tidak menganggap penting literasi dalam hidup seseorang. Makanya, saya harap budaya literasi ini bisa juga menjadi basis produksi untuk mengantarkan kita menjadi lebih baik,” tegasnya.
Dari infromasi yang dihimpun HR Online, diskusi publik tersebut dihadiri oleh berbagai kalangan baik guru, siswa, mahasiswa, pegiat litrasi yang ada di Banjar. Kegiatan tersebut juga merupakan salah satu rangkaian YRBK selama bulan ramadhan selain menyambangi puluhan sekolah, pesantren maupun komunitas litrasi yang ada di Banjar dan sekitarnya. (Muhafid/R6/HR-Online)